Bab 47 Perempuan Ini, Dia Mau Ambil Si Adik Bangsawan Mu!
Lagipula datang untuk mencoba baju, bagus juga mencoba berbagai gaya sebelum memilih.
Dan dibandingkan gaya seksi dewasa, menurutnya yang agak pink ini mungkin lebih cocok untuk dirinya.
Staf toko langsung menjelaskan, “Sebenarnya ini juga high-summer, Man cocok untukmu.”
Sheng Youran berjalan ke ruang ganti, diikuti oleh staf toko.
Si Gendut berlari kecil menyusul dengan kaki pendeknya.
Mata bulatnya yang berkilauan dipenuhi sorot mata yang bersemangat.
Wanita ini benar-benar mengerti Jalan Suci, Kakak-kakak Mu harus memilikinya!
"Tunggu, anak-anak tidak boleh masuk." Staf toko segera menghalangi dengan senyum saat melihatnya ingin mengikuti pelanggan ke ruang ganti, "Itu ruang ganti perempuan."
"Aku takut dia tidak bisa memakainya!" Mu Youbai berpura-pura khawatir.
"Kami akan membantu. Anak-anak tunggu ibu-ibu profesionalmu di sini ya?"
Suara staf toko terdengar seperti memohon.
Kebetulan saat itu, Lin Xinchen keluar dari ruang ganti.
Ia mengenakan gaun ungu muda dengan potongan V-neck yang sederhana di depan, namun terbuka lebar di bagian belakang yang terlihat seksi dan menggoda.
"Xiaobai, menurutku yang ini lebih bagus."
Lin Xinchen sibuk mengagumi bayangannya di cermin, tersungging senyum manis di wajahnya.
Hari ini adalah momen sangat menentukan. Jika tidak bisa membuat Mu Yibei berubah pikiran untuk menikahinya, ayah akan menikahkannya dengan orang lain.
Menikah, atau melanjutkan studi ke luar negeri. Kedua pilihan itu sama-sama tidak disukainya.
Tak mendapat jawaban dari Mu Youbai pun tidak apa, lagipula anak kecil tidak mungkin memberi saran yang konstruktif.
Bagaimanapun ini hanya anak-anak, mana mengerti daya tarik seperti apa yang bisa memikat pria dewasa.
"Sudah, ayo kita pergi Xiaobai."
Lin Xinchen menoleh dan menemukan Mu Youbai, si anak nakal ini, tidak sedang duduk bosan main game, melainkan antusias melihat-lihat pakaian di toko. Seorang pelayan yang kesulitan dengan sabar memperkenalkan pakaian satu per satu padanya.
“Yang ini bagus, nanti suruh dia mencobanya.” Mu Youbai menegakkan pinggangnya, tak peduli perut kecilnya yang bulat terlihat, berkata dengan penuh wibawa, “Kalau cocok, aku akan membelikannya untuknya.”
Wanita pertama yang disukai Mu Youbai ini memang pantas mendapat perlakuan istimewa.
Lagipula uang sakunya bisa dipotong untuk ini.
“Xiaobai, kamu mau membelikan hadiah untukku?” Lin Xincen tersenyum manis mendekat, “Game-mu sudah selesai? Sekarang jadi rajin memilih baju untuk ibu-ibu profesional? Tapi Bu Xincen sudah selesai berbelanja, ayo kita pergi?”
Tangan mungil Mu Youbai kembali melambai. Harus diakui, bocah ini memiliki aura pemimpin yang mengatur segalanya, “Ini bukan untukmu, tapi untuk calon istriku nanti.”
Lin Xincen awalnya kesal, tapi kalimat terakhirnya kembali membangkitkan rasa ingin tahunya.
“Xiaobai, ini baju dewasa. Kalau kamu mau memberi hadiah untuk teman sekelasmu, ibu akan bersamamu melihat pakaian anak-anak, ya?”
“Gadis kekanak-kanakan itu tidak menarik minatku.” Jari Mu Youbai menunjuk gaun panjang hijau segar dengan bahan rok seperti awan atau kabut, seolah pemakainya akan berubah menjadi peri hutan, “Ini, suruh dia mencoba juga.”
“Dia?”
“Ibu Xin Chen, aku ingin membeli baju untuk calon istriku, tapi aku tidak bawa uang. Pinjamin dulu ya, nanti Ayahku yang bayar.”
Mu Youbai memalingkan kepala dengan nada berunding, akhirnya menyadari kegunaan ibu beban yang mengikutinya seharian ini - bisa membayarkan belanjaannya.
“Uangmu cukup tidak? Kalau terlalu murahan, takut dia tidak mau menerimaku.”
Lin Xinchen mengerutkan alis sambil menatap wajah tulusnya.
Staf toko segera menjelaskan kejadian tadi padanya.
“Calon istriku sudah keluar, lihat!” Mata Mu Youbai berkilauan penuh kepuasan, “Memang layak jadi calon istriku, yang ini dibeli. Suruh dia coba yang ini lagi.”
Sheng Youran melihat cermin, gaun bergaya putri berwarna pink muda ini terasa terlalu kekanak-kanakan untuk usianya.
Meski memiliki wajah yang tak menunjukkan usia dan jarang berdandan, penampilannya masih seperti remaja di bawah dua puluh.
Namun perasaan tidak cocok yang samar ini membuatnya menolak gaun ini dalam hati.
“Tadi anak kecil itu bilang, baju yang Ibu pakai ini akan dia belikan, lalu minta Ibu mencoba yang ini,” ujar staf toko penuh permintaan maaf, “Jika merasa terganggu, kami akan berkomunikasi lagi.”
Hanya saja, Nona itu tampaknya sama sekali tidak bisa mengontrol si anak kecil.
“Tidak perlu dia yang membelikan, tapi yang ini boleh saya coba.” Sheng Youran mengamati gaun panjang gradien hijau yang baru dibawakan, aura dewinya terpancar kuat dan terlihat cukup bagus.
Ia kembali masuk ke ruang ganti.
Mu Youbai duduk di sofa mewah, pipi kecilnya penuh harap.
Hanya Lin Xinchen di sebelah yang raut wajahnya berubah, kenapa saat dia mencoba baju, anak mati ini bersikap mengelak.
Sekarang dengan orang asing, malah terlihat riang gembira.
"Ibu Xinchen, menurutmu apakah dia akan menyukaiku?" Mu Youbai merasa senang bisa mendapatkan persetujuan dari gadis pujaannya, "Usiaku masih agak muda, jadi ada sedikit rasa inferior. Haruskah lebih bersemangat lagi?"
Lin Xinchen mengelak, "Tentu saja, Xiao Bai yang terhebat, disukai semua orang. Xiao Bai, lebih baik kita pergi dulu."
"Masih mau tidak aku bicara baik tentangmu di depan Paman Yi Bei?" Kalimat Mu Youbai langsung menohok tepat sasaran.
Lin Xinchen menarik napas dalam, memaksakan senyum manis.
Dia pikir bocah kecil ini terus berpura-pura bodoh dengannya.
"Tunggu sebentar lagi!"
Di gerbang utama toko, sebuah mobil lagi berhenti.
Mu Yibei turun dari mobil sport hitam, fitur wajah gantengnya tetap memancarkan kedinginan seperti biasa.
Setelah memberi beberapa instruksi pada Han Qi, langsung masuk ke toko.
"Yi Bei?" Lin Xinchen yang sedang bingung menghadapi anak bandel ini, tak disangka melihat Mu Yibei.
Apakah dia datang untuk menjemput Mu Youbai?
Rupanya membawa anak ini keluar adalah keputusan tepat.
"Yi Bei, ada apa yang membawamu ke sini." Lin Xinchen buru-buru berdiri mendekat, senyum manis kembali menghiasi wajahnya.
Mu Yibei menoleh sekilas, nada datarnya menusuk, "Apa yang kau lakukan di sini?"
“Aku jalan-jalan sama Xiao Bai karena ada jamuan malam hari ini, jadi mampir beli baju dulu baru bareng dia ke sana.” Lin Xinchen memandangnya dengan mata penuh sukacita dan antisipasi, sulit mengalihkan pandangan.
Mu Yibei baru menyadari si Gendut kecil itu juga ada di sini.
Tapi kali ini, Mu Youbai yang biasanya nakal justru terlihat tidak gelisah di toko baju wanita.
Dia dengan serius menunggu di area fitting room.
“Xiao Bai, Paman Yibei datang.” Lin Xinchen buru-buru menyusul sambil menutup mulut terkekeh, “Xiao Bai lagi nunggu calon istrinya selesai ganti baju.”
Mu Yibeu mengerutkan alis, calon istrinya?
Anak ini memang masih kurang sehelai otak.
“Paman Yibei, kamu jemput aku? Cepat bantu aku mikir, aku suka sama seorang perempuan. Lebih baik kasih baju atau ajak makan enak? Pengen ajak makan, tapi apa perlu beliin baju dulu? Aku takut terkesan gegabah meski selera kami mirip.”
