Bab 49 Mu Yi Bei Jangan...
Mu You Bai cepat-cepat menggandeng tangan Sheng Youran, "Kakak, aku mau ikut kalian!"
“Xiao Bai!” Lin Xinchen tidak menyangka, setelah menahan temperamen sepanjang sore mengasuh anak, gadis ini malah membuangnya begitu saja.
Mu Youbai menegakkan dada, bersikap manis kepada Sheng Youran, “Kakak Youran, nama saya Mu Youbai, panggil saja Xiao Bai. Umurku lima tahun, aku Keponakan kecil paman.”
Sheng Youran tersenyum geli melihat bocah ini, mengelus kepalanya, “Baik, Xiao Bai.”
“Guru, syal ini bagaimana?” Manajer toko membawakan syal sutra pilihan terbaik.
Mu Yibe berkata datar, “Selimuti dia.”
Lin Xinchen menggigit gigi dalam diam, semakin kesal melihat kehadiran wanita ini.
“Yibei...” Lin Xinchen menghampiri mereka yang hendak pergi, dengan wajah memelas.
Mu Yibe menoleh sekilas, suaranya dingin, “Anak ini akan kubawa dulu. Urusan keluarga Mu tidak perlu kau campuri.”
Delapan kata terakhir itu mengandung peringatan yang penuh arti.
Lin Xinchen berdiri di tempat, kuku-kukunya mencengkeram telapak tangan sampai perih.
Ia sama sekali tidak merenungkan makna tersirat ucapannya, fokusnya hanya tertuju pada Sheng Youran.
Entah dengan metode apa wanita ini berhasil menggoda Mu Yibe.
“Nona, apakah gaun pesta ini masih mau diambil?”
Lin Xinchen mengepal tangan, mendengus kesal, “Kapan aku bilang tidak mau? Kuping mana yang dengar?”
*
Sheng Youran menggandeng Mu Youbai keluar, memandang mobil sport yang parkir di depan.
"Jelas, mobil hanya punya dua kursi."
Dia menoleh melihat Mu Yibei, tak tahu apa rencananya.
"Kakak Youran bisa nyetir nggak?" Mu Youbai yang sudah dapat keinginannya melangkah riang, "Gak bisa juga gapapa, mobil pamanku meski mahal tapi sudah aman, bisa nabrak sesuka hati. Dia kaya!"
Sheng Youran berpikir, bisa pun dia tak berani menyetir. Kabarnya mobil sport jenis ini kalau lecet sedikit catnya harus impor dari luar negeri.
Mu Yibei melirik dingin ke Mu Youbai, menelepon Han Qi untuk menyuruhnya membawa mobil lain.
"Paman Yibei, yang hitam ini lebih keren." Mu Youbai menunjuk mobil sport hitam, "Sayang kursinya sedikit. Lebih baik kakak Youran yang nyetirku, lalu kamu..."
Kalkulasi dalam hatinya belum selesai ketika Mu Yibei menutup telepon dengan nada datar, "Mimpi."
Mu Youbai kembali memegang tangan Sheng Youran, mendongakkan kepala kecilnya, "Kakak Youran..."
"Panggil tante!" Mu Yibei mengingatkan dengan nada peringatan.
"Ha?" Mata Mu Youbai langsung membelalak, melihat Mu Yibei yang serius lalu menatap Sheng Youran.
Aduh ibu, kenapa takdirku pahit begini.
Susah-susah nemu cewek idaman, malah jadi rival asmara pamanku.
Rival asmara ini terlalu kuat.
"Paman Yibei, pasti kamu bohong!" Si Gendut itu wajahnya hancur seperti baru putus cinta.
“Mu Yibei menyelipkan kedua tangannya ke saku celana, mengangkat matanya yang dalam dan sipit, menatap Sheng Youran. "Kalau aku bohong, tanya saja dia. Istri, bagaimana menurutmu?"”
Sheng Youran melihat sorot mata penuh makna darinya, terpaksa mengangguk. "Dia tidak membohongimu. Aku ini tante-mu, jangan panggil kakak lagi."
Mu Youbai yang masih mencengkeram Sheng Youran merasa hancur lebur. "Kapan kamu menikahi pamanku? Apakah masih lama sekali lagi?"
Kalau masih lama, berarti masih ada harapan.
Pamannya itu temperamennya terlalu buruk, kemampuan gombalnya jauh di bawah dirinya.
Nanti kalau sudah besar, bisa merebutnya diam-diam.
Mu Yibei langsung mematahkan khayalan anak nakal ini. "Sudah menikah. Mu Youbai, kalau masih ganggu dia, kubuat babak belur!"
Han Qi mengemudikan kembali Maybach itu. "Tuan Muda, bukannya Tuan ingin menyetir sendiri bersama Nyonya Muda... Oh, ternyata Tuan Kecil Bai."
Rupanya ada bohlam tambahan, pantas saja Tuan Muda wajahnya masam menyuruhnya balik.
Dia sempat mengira jangan-jangan mobil sport sang tuan bermasalah.
"Tuan Kecil Bai, naiklah!" Han Qi tersenyum ramah membukakan pintu belakang.
Mu Youbai langsung duduk, belum sempat berbalik, pintu sudah ditutup.
Lalu di dalam mobil hanya ada dia sendiri, sendirian!!
"Tante!" Si Gendut menjerit histeris, menempelkan wajah di jendela, sadar diri telah ditipu!
"Bersikap keras kepala jangan dihiraukan, kirim orangnya saja." Mu Yibei berkata dingin pada Han Qi, "Kalau dia ribut, langsung kembalikan ke Kediaman Mu."
Si Gendut yang merengek-rengek itu langsung diam!
Dia sama sekali tidak mau kembali ke Kediaman Mu yang membosankan.
Han Qi segera menyetujui, buru-buru naik ke mobil, lalu mengantar Mu Youbai pergi.
"Kenapa kita tidak ikut Xiao Bai?" Sheng Youran menoleh, melihat pria berkostum setelan jas itu sudah mengeluarkan kunci mobil.
"Mau pergi silahkan sendiri." Mu Yibeu membuka pintu mobil dan masuk ke kursi pengemudi.
Dia melirik mobil Maybach yang bahkan pantatnya sudah tak terlihat. Dia memang ingin ikut, tapi kenapa tidak bilang dari tadi?
"Masih belum naik?" Tiba-tiba dia mengangkat kepala, meliriknya dengan kesal.
Sheng Youran duduk di kursi penumpang, baru saja memasang sabuk pengaman, mobil langsung melesat pergi.
"Hubungan paman-keponakan kalian... kurang akur ya?" Dia membersihkan tenggorokannya, "Tapi menurutku dia lumayan manis sih."
Alis tampan pria itu terangkat, melirik dingin ke arahnya, "Ini ada hubungannya denganmu?"
"Tidak! Maksudku mobil ini jauh lebih keren dari yang itu!" Cepat-cepat dia mengubah topik.
Rupanya dia tidak terlalu suka anak-anak.
Kabarnya di keluarga Mu yang benar-benar memegang kekuasaan, hanya Mu Yibei satu-satunya putra.
Entah nanti keturunannya bakal putus atau tidak...
Mobil berhenti di depan Hotel Imperial, Sheng Youran mendongak melihat bangunan megah yang bergema laksana angin puyuh di bawah senja, wajahnya terpaku.
Ko...kok di sini?
"Inilah Hotel Kekaisaran tempat dulu dia mencari Xie Haojun, tapi salah masuk kamar dan akhirnya berhubungan intim secara keliru dengan Mu Yibei."
Kembali ke sini lagi, suasana hatinya agak rumit.
Tapi tidak aneh jika pesta minum arak Grup Mu diadakan di sini, karena ini adalah hotel terbaik di Asia di bawah naungan Grup Mu.
Sheng Youran melepas sabuk pengaman hendak turun, pandangan sampingnya melihat pria di kursi pengemudi masih duduk tenang di tempat.
Dia mengangkat kepala heran, tiba-tiba terjebak dalam tatapan mata gelapnya yang dalam.
Sorot matanya yang mengkritisi jatuh pada tubuhnya, pupilnya tiba-tiba menyempit, telapak tangan besar dengan gesit meraih ke arah dadanya.
"Mu Yibei, jangan..."
Ucapan belum selesai, dia sudah menarik kerah baju di bagian depan dadanya ke atas dengan gerakan sangat cepat.
Sheng Youran baru menyadari dirinya bereaksi berlebihan, buru-buru berkata dengan wajah memerah, "Terima kasih!"
Dia hanya membantu menarik bajunya, ternyata bukan bermaksud seperti yang dipikirkannya.
"Tapi kamu bisa bilang, aku bisa melakukannya sendiri." Tangannya memegangi dada, merasakan jantungnya berdegup kencang.
Mu Yibei memandang sikap waspada wanita ini yang seolah takut tersentuhnya.
Sorot matanya yang dingin seakan ingin menembus dirinya, mengembang curang, "Oh? Tapi untuk hal seperti ini, aku lebih suka melakukannya sendiri!"
