Bab 64 Jangan lepas yang itu...
Dia gemetar tanpa alasan, menguatkan hati, lalu pura-pura santai berkata, "Apa kamu sibuk? Aku datang di waktu tidak tepat?"
"Ada urusan?" Nada bicaranya merdu, sengaja melihat jam, "Kamu masih punya sembilan menit."
"Tidak perlu selama itu, sebenarnya aku tidak ada urusan. Hanya kebetulan jalan-jalan di sekitar sini, jadi..."
Jadi datang untuk menunjukkan penyesalan, berharap dia bisa cepat hilang marah.
"Pokoknya kalau kamu sibuk, aku langsung pergi. Aku tidak ada urusan penting."
“Sheng Youran merasa ingin mundur di bawah tatapan dinginnya, mungkin kedatangannya ke sini adalah kesalahan.”
Begitu berbalik badan, suara di belakang penuh tekanan intimidatif, “Kemarilah.”
Kedua kakinya seketika terpaku di tempat, tak bisa bergerak sama sekali.
“Mau datang seenaknya pergi semaunya, kau anggap waktu ku seperti apa?”
Setelah dipikir, dia memang sudah menyisihkan sepuluh menit berharganya.
Sheng Youran menarik napas dalam-dalam, lagipula sabuk kulit baru ini cepat atau lambat harus diberikan ke pria moody ini.
Dengan nekad, dia melangkah maju menghadapi tatapannya.
“Ini tadi saya…”
Baru saja mendekat, dia menunduk hendak mengeluarkan kotak hadiah dari tas tangan.
Dari sudut mata melihat bayangan yang tiba-tiba muncul, saat mengangkat kepala tubuhnya sudah terkurung rapat dalam dekapan dadanya.
Pinggangnya terbentur tepi meja kerjanya, bibir direnggut paksa.
Jari-jemari kehilangan tenaga seketika, tas tangan jatuh ke lantai…
“Mu Yibei kau…” Lama baru dilepaskan, wajahnya memerah menatap tajam.
“Kau yang mau.” Tangannya masih bertumpu di meja mengurung tubuhnya, tak memberi jarak untuk kabur, “Sudah kubilang, adil. Yang kuberi kau mau, yang kau mau kuberi takkan kurang.”
“Aku tidak minta ini!”
Mu Yibei mengangkat alis, tenang menjawab, “Tadi kau bilang datang bukan untuk urusan serius, berarti urusan tidak senonoh.”
“……”
“Atau mungkin satu ciuman masih belum cukup?” Tanyanya lagi dengan tenang.
Sheng Youran memiringkan kepala, napasnya meniup wajah dan lehernya, membuatnya merasa sangat panas.
"Beli apa ini." Mu Yibeu menarik kembali pandangannya, saat wajahnya berbalik, beberapa helai senyuman di sorot matanya menghilang sambil menatap tas tangan itu.
Ia mendorongnya sedikit menjauh, jongkok mengeluarkan kotak hadiah dari tas tangan lalu menyodokkannya ke tangannya, "Ini khusus kubeli untukmu."
Raut wajah Mu Yibeu tiba-tiba membeku, sorot matanya tajam seperti pisau.
Tali pinggang lagi.
"Bukan yang kemarin itu." Sheng Youran tahu isi pikirannya, semakin yakin betapa ia memendam masalah ini.
Bodoh sekali dirinya, baru tersadar setelah Keke mengingatkan bahwa kemarahan pria ini memang wajar.
Xie Haojun dan dia bagai langit dan lumpur, memberikan hadiah yang awalnya dibeli Mu Jingxue untuk Xie Haojun, aneh kalau ia mau menerimanya.
"Maafkan kejadian kemarin, aku tahu seharusnya tidak membeli tali pinggang itu. Tapi Mu Jingxue menyebut Keke anjing gila, saat itu aku emosi tidak ingin memenuhi keinginannya. Lagi pula hari itu aku benar-benar tidak tahu kau pulang, terpaksa menggunakan tali pinggang itu sebagai alasan."
Sheng Youran menatap pandangannya yang dingin bak asap, "Yang ini berbeda, aku memilihnya lama sekali tadi, khusus untukmu. Buka dan lihat, kalau tidak suka... buang saja!"
Ia menundukkan sorot mata, ekspresi tetap dingin, akhirnya membuka kotak itu.
Kali ini seleramu jauh lebih baik.
Mu Yibei melihat sekelirik, tiba-tiba bertanya penuh arti, "Orang yang cuma mampu beli arak ratusan yuan, darimana kamu punya uang untuk memberi hadiah semewah ini?"
"Hah?" Sheng Youran memandangnya bingung, "Aku... pakai kartu milikmu..."
Dirinya sendiri jelas tak mampu membeli barang mewah.
Dia melirik sekilas kondisi menyedihkannya, "Ketulusan permintaan maafmu memang luar biasa."
Sialan, sudah tahu dirinya tak mampu beli barang mahal masih pakai sarkasme.
"Anggap saja aku berhutang dulu, nanti pasti kulunasi."
"Hutangmu padaku sudah menumpuk, tak mungkin terlunasi." Mu Yibeu melempar kotak hadiah tali pinggang ke meja, "Kontrak untuk pamanmu sudah ditandatangani, kemampuan Keluarga Ye bangkit kembali tergantung kemampuannya. Sudah kulakukan yang terbaik."
Kontrak memang sudah diberikan, tapi hasil akhirnya bergantung pada Ye Peiying.
"Kamu tidak berhutang pada Keluarga Ye lagi." Sorot matanya menyipit halus, "Jadi sekarang kamu berhutang padaku."
Sheng Youran baru hendak mengucapkan terima kasih sekadar formalitas, tiba-tiba melihatnya mulai melepas tali pinggang, langsung panik.
Saat dia masuk tadi, hanya menutup pintu asal-asalan, sama sekali tidak mengunci.
Bajingan ini, mau apa lagi dia.
"Mu Yibei jangan bertindak sembarangan!" Tangannya yang sedang melepas tali pinggang ditekannya panik, "Aku tahu berhutang padamu, tapi jangan dengan cara seperti ini."
Sorot matanya tiba-tiba menjadi suram, pandangan tertancap pada tangan perempuan itu yang menekan punggung tangannya, posisi yang cukup strategis.
Suara rendahnya bergemuruh, "Lepaskan..."
"Aku tadi tidak mengunci pintu..."
“Aku bilang, lepaskan tanganmu.” Mu Yibeu mengerutkan kening, napasnya ikut terhenti.
Kemudian, suara penuh arti berkata, “Jangan kira karena aku mengizinkanmu memuaskan dirimu, berarti kamu bisa... menyentuhku sembarangan di situasi apapun.”
Sheng Youran nyaris melompat kaget, secepat kilat menarik tangannya dan mengangkat kedua tangan seperti pose menyerah, “Aku cuma mau bilang jangan dilepas, jangan lepas yang itu...”
Kata "celana" belum sempat terucap, desing suara tali pinggang yang dicabutnya sudah terdengar.
Setelah mendengus dingin, ia menatapnya dari ketinggian, “Tidak mau mengganti hadiah yang kamu beli untukku?”
Hm?
Jadi maksudnya begitu?
Sheng Youran menahan jantung yang berdegup kencang, rupanya yang salah paham selama ini adalah dirinya.
Tapi ini bukan sepenuhnya salahnya, trauma psikologis terhadap pria yang tak pernah puas memang masih melekat.
Baru saja bilang dia berhutang padanya, langsung membuka tali pinggang, dikira mau minta dibayar dengan daging...
Ia menunduk, menghindari pandangannya, lalu membuka kotak itu.
Dengan gugup memasang tali pinggang baru untuknya.
Hanya saja area ini sangat sensitif, gerakannya tak bisa terlalu lembut atau kasar. Saat matanya tak sengaja melihat bagian yang tak pantas dilihat, wajahnya langsung memanas seperti terbakar.
“Kalau sudah puas melihat, percepat sedikit gerakanmu.” Mu Yibeu mengawasi ekspresinya, mendesak dengan raut tak puas.
Langsung ia mempercepat gerakan. Saat hendak kabur pontang-panting setelah selesai, sebuah lengan menyelamatkannya kembali, menekan belakang kepalanya, lalu menunduk untuk menciumnya.
……
Sheng Youran akhirnya berhasil kabur saat dia lengah, sambil berlari dia melirik jam.
Katanya, hanya diberi waktu sepuluh menit.
Nyatanya dia menghabiskan tiga kali lipat dari waktu itu.
Tangannya memegangi bibirnya yang sedikit bengkak akibat ciuman, bersiap segera pulang.
"Nyonya Muda." Dua pria berpenampilan pengawal mendekat, berdiri sopan di depan lift. "Silakan kembali ke kantor Tuan Mu."
"Kalian..." Dia menggigit kuat kepalan tangannya.
Bully banget sih!!
"Jangan persulit kami, ini perintah langsung dari Tuan Mu."
Melihat dua pria besar nan sangar di depannya membuat ekspresi memelas, terpaksa dia menunduk dan kembali ke kantor itu di hadapan semua anak buahnya...
