Bab 65 Hal-Hal Tak Terungkap di Kantor
Berlari kabur lalu kembali terlihat tak bergengsi, tapi sepertinya di hadapannya dia memang tak pernah punya harga diri.
Setelah mendorong pintu masuk, mengingat kejadian tadi, diam-diam dia mengunci pintu kantor untuk sedikit rasa aman.
Mu Yibeu hanya menyapinya sekilas, berkata datar, "Tunggu di sofa."
Pria berpenampilan rapi itu telah kembali pada ketenangan dan pengendalian dirinya yang biasa, wajah dinginnya seolah tak menyisakan nafsu sedikitpun.
Sorot mata hitamnya yang dalam beralih ke layar laptop, seolah Sheng Youran yang duduk di sini hanyalah udara tanpa kehadiran, seakan tak ada yang pernah terjadi.
"Dia melirik diam-diam, Mu Yibeu yang sedang serius bekerja langsung berubah kaku, seolah pria yang tadi berbuat tak senonoh di kantor bukan dirinya."
Bunyi keyboard tiba-tiba berhenti, pandangannya langsung beralih.
Sorot mata hitamnya yang dalam tak bertepi, bibir tipisnya mengerut membentuk senyum tipis, "Apa tidak capek mengawasiku dari jauh?"
Sheng Youran segera memalingkan kepala, "Tidak, cepatlah kerjakan."
Setelah beberapa lama, napasnya perlahan mulai teratur.
Duduk di sofa sambil membaca majalah, waktu pun tak terasa berlalu.
Saat terdengar ketukan di pintu kantor, Mu Yibeu baru bersuara datar mempersilakan masuk.
Beberapa saat kemudian, tak ada yang masuk, hanya suara ketukan lemah yang kembali terdengar.
Alisnya berkerut, apa yang dilakukan sekretaris ini, tak dengar perintahnya?
"Aku... aku yang buka!" Sheng Youran menutupi wajah yang memerah sambil bergegas ke pintu.
Baru teringat, saat masuk tadi karena "terlalu hati-hati" dia mengunci pintu.
Siapa sangka Mu Yibeu hanya menyuruhnya menunggu di sofa, bukan melanjutkan aktivitas sebelumnya.
Sekretaris yang masuk terlihat canggung, terus meminta maaf padanya.
Sheng Youran ingin sekali menyelip ke celah tanah!
Meski tak terjadi apa-apa, pasti sang sekretaris mengira mereka mengunci diri untuk melakukan hal tak pantas.
“Urusan penjelasan selesai, sebelum sekretaris keluar pintu, dengan sadar mengunci pintu kembali.
Mu Yibeu menghentikan aktivitas di tangannya, sorot mata gelapnya terkonsentrasi padanya.
Sheng Youran menutupi wajahnya yang memanas dengan kedua tangan sambil menunduk, sangat canggung.
Dari sudut matanya melihat sepasang sepatu kulit mengilap muncul di sampingnya, dia mengangkat kepala tiba-tiba - pria tinggi itu sudah berdiri di sebelahnya.
"Bisa pergi sekarang?" Dia berdiri, tak sabar ingin meninggalkan tempat ini.
Badannya belum sempat tegak, bahunya tiba-tiba ditekan.
Suara melankolis bergema di telinga, "Karena pintu sudah dikunci, tidak melakukan sesuatu akan terlalu merugikan 'kalkulasi kecil' di hatimu."
Tanpa memberi kesempatan menjelaskan, pria itu menekankan satu lutut di sofa mewah, badan atasnya merunduk untuk menciumnya lagi.
Dia sangat menyukai sensasi menciumnya, atau lebih tepatnya, menyukai semua bentuk kontak intim dengannya.
Baik itu ciuman, pelukan, maupun...
Dari pertama kali, kedua kali, hingga belakangan ini semakin sulit melepaskan genggaman.
Dibandingkan dua kali dia kehilangan kesadaran, dia lebih menyukai kondisi sadarnya seperti kemarin malam.
Setelah cukup melakukan bully, barulah dia berdiri merapikan baju, bersiap pulang untuk melanjutkan.
Sheng Youran mengikutinya keluar gerbang kantor sambil terus memegangi wajah...
"Orang Keluarga Ye tidak kusentuh, lihat dirimu sendiri." Masuk ke lift, dia menekan tombol.
"Orang Keluarga Ye?"
"Wanita tadi, dia tidak akan muncul lagi di sini. Untuk hal seperti ini, urus sendiri kedepannya."
Perasaan Sheng Youran terhadap Keluarga Ye sangat kompleks, dia tidak ingin ikut campur.
"Maksudmu, Ye Yunfei?"
"Siapapun itu, jangan lupa identitasmu. Nyonya Mu bukan orang yang bisa di-bully sembarangan, di hadapan siapapun juga."
Ia menganggukkan kepala.
Ye Yunfei adalah anak manja, untungnya konflik terbesar mereka hanya pertengkaran verbal, tidak ada hal yang tak termaafkan.
Jika paman tidak menjemputnya, dia hanyalah anak yatim yang diusir dari Keluarga Sheng.
Sekarang dia sudah menikah, baik dia maupun Li Hui tak bisa berbuat apa-apa. Masalah lalu dihapuskan demi menghargai harga diri paman.
*
Setelah membuktikan orientasi seksualnya melalui tindakan nyata, dan sukses meredakan kemarahan Mu Yibeu dengan seutas tali pinggang, kehidupan Sheng Youran tetap penuh keluhan.
Intinya hanya satu kata, lelah!
Menjadi Nyonya Mu sangat melelahkan!
Rencana mencari pekerjaan baru terus tertunda karena pagi sulit bangun ranjang, sore masih terbaring lemas.
Semua protes tak berpengaruh, pembicaraan baik-baik hanya mendapat sorot mata merendahkan tenaganya.
"Olahraga sehari-hari kurang, latihan lebih sering di gym rumah kalau ada waktu, lama-lama terbiasa."
Saat Sheng Youran menelan obat, teringat kata-katanya yang santai, pil langsung dikunyah hancur.
"Nona muda, waktu makan."
Dia menyimpan kembali botol obat di kedalaman laci, menghela napas pelan.
Itu obat kontrasepsi.
Untuk sementara dia belum berani memberitahu Mu Yibeu.
Sheng Youran kemudian secara khusus mencari kembali kontrak yang tidak dia baca dengan teliti sebelum menandatangani, mencari klausul tentang anak.
Jika dia hamil selama masa pernikahan mereka, hak asuh anak sepenuhnya menjadi miliknya.
Jika ada anak dan dia tidak lagi menjadi Nyonya Mu di kemudian hari, maka anak itu tidak ada hubungannya lagi dengannya - dia sama sekali tidak punya peluang menang.
Selama Mu Yibeu tidak memaksa tuntutan agar dia harus melahirkan ahli waris untuknya, dia akan terus diam-diam mengonsumsi obat kontrasepsi jangka panjang.
“Braak, braak, braak...”
Pelayan mendengar suara ketukan pintu. Saat membuka, terlihat bocah gendut berbaju overall SpongeBob SquarePants dengan tas kecil bergambar Patrick Star.
“Xiao Bai Shaoye?”
Kepala bulat seperti bakpao itu mengangkat wajah lesu, “Aku mencari Tante Youran.”
“Xiao Bai, cepat masuk.”
Sheng Youran segera mempersilakannya masuk.
Dia sangat menyukai bocah gendut ini, sudah beberapa hari tidak bertemu.
Beberapa hari sebelumnya dia pernah bertanya pada Mu Yibeu: Jika orang tua Mu Youbai masih belum punya waktu mengasuh, dia bisa membantu menjaga.
Tapi jawaban yang diterimanya jelas: Pria itu menganggapnya ikut campur.
Memang hubungan Mu Yibeu dengan keponakannya ini tidak harmonis.
“Pamanku ada?” Mu Youbai pertama kali melongok ke dalam villa.
Sheng Youran tertawa geli, “Tidak.”
Mu Youbai menghela napas lega, langsung menjatuhkan pantatnya di sofa mewah, panggilannya langsung berubah: “Kakak Youran, aku sangat merindukanmu!”
“Bantu dia menurunkan tas sekolah,” Si Gendut melihat tasnya lagi merasa sedih sampai mati.
Menunjuk tas dan bajunya sendiri, berkata putus asa, “Lihat, ini Ibu belikan untukku. Dia maksa menghiasiku seperti ini, kalau dilihat teman sekelas pasti aku ditertawakan sampai mati.”
“Tidak suka SpongeBob? Lalu kamu ingin berpenampilan seperti apa?” Dia tertawa geli.
Mu Youbai berpikir lama, sosok panutan yang muncul di otaknya justru...
Bibir kecilnya merengut, “Aku ingin berpakaian seperti Paman Yi Bei, apakah lebih tampan?”
Sheng Youran sudut mulutnya berkedut, “Tidak, kamu lebih tampan.”
Mu Youbai lega mendengar perkataannya, lalu segera membuka tas kecilnya, “Oh iya Kakak Youran, aku datang membawa misi. Ada sesuatu untukmu!”
