Bab 85 Si hina yang diusir dari keluarga Sheng
Sheng Youran menggigit bibirnya, melangkah keluar dengan tenang.
Dua wanita paruh baya itu canggung, saling melirik lama, khawatir berapa banyak ucapan tadi yang didengarnya. Apakah dia sadar mereka membicarakannya?
Ingin menjelaskan, takut malah semakin ketahuan. Tidak menjelaskan, tidak tahu berapa banyak yang didengar lawan.
Setelah bimbang, salah seorang memaksakan diri hendak berbicara.
“Kalian tunggu dulu, aku ingat ada barang yang belum diambil.” Sheng Youran menunjuk ke arah kantor sambil melihat ekspresi canggung mereka.
Keduanya hanya bisa memandanginya pergi menuju arah kantor ketua.
“Jangan-jangan dia mau melaporkan kita!”
“Pasti karena dengar omongan tadi, dia mau ngadu! Habis, nasib kita bakal sama seperti Li Lu!”
Keduanya gelisah seperti semut di atas wajan panas, menyesali ucapan mereka yang sembarangan tadi.
Tak lama kemudian, melalui dinding kaca terlihat Sheng Youran keluar dari kantor lalu kembali ke meja kerjanya untuk merapikan barang-barang.
“Ayo kita minta maaf.” Perempuan berambut keriting besar itu memasang wajah masam, pekerjaan ini hilang.
Dengan perasaan was-was, mereka mendekati meja Sheng Youran. Terlihat dia sedang memasukkan barang-barangnya satu per satu ke dalam tas, entah mengapa.
“Xiao Sheng, tadi kami...”
Setelah selesai berkemas, Sheng Youran berbalik dan tersenyum tipis, “Terima kasih atas bimbingan Senior selama ini.”
“Apa?!” Tak ada yang menyangka dia akan berkata seperti itu.
Apakah ini berarti mereka benar-benar akan dipecat?
“Aku permisi dulu. Semoga Senior bisa bekerja dengan tenang di sini.” Dengan tas di tangan, dia mengangguk pada mereka dan pergi meninggalkan kantor terjemahan.
Dua pria paruh baya itu segera mencari informasi setelah melihatnya pergi, baru tahu bahwa Sheng Youran ternyata mengundurkan diri.
“Kenapa dia yang resign? Bukannya kami yang dipecat?”
“Apakah dia bukan tipe orang balas dendam yang disebut Li Lu? Apakah kita salah paham?”
Gagasan untuk mengundurkan diri sudah muncul sejak ketua mengetahui hubungannya dengan Mu Yibeu.
Karena toh akhirnya akan mengundurkan diri, tak perlu berlama-lama lagi.
……
“Ibu, mana yang lebih bagus?” Ye Yunfei berdiri di depan cermin mengenakan gaun putih mewah, sambil memegang gaun lain di tangannya.
Ia memandangi bayangannya di cermin dengan puas.
Selama ini dia tidak diam saja, baru saja disuntik jarum pelangsing wajah dan melakukan beberapa operasi kecantikan minor. Menurutnya penampilannya sudah sempurna, terutama tidak mungkin kalah dari Sheng Youran si bajingan penghianat itu.
Dia yakin, pria mana pun akan sulit menahan diri melihat penampilannya sekarang.
Karena itu dia harus memilih gaun yang pantas untuknya, lalu membuat kesan mendalam bagi Mu Yibeu.
“Putriku cantik, pakai yang mana pun pasti bagus.” Li Hui tersenyum bangga memandangi putrinya di cermin.
“Benar Nona, dengan kecantikanmu, semua gaun pasti cocok.” Pramuniaga tentu saja terus memuji.
Ye Yunfei tersenyum tak bisa menyembunyikan rasa percaya dirinya yang bertambah.
Kedinginan Mu Yibeu padanya pasti karena kesan pertama yang buruk saat pertemuan pertama mereka.
Ini semua salah Sheng Youran!
Waktu itu di rumah dia tidak berdandan, hanya pakai piyama, mana tahu Mu Yibeu akan datang?
"Sheng Youran memilih timing ini untuk membuat Mu Yibeu datang ke rumahnya, pasti ingin menunjukkan penampilannya tanpa dandan!"
"Si bajingan ini benar-benar licik!"
"Ibu, menurutmu baju mana yang lebih disukai Kakak Mu?"
Li Hui mengangkat alisnya, terkejut sejenak, "Kamu yakin? Terakhir kali kamu dilarang masuk gedung Mu Group, kan tidak sengaja menyakitinya? Putriku, Ibu tahu kamu tidak rela. Ibu juga tidak rela. Tapi kamu tidak boleh mengambil risiko lagi. Kejadian masuk daftar hitam Mu Group kemarin membuat Ayahmu hampir mati ketakutan. Dia khawatir kamu melakukan sesuatu yang mengganggu Mu Yibeu, sehingga kontrak yang sudah kita tunggu-tunggu bisa batal."
Ye Yunfei membuat suara "hmph", "Yang lalu biarlah berlalu! Itu semua karena campur tangan Sheng Youran! Apakah aku lebih buruk darinya? Asal Sheng Youran hilang, pasti Kakak Mu akan melihatku. Dia cuma sampah yang diusir keluarga Sheng. Akulah putri tertua sejati. Dia berani bandingkan diri denganku?"
"Hilangkan Sheng Youran?"
Ye Yunfei mengatupkan bibirnya, tidak menjelaskan lebih lanjut, hanya bergumam samar, "Pokoknya, aku tidak boleh menyerah. Pernikahan Mu Jingxue kali ini adalah kesempatan emas. Saat itu pasti Kakak Mu akan memperhatikanku. Bukankah Mu Jingxue sudah bilang, Ibu lupa? Dia bilang Kakak Mu menikahi si bajingan kecil itu karena butuh menikah secepatnya, dan kebetulan saat itu si gadis itu menggoda dia."
Li Hui mendengus dingin. Saat mengetahui hal itu, giginya gemeretak menahan amarah.
“Selama bertahun-tahun keponakan perempuan ini terlihat patuh dan berperilaku baik, tapi tak disangka dia memiliki kecerdikan sedalam ini.”
Ye Yunfei memandangi bayangannya di cermin, sudut mulutnya perlahan melengkung membentuk senyuman.
“Yun Fei, kau terlihat sangat yakin?” Li Hui memandanginya dengan curiga.
Belakangan ini Ye Yunfei terlalu percaya diri, seolah ada alasan lain di baliknya.
“Intinya ibu tak perlu khawatir, yang menjadi hakku pasti akan kurebut kembali! Saat itu tiba, yang menjadi Nyonya Muda keluarga Mu pasti tetap aku.”
Mengingat beberapa hal, senyumnya semakin lebar. Dengan angkuh dia berkata pada pelayan toko, “Ketiga baju ini semuanya kubeli!”
“Membeli sebanyak ini!” Li Hui terkejut.
Memang, demi membuat putrinya tampil mencolok, dia rela mengeluarkan banyak uang untuk membeli gaun ratusan juta rupiah ini. Meski krisis keluarga mereka belum berlalu dan kondisi keuangan sedang sulit.
Meski Mu Yibei sudah menikah, pasti masih banyak tuan kaya yang hadir di pesta pernikahan keluarga Mu. Karena itu dia harus tampil istimewa!
Tapi membeli tiga sekaligus sama sekali tidak perlu.
Jika ayahnya tahu mereka menghamburkan uang di saat seperti ini, pasti akan dimarahi habis-habisan.
“Ibu, jangan lupa pernikahannya di kapal pesiar. Malam hari kita tidak akan pulang. Masak besok pagi aku pakai baju yang sama? Belum lagi kalau ada sesuatu yang tidak diinginkan dan perlu ganti baju? Ibu tidak percaya kalau perjalanan ini pasti akan membawa hasil?”
Perkataan Ye Yunfei ini tepat sasaran. Li Hui langsung mengangguk setuju.
"Benar, kalau kesempatan ini tidak dimanfaatkan dengan baik, masih adakah kesempatan lain?"
"Terutama karena kali ini memanfaatkan hubungan kekerabatan dengan keluarga Mu, pasti tidak ada yang berani meremehkan keluarga Ye."
"Putra juga baru kembali ke negeri, sebaiknya sekalian berkenalan dengan pejabat berpengaruh di dunia bisnis Kota Suci."
……
"Pria yang duduk di kursi kulit di ruang studi, mengenakan jubah tidur berbahan mewah dengan santai."
"Rambutnya masih agak basah, jelas baru saja keluar dari kamar mandi."
"Setelah selesai memeriksa file di laptop, menerima telepon, 'Sudah siap?'"
"'Kakak Mu tenang saja, semuanya sudah siap. Hanya... apakah yakin mau memperlakukan Nona Jingxue seperti ini...'"
"Wajah dingin Mu Yibeu terlihat semakin menusuk."
"Saat dia beraksi terhadap Sheng Youran, tidak terlihat ada keraguan sama sekali."
