Bab 117: Benar-benar tak keberatan dijebak?
Di dalam Kediaman Ye, semua normal seperti biasa.
Sudah sehari berlalu, Ye Yunfei belum melihat kabar tentang Sheng Youran muncul di media.
Dia menelepon berkali-kali, bahkan ke akun WeChat yang memberikan info itu, tapi hasilnya mengecewakan.
Jelas hal ini ditekan, bahkan Xie Haojun ikut beruntung, foto mesum penginapan di hotel itu sudah dihapus bersih.
Semua rencananya, termasuk hio pemikat mahal dari Thailand, sia-sia belaka.
Satu-satunya keberuntungan adalah kejadian ini tidak menjadikan dirinya sendiri sebagai korban sampingan.
"Tapi Ye Yunfei semakin memikirkannya, bahkan jika dia tidak berhasil memotret Sheng Youran, tidak bisa menyebut namanya, setidaknya dia berpikir bisa meninggalkan sedikit petunjuk agar keluarga Mu menebak-nebak siapa yang terlibat hubungan gelap dengan Xie Haojun."
"Siapa yang menekan berita ini? Apakah Mu Yibei benar-benar tidak keberatan memakai tanduk hijau?"
DIA TIDAK percaya!
"Yun Fei, kamu masih ingat Tuan Chang yang terus bertanya tentangmu di kapal pesiar waktu itu?" Li Hui baru saja menutup telepon dengan seorang nyonya, lalu menghampirinya, "Kudengar tanah yang dibeli keluarganya awal tahun ini nilainya melonjak karena perencanaan pemerintah."
Sudut mulut Ye Yunfei terseret, "Dia? Tidak mau!!"
Jika dirinya yang dulu, mungkin akan merasa ini cukup baik.
Latar belakang keluarga meski bukan yang terbaik, tetap termasuk kelas satu. Masih muda, anak tunggal keluarga, wajahnya juga tidak jelek.
Tapi sejak bertemu Mu Yibei, pria seperti ini baginya hanyalah seperti semut.
Sama sekali tidak pantas disebut keluarga elite!
Mengapa Sheng Youran bisa menikahi Mu Yibei, sementara dirinya hanya pantas mendapat pria seperti ini?
"Kamu masih belum menyerah pada Kakak Mu?" Li Hui juga mulai menunjukkan wajah masam.
Seandainya bisa, dia pun ingin putrinya masuk keluarga Mu. Tapi sementara ini kesempatan itu belum ada!
Tuan Chang bisa dijadikan cadangan dulu, nanti kalau ada yang lebih baik tinggal dilepaskan.
"Kakak-kakak."
Gerbang villa terbuka terdorong.
Ye Yunting masuk dengan raut wajah datar. Begitu melihatnya, Ye Yunfei langsung ingin bersembunyi.
"Apa hubunganmu dengan Xiao Qian?" Orang yang dikira akan langsung naik ke lantai atas itu tiba-tiba berhenti di sampingnya.
Pertanyaan ini membuat reaksi Li Hui bahkan lebih heboh daripada Ye Yunfei, "Yunting, apa... maksudmu ini? Xiao Qian siapa? Dari mana kau dengar omong kosong itu?"
Ye Yunfei panik, "Kakak, apa yang kau bicarakan..."
Ye Yunting melirik ke arah ibunya sendiri, lalu memfokuskan pandangan pada Ye Yunfei, "Aku sedang bertanya pada Yunfei."
Li Hui langsung menoleh tajam ke arah Ye Yunfei, "Kau? Kapan kau..."
Kapan dia bisa punya kontak pribadi dengan Xiao Qian?!
"Apa salahku?!" Ye Yunfei dipojokkan, "Kakak, aku justru ingin bertanya padamu. Waktu itu Mu Yibei sama sekali tidak kembali, mengapa kau harus menolong Sheng Youran? Wartawan sudah datang, tidak bisakah kau tunggu sampai mereka memotret sebelum membawanya keluar? Kurasa kau bukan takut membebani keluarga Ye, tapi sedang melindungi perempuan itu!"
Ye Yunfei memandang mereka dengan ekspresi dingin, menangkis tuduhan perlindungan terhadap Sheng Youran dengan balik bertanya, "Setelah itu Joe Shaojing menggeledah seluruh kompleks hiburan, akhirnya Sheng Youran dibawa pergi oleh Mu Yibei. Sekarang Golden Splendor sudah disegel, jika terlambat selangkah, menurutmu apakah kau masih bisa kabur?"
Wajah Ye Yunfei langsung pucat pasi, "Disegel..."
Li Hui memandangi wanita bandel itu dengan kesal, sudah dilarang untuk tidak mengusik Sheng Youran sementara waktu, tapi tetap tidak didengarkan!
"Yun Ting, sebenarnya..." Raut wajah Li Hui terlihat sangat muram, "Sekarang ini sebenarnya..."
"Urus sendiri saja." Ye Yunting melirik kedua orang ini, terutama sang ibu yang bereaksi berlebihan, lalu meninggalkan satu kalimat sebelum naik ke lantai atas.
"Hiks, Bu, aku tidak sengaja!"
"Kenapa kau tidak mau mendengarkan nasihat ibumu, sampai-sampai tempatmu disita..."
……
Setelah meminum ramuan tradisional Tiongkok selama seminggu penuh, Sheng Youran bahkan mulai curiga apakah berat badannya bertambah.
Dengan sengaja menemui Hua Bao untuk memastikan apakah dirinya benar-benar sakit, baru bisa tenang setelah mendapat jawaban darinya.
Mu Yibei tidak salah, obat itu memang untuk mengkondisikan tubuh.
Siksaan dua kali sehari meminum ramuan tradisional itu, entah kapan akan berakhir.
Saat ini adalah awal musim gugur, cuaca yang terus-menerus mendung dan hujan rintik-rintik.
Di akhir pekan dia tidak tinggal di rumah. Mu Yibei pagi-pagi sudah pergi rapat ke perusahaan seolah ada urusan mendesak, sehingga dia pun segera menyusul keluar.
Tidak memanggil sopir, hanya menyewa taksi di pinggir jalan, menuju area pemakaman.
Rinai hujan yang halus membentuk tirai basah. Dengan jaket hitam gelap dan payung yang dipegangnya, langkahnya berjalan menuju arah makam ganda di area pemakaman.
Di depan nisan, seorang pria dengan payung hitam meletakkan buket krisan emas di hadapan batu nisan.
Langkah Sheng Youran tiba-tiba terhenti, matanya terbelalak kaget memandangi siluet itu.
“Ye Yunting meletakkan bunga dan bersiap pergi, berbalik melihat matanya yang membelalak memandangnya dengan takjub, lalu menjelaskan, 'Hari ini adalah hari peringatan adik perempuan, tapi Ayah sedang sibuk, atas permintaannya aku datang mewakilinya.'”
Ia mengangguk lesu, ekspresi terkejut di matanya belum juga berkurang.
Tahun-tahun sebelumnya, hanya dia dan paman yang datang membersihkan makam. Entah mengapa tahun ini dia memutuskan datang sendirian.
Tapi bertemu Ye Yunting sama sekali di luar perkiraan. Mungkin karena selama enam tahun ini dia tak pernah pulang, alam bawah sadarnya menganggap hal ini tak ada hubungannya dengannya.
“Aku tahu, paman sedang sangat sibuk akhir-akhir ini,” dia mengangguk.
Ye Yunting juga tak banyak bicara. Saat melewatinya sambil memegang payung, tiba-tiba dia berhenti, “Kau baik-baik saja hari itu?”
“Hari itu?”
“Hari di Golden Palace itu.” Suara Ye Yunting terus terdengar di tengah gesekan rintik hujan, “Ada urusan mendadak, sampai harus meninggalkanmu di kamar. Orang itu... akhirnya tidak menemukanmu, kan?”
Sheng Youran tertegun. Bukankah hari itu dia mabuk lalu menelepon Mu Yibei, yang kemudian datang menjemputnya?
“Aku... waktu itu mungkin terlalu mabuk. Siapa orang yang kau maksud? Kenapa kau meninggalkanku di kamar?”
Ye Yunting meliriknya, menyadari dia benar-benar tak tahu apa-apa.
“Kumohon katakan, aku benar-benar tidak ingat apa yang terjadi hari itu.” Sheng Youran mengira dia enggan melanjutkan karena alasan tertentu, atau karena menyadari ketidaktahuannya.
“Aku menemukanmu di kamar Xie Haojun, sesederhana itu.” Ye Yunting mulai berbicara, “Saat itu kamu terkena obat bius. Setelah menaruhmu di kamar lain, aku ada urusan jadi pergi. Sudah kuperintahkan pelayan untuk memberitahu lokasimu hanya pada orang tertentu yang datang mencarimu.”
Dia terkena obat bius di kamar Xie Haojun?!
Informasi ini sulit diterimanya seketika.
Mengapa Mu Yibeu tidak memberitahunya apa pun? Atau mungkin Mu Yibeu sama sekali tidak tahu tentang insiden dengan Xie Haojun ini sebelum menemukannya.
Jika dia tahu, tidak bisa dibayangkan apa yang akan terjadi.
Dia yang memiliki rasa balas dendam sekuat ini, sama sekali tidak bisa menerima pengkhianatan istrinya sendiri.
Sekalipun itu istri kontrak.
“Uh, Xie...” Saat hendak mengucapkan terima kasih, Ye Yunting sudah menjauh sambil memegang payung.
Sheng Youran menarik napas lega, memandang punggung itu dengan perasaan ambigu.
Tapi bagaimanapun, setidaknya ada satu orang di keluarga Ye yang masih memiliki nilai-nilai moral yang normal, berbeda dengan Li Hui dan Ye Yunfei.
Orang tua kandungnya dimakamkan bersama setelah kecelakaan itu, proses pemakamannya diurus paman.
Kemudian dia pernah dibawa kembali ke keluarga Sheng untuk beberapa waktu, tapi tidak bertahan lama, diusir...
Sheng Youran berbicara banyak di depan makam orang tuanya, melihat waktu sudah hampir habis baru bersiap pergi.
Saat hendak meninggalkan area pemakaman, hujan sudah reda.
“Nanti apa yang harus kubeli untuk Paman? Bu juga, tapi dulu Bu tidak terlalu menyukaiku, aku tidak tahu apakah dia akan...”
“Youran?”
Sheng Youran sedang berjalan dengan menunduk ketika mendengar suara perempuan lembut dan manis berbicara, lalu terpotong oleh suara yang agak familiar.
Mengangkat kepala, dia melihat seorang pria berbaju jaket abu-abu memandangnya dengan senyum penuh kejutan.
Dia juga hampir tak bisa berkata-kata karena terkejut, "Kakak Yuchen?"
Di samping pria itu berdiri seorang wanita kurus tinggi yang mengenakan masker.
Wajah wanita itu hanya memperlihatkan sepasang mata yang indah dan menggoda, meski hanya terlihat sedikit, tetap terlihat sebagai perempuan yang sangat cantik.
Sepasang mata itu menyapu tubuhnya dengan tatapan penasaran.
"Yuchen, dia siapa?"
"Adikku Youran, pernah kuceritakan padamu." Mo Yuchen tertawa ringan, maju dan memeluk Sheng Youran sambil menepuk punggungnya sebelum melepaskan, "Tadi sempat berpikir, hari ini Hari Peringatan Paman Kedua Sheng, mungkin akan bertemu kamu."
"Kak Yuchen, kamu sengaja datang menjenguk orangtuaku?" Mata Sheng Youran mulai berkaca-kaca.
Mo Yuchen sebenarnya adalah sepupunya.
Ayahnya sudah lama meninggalkan Keluarga Sheng, sejak lahir dia tak pernah melihat anggota keluarga Sheng kecuali ibu Mo Yuchen, yaitu bibinya.
Dia hanya tahu bibi ini adalah orang yang dipinggirkan Keluarga Sheng, membawa Mo Yuchen mengembara sendirian. Ayahnya pernah membantu mereka, mungkin ini satu-satunya anggota Keluarga Sheng yang dekat dengan keluarga mereka.
Mungkin karena kebaikan kecil di masa lalu, sejak kecil Mo Yuchen selalu sangat baik padanya. Baginya ini tak berbeda dengan kakak kandungnya sendiri.
Hanya setelah bibinya membawanya berimigrasi, mereka jarang bertemu.
Pertemuan terakhir masih di pemakaman orang tuanya.
Mo Yuchen mengangguk, "Pergi!! Kita jenguk orang tuamu, makan bersama."
Wanita di sampingnya raut wajahnya berubah, "Yuchen, tapi kita sore ini..."
"Tak apa, tidak perlu buru-buru." Mo Yuchen tidak menaruh perhatian pada hal itu, masih bersemangat menanyakan kabar Sheng Youran selama bertahun-tahun ini.
……
Di kantor direktur, Mu Yibei baru saja keluar dari ruang rapat, ekspresinya tak terbaca.
Han Qi ragu sebentar, "Nyonya khawatir keputusan Tuan ini, apakah akan mempengaruhi..."
"Sedikit saham saja, Ayah ingin memberinya ya berikan saja." Dengan dingin ia menyalakan sebatang rokok.
"Nyonya sampai nyaris sakit, langsung memesan tiket pesawat untuk kembali ke Prancis. Tuan hari ini ingin mengadakan jamuan keluarga pengakuan anak ini, katanya orang itu akan membawa istri barunya pulang, apakah Kakak akan pergi?"
"Pergi." Jawabnya santai, tak peduli dengan semua ini.
Secara refleks mengeluarkan ponsel dan memeriksanya, menemukan sebuah nama di kontak: Sheng Youran.
Han Qi mengangguk, "Baik, saya akan mengatur."
Minggu depan, seluruh karyawan Grup Mu akan tahu, keluarga Mu memiliki direktur muda baru bernama Mo Yuchen - tidak, Mu Yuchen.
