Bab 121: Kau Suka Menyalakan Lampu?
Dari tiga area pemakaman di Kota Suci, orang tua Sheng Youran dikuburkan di area timur.
Sheng Youran tidak menyangka Mu Yibei akan secara khusus membawanya kembali ke sini, perasaan tak terungkap di hatinya terasa hangat.
Dia tidak banyak bicara, dalam diam meletakkan bunga yang dibelinya.
Saat menoleh, matanya yang jernih dan terang memandangnya seolah beriakkan gelombang kristal.
Dalam kelamnya malam, bibirnya tanpa sadar melengkung membentuk senyuman.
Dengan lengan panjang yang meraih, wanita itu langsung dipeluk ke dalam dada, lalu ia menunduk dan menciumnya.
"Mu Yibei!" Sheng Youran yang pinggangnya diremas erat tak bisa bergerak, menempel di dadanya, geram namun geli. "Lepaskan aku, jangan macam-macam!"
"Macam-macam?"
"Ngapain kau tiba-tiba menciumku!" Katanya gagap. "Kau... ini tengah malam di antara kuburan, kau..."
Baru saja agak tersentuh karena ia mau menemaninya ziarah ke makam orang tua, jangan-jahan bejat ini punya fetish aneh?
"Apa salahnya menciummu?" Mu Yibei menyeringai tak acuh, sama sekali tak merasa tindakannya di tempat ini tak pantas.
Istri sendiri mana perlu izin untuk dicium, lagipula tak ada orang sekitar.
"Tapi... ini area pemakaman! Gelap gulita..."
Ia memandangnya datar. "Kalau gitu, kau lebih suka lampu menyala?"
"......" Sheng Youran melotot, menyadari pria ini sama sekali tak paham poin utamanya!
"Pulang dan nyalakan lampu saja!" Mu Yibei tersenyum sinis, menariknya paksa keluar.
……
Senin pagi, raut wajah Sheng Youran di kantor penuh uring-uringan.
"Youran, kamu baik-baik saja? Siapa yang mengganggumu sejak pagi?" Yan Yan, rekan kerja di meja sebelahnya—gadis periang berambut pendek satu-satunya sesama lulusan baru—bertanya.
Di markas besar Grup Mu yang biasanya tak menerima lulusan baru, dua 'bayi kantor' ini secara alami akrab.
Kemampuan profesional Yan Yan jauh di atasnya, siswa berprestasi di bidang yang relevan. Meski begitu, masuk ke perusahaan pun masih mengandalkan sedikit hubungan, sesekali memberi petunjuk tentang hal-hal yang tidak dipahaminya.
"Tidak ada yang menggangguku." Sheng Youran menatap laptop dengan alis masih berkerut.
Yan Yan tertawa, duduk di sebelah sambil memegang cangkir teh, berbisik pelan, "Ekspresi 'jangan ganggu aku' sudah tertulis jelas di wajahmu."
"Ini namanya morning qi!" gumamnya kesal.
Besok hari Senin, yang kau tunda-tunda adalah waktu tidurmu.
Jelas-jelas yang ditunda adalah waktu untuk... itu.
Saat harus ke kantor bersama Bos besar, masalah terbesar adalah tidak bisa bermalas-malasan.
Dia pasti akan membangunkannya, lalu terpaksa datang lebih awal ke departemen terjemahan setiap hari, menjadi magang paling rajin.
Yan Yan tertawa terbahak-bahak, dengan sorot mata penuh iri, "Pacarmu manis sekali, rela mengantarmu kerja sampai tidak boleh tidur lagi. Ini demi mengantarmu atau demi dirinya sendiri ya?"
Manis?
Bagaimana mungkin kata itu cocok disematkan pada Mu Yibei?
"Tapi Youran, beberapa kali ketemu, aku tidak lihat pacarmu." Rekan kerja wanita Anne di kejauhan sudah bersiap istirahat siang, tersenyum mendengar percakapan mereka, "Setiap kali hanya lihatmu berjalan sendirian ke kantor."
Sheng Youran memeluk gelas air, "Dia tidak searah. Biasanya aku turun lebih dulu agar dia tidak perlu muter-muter."
Anne memegangi mulut sambil tertawa, tapi tak ada sedikit pun kepercayaan di matanya, "Benarkah? Kirain pacarmu lebih perhatian. Kalau sudah mengantarmu dengan mobil, masa tidak mau mengantar sedikit lagi."
Perempuan itu pergi sambil tertawa. Yan Yan menoleh, melihatnya menghilang dengan gemulai, berdecak sambil berkata, "Ngapain dia ikut campur! Ayo, Youran, kita makan."
Sheng Youran menatap deretan huruf asing yang berjejalan di layar laptop, "Kamu saja dulu. Aku terlalu mengantuk pagi tadi, tinggal sedikit lagi, nanti aku menyusul."
"Baik, aku akan ambil tempat dulu, menunggumu."
Ia mengusap matanya, mengetik selama sepuluh menit terakhir, lalu mematikan laptop dan bergegas ke kantin.
Kantin karyawan Grup Mu tidak berada di dalam gedung utama, melainkan di satu bangunan terpisah di dalam kompleks.
Saat keluar dari lift, sebelum mencapai gerbang, sepasang kaki panjang melangkah masuk melalui pintu putar.
"Kakak sepupu Yunting." Sheng Youran menyapa duluan. Kehadiran Ye Yunting di sini sangat mengejutkan.
Ye Yunting menaikkan alisnya, berhenti melangkah. Wajah tampannya menunjukkan sedikit keheranan, "Kamu kerja di sini?"
"Iya, aku di divisi penerjemahan." Jawabnya, lalu buru-buru menjelaskan, "Tapi orang-orang di sini tidak tahu... tidak tahu tentang..."
"Hm." Ye Yunting menghentikan gumamannya dengan sapaan singkat, tidak membiarkannya menyelesaikan penjelasan tentang identitas tersebut.
"Ngomong-ngomong, kenapa Kakak di sini?" Tanyanya penasaran, "Apa proyek kerja sama Shengye Group dengan Grup Mu sekarang di bawah tanggung jawab Kakak?"
Ye Yunting menggerakkan bibir tipisnya, "Proyek ini dihentikan, mari bahas penanganan pascanya."
"Dihentikan?" Dia tak bisa menahan kaget.
Mata Ye Yunting menatapnya dalam-dalam, "Sudah kubilang, ini urusan Keluarga Ye, tak perlu barang yang didapat dengan pengorbanan orang lain."
Sheng Youran merasa sedikit terguncang di hati, "Tapi Yunting, sepupu..."
"Cukup!" Ia tiba-tiba mengerutkan kening, memotong ucapannya sebelum selesai, "Tak perlu banyak bicara tentang ini. Sekali lagi, ini urusan Keluarga Ye, bukan giliranmu untuk mengajari aku harus bagaimana."
Tiba-tiba diceraikan begitu saja dari hubungan dengan Keluarga Ye, hatinya bingung menentukan perasaan.
Ye Yunting hendak melangkah, lalu berhenti dan berbisik, "Sheng Youran. Kau tidak berhutang pada Keluarga Ye, juga padanya."
Usai berkata, tanpa peduli reaksinya, ia segera masuk ditemui staf Grup Mu.
Dia tidak berhutang pada Keluarga Ye, juga padanya...
"Dia" yang dimaksud pastilah Mu Yibei.
Ye Yunting benar-benar pria yang sangat berprinsip.
……
Di meja makan, hadir beberapa rekan kerja dari departemen penerjemahan.
Tak lama setelah Sheng Youran duduk, suara Anne yang riang terdengar dari belakang.
"Youran, siapa cowok ganteng yang baru kau ajak ngobrol tadi? Tampan sekali, ada dapat info apa? Bagilah ceritanya dengan kami."
"Ajak ngobrol?"
"Bukannya Youran sudah punya pacar? Mungkin cuma ketemu kenalan."
"Aku mau dengar cerita cowok gantengnya!"
Anne menarik kursi dan duduk, memegang ponsel dengan jari-jari yang dicat kuku, berkata dengan santai, "Tadi saat aku kembali mengambil ponsel, aku melihat Youran sedang berbicara dengan cowok ganteng yang sangat tampan di depan gerbang."
Sheng Youran tahu yang dia maksud adalah Ye Yunting, menjelaskan singkat, "Seorang saudara, saudara jauh, kebetulan bertemu."
Anne tertawa byur, "Saudara? Jangan bercanda, aku melihat yang menjemputnya adalah eksekutif tinggi. Level seperti ini, meski bukan diundang menemui Presiden Direktur, minimal pantas bertemu level wakil direktur. Ini saudaramu?"
Kalimat bernada tawa itu menyiratkan sarkasme yang halus tanpa nada mengejek.
Yan Yan mencibir, "Lalu tidak mungkin dia saudara jauh?"
"Lalu, saat naik ke lantai aku bertanya-tanya, katanya dia adalah putra direktur grup perusahaan tertentu!" Anne mengulang dengan nada berlebihan.
Sambil berkata demikian, dia sengaja melirik ke arah Youran sekali lagi.
Jelas terlihat maksudnya bahwa kebohongan Youran telah terbongkar oleh kemampuannya mengamati yang tajam.
Mana mungkin dia saudara putra direktur grup perusahaan, kalau begitu tidak pantas dia bekerja di sini sebagai penerjemah kecil.
Sheng Youran malas menjelaskan, melanjutkan menyantap makanannya.
Anne melihatnya tidak berbicara, juga tidak terus memaksa, melanjutkan obrolan santai dengan orang lain, "Bicara tentang wakil direktur, aku punya kabar angin lagi. Perusahaan kita baru saja punya wakil direktur baru. Level kita tentu tidak tahu, tapi semua jajaran tinggi sudah bertemu. Katanya orangnya rendah hati dan baik hati, dibandingkan dengan Tuan Mu, wakil direktur ini benar-benar membuat orang seperti diterpa angin semi. Oh ya, dia juga bermarga Mu, tebak apa hubungannya dengan keluarga Mu?"
Para wanita penggemar gosip mulai berdiskusi ramai.
Sheng Youran tiba-tiba teringat kemarin, kakak yang disebut oleh Mu Yibei.
Dari orang tua Mu Youbai, dia juga mendengar sedikit bahwa ayah Mu Yibei tampaknya sangat menghargai anak haram ini.
Ternyata sudah diatur masuk ke Grup Mu...
Makan siang menjadi hambar tiba-tiba, sangat ingin naik ke lantai atas.
Meski Mu Yibei agak tidak tahu malu, sedikit bajingan, tapi dia percaya dinginnya hanya di permukaan.
Jika lawannya punya gaya manajemen yang bertolak belakang, apakah dia akan mudah kehilangan hati orang?
Memikirkan ini selama makan siang, dirinya sendiri hampir tertawa.
Urusan seperti ini mana mungkin jadi perhatiannya, kekhawatiran yang berlebihan.
Setelah makan siang kembali bersama beberapa rekan, di alun-alun gedung Mu Group, sebuah mobil merah berhenti.
Wanita yang turun mengenakan sepatu merah elegan, kacamata hitam di wajah membuat kulitnya tampak lebih putih sempurna.
Ditambah dengan penampilan fashionable dan gerakan yang anggun, dengan mudah membedakan dirinya dari orang-orang di sekitarnya. Bahkan saat menunduk rendah, efek lampu kilat seolah melekat secara alami.
"Lihat sana, siapa wanita itu? Gaya berpakaiannya sangat keren!" seseorang langsung berkomentar di sebelah.
"Iya, kayak artis."
"Wajahnya familiar."
Saat wanita itu semakin mendekat, Sheng Youran pun merasa wajahnya agak familiar.
Tapi bukan karena mirip artis seperti yang mereka bilang, melainkan... dia pernah bertemu dengannya.
Tiba-tiba teringat kemarin pagi, saat keluar dari area pemakaman, wanita yang berada di samping Kakak Yuchen...
"Oh ternyata kamu!" Su An'an yang baru saja naik ke podium tiba-tiba melihat Sheng Youran dari balik beberapa tatapan, dia melepas kacamata hitamnya. "Kebetulan sekali, kenapa kamu di sini?"
"Ah, Su An'an!"
"Benar-benar Su An'an!"
"Su An'an, boleh foto bersama?"
"Youran, kamu kenal Su An'an?"
Seketika suara riuh penuh antusiasme memenuhi sekitar.
Su An'an tersenyum, dengan temperamen yang baik dia mengangguk.
Sheng Youran terdesak ke belakang oleh beberapa wanita yang berebut ingin berfoto dengan artis tersebut.
Kemarin dia sempat berpikir, meskipun istri Kakak Yuchen mengenakan masker, wajahnya terasa familiar.
Ternyata itu Su An'an, pemeran utama wanita di drama periode terpopuler baru-baru ini yang memenangkan penghargaan aktris terbaik. Kabarnya dia sedang bersiap masuk ke dunia film.
Selama ini dia tidak pernah mengingat nama pemain sinetron yang ditontonnya, nama ini pun dia tahu setelah mendengar Ke'er menyebutnya beberapa kali.
Ditambah lagi, hampir separuh iklan di tengah-tengah sinetron adalah endorsemen Su An'an, sehingga dia mudah mengingatnya.
Setelah berfoto bersama, pandangan Su An'an kembali tertuju pada Sheng Youran.
