Bab 128 Istri nya pasti akan "memakan" cuka!
Di dalam hati Sheng Youran seperti sedang membaca mantra, matanya menatap ke satu arah, berulang kali mengingatkan dirinya sendiri: jangan lihat jangan lihat jangan lihat jangan lihat...
Saat kelembutan wanita itu bersentuhan dengan Mu Yibeu, pria itu dengan tanpa mencurigakan menjauhkan diri, menjaga jarak.
"Ah, Tuan Mu, maafkan saya. Mungkin... saya terlalu banyak minum."
Nada responnya dingin dan datar, "Kalau mabuk pulang saja, tidak perlu berlama-lama di sini."
Xiao Lin sama sekali tidak merasa ini adalah perintah untuk menyuruhnya pergi. Meskipun pria itu berbicara dengan kejam, selama rapat makan tadi ekspresi wajahnya tetap sama terhadap siapapun.
Yang penting, pria ini benar-benar tingkat legendaris!
Bertemu dengan pria seperti ini, bahkan seandainya acara makan ini tidak ada bayarannya pun dia harus menunjukkan performa terbaik!
Jika bisa dipupuk olehnya...
Pikiran wanita itu sudah melayang jauh, senyum di sudut mulutnya semakin manis.
Di matanya, ucapan "pulang saja kalau mabuk" itu sebenarnya adalah kode untuk membawanya pulang.
Malam ini dia harus berhasil menaklukkan pria itu!
"Permisi!" Sheng Youran tiba-tiba berdiri, memaksakan senyum kecut. "Ke toilet dulu, silakan lanjutkan makan."
Dia hampir tidak bisa menahan diri untuk tidak berteriak: Jangan terlalu dekat dengan Suami-ku! Dan berhenti memandangnya dengan sorot mata seperti itu!
Tapi di hadapan banyak orang ini, dia tidak bisa bicara apa-apa. Lagipula statusnya hanya penerjemah sekaligus sekretaris.
Jika tidak segera keluar untuk menenangkan diri, dia khawatir bisnis Mu Yibeu ini akan rusak karena kesalahan penerjemahannya.
"Mu Yibei mengangkat pandangan melihat wanita kecil yang kesal melemparkan saputangan, pergi tanpa menoleh."
"Bibirnya tiba-tiba melengkung membentuk senyuman tipis."
"Istrinya mulai menunjukkan rasa cemburu."
"Mengejek! Mengatakan aku yang cemburu, padahal jelas-jelas dialah yang cemburu."
"Junjungan Wang menyadari situasi memalukan ini, namun raut wajah Tuan Mu justru membaik."
"Rupanya sekretaris ini benar-benar tidak tahu diri."
"Entah karena gadis yang kubawa lebih cocok dengan selera Mu Yibei, atau perkataan Tuan Mo tadi yang menciptakan jarak antara dia dengan sekretarisnya."
"Yang pasti, setelah sekretaris ini pergi, suasana hati Tuan Mu justru membaik."
"Lain kali ada acara makan dengan Tuan Mu, harus cari wanita pengiring!"
"Tuan Mu, minum arak, minum arak!"
"Mu Yibei tetap santai, bayangan sang istri yang tak kuasa menahan diri dan meninggalkan kursi masih terngiang."
"Bimbang apakah harus mencari tahu apa yang dilakukannya di luar."
"Ekspresi cemburunya justru lebih menyenangkan dipandang daripada biasanya."
"Sial sial sial!"
"Sheng Youran langsung ingin memukul pintu toilet saat tiba di sana, bagaimana bisa dia bersikap seperti itu?!"
"Ternyata sebagian besar pria yang pergi menjamu klien memang tidak sopan seperti ini."
"Dibandingkan mereka, Kakak Yuchen benar-benar seperti aliran jernih."
"Dengan wajah yang masih terguncang, Sheng Youran impulsif mengambil ponsel dan mengirim SMS padanya."
"Awalnya ingin dengan wibawa mengatakan 'Ibu pergi!! Silakan minum sampai mabuk!'"
"Tapi tasnya tertinggal."
"Kalau di akhir ditambahkan kalimat 'Jangan lupa bantu ambil tasnya saat pulang', bukankah tiba-tiba terlihat seperti mengikuti arus yang lemah?"
"Kalau begitu beri dia kesempatan sekali lagi."
Dengan wajah merah padam, ia mengetik satu per satu kata, "Mu Yibei, suruh orang di sebelahmu minggir, atau aku akan segera pergi!!"
"Biarkan semua orang melihatmu punya sekretaris yang tidak patuh, membuatmu kehilangan sedikit pun wibawa atasan!"
Setelah mengirim, menatap tulisan "Terkirim" di layar ponsel, kesadarannya...pulih.
Apa yang sedang dilakukannya? SMS beraroma kecut seperti ini pasti membuatnya menganggap pesan ini aneh dan tidak tahu diri!
Saat Sheng Youran gelisah dan bingung, ponselnya tiba-tiba bergetar.
Dia membalas secepat ini!
"Kembali."
Dua kata pendek itu membuatnya tiba-tiba linglung.
Tapi tulisan memang terasa dingin. Mengingat wajah es abadinya tadi, dua kata ini terasa seperti perintah.
Tangannya mencengkeram ponsel erat-erat. Apakah statusnya sebagai Nyonya Mu harus direndahkan seperti ini?
Sebelum sempat memutuskan apakah akan kembali, ponsel bergetar lagi.
"Cemburu?"
Aah! Aah! Aah!——
Wajah Sheng Youran tiba-tiba memerah membara.
SMS Mu Yibei selalu singkat dan padat sampai ekstrim.
Tapi dua kata ini bagai menghujam keras.
Mana mungkin dia cemburu? Menikahinya hanya taktik darurat, bukan sungguh-sungguh ingin menikahinya.
Dia hanya...
"Sheng Youran menggigit giginya sampai hampir hancur, hanya ingin berlari ke hadapannya dan mengatakan dengan tegas bahwa ini bukan cemburu, dia hanya merasa tidak pantas jika kabar suami yang membawa istri ke acara bisnis tapi masih mencari Nona tersebar ke luar."
Ponsel bergetar lagi sekali.
"Baik-baik, pulanglah. Ada masakan kesukaanmu."
Dia memandangi ponsel sambil ingin menangis.
Siapa yang peduli ada masakan kesukaannya atau tidak, bukankah fokus acara makan seperti ini bukanlah makanannya?
Meski rasanya enak, tapi suami yang sedang mesra dengan gadis pendamping minum di samping, sementara dirinya melahap makanan dengan rakus, ini hantu apa sih!
Langkah Sheng Youran sudah membocorkan dirinya sendiri, mulai berjalan keluar dari ruang dandanan wanita.
Mungkin saat dia kembali, gadis pendamping minum itu sudah pergi.
Mungkin, setelah kembali mereka akan segera pulang, hal-hal yang perlu dibahas sudah selesai.
Sambil berjalan dia menyusun SMS, "Kalau begitu sisakan sedikit untukku..."
Jika segera memperbaiki kesalahan, dia masih punya suasana hati untuk makan sepuasnya.
"Jalan sambil lihat ponsel?" Godaan Mo Yuchen membuatnya segera mengangkat kepala.
Pria itu berdiri di pintu toilet, tersenyum geli sambil berkata, "Kukira kau pergi main dengan rekan kerja, kok malah ke sini?"
Sheng Youran menyeringai, tapi ingat harus segera kembali ke ruang VIP, tak ada waktu menjelaskan, akhirnya berkata, "Ini kan sedang lembur?"
Sorot mata Mo Yuchen menunjukkan kebingungan, "Lagi pula, bukankah kau dari departemen penerjemah, kenapa bisa bersama Mu Yibei..."
“Ya karena dia sakit!” Sheng Youran memutar mata, membawa istri ke acara makan memang tidak normal, malah minta teman minum arak, "Aku enggak ngobrol lagi, pulang dulu, urusin ini dulu."
Mo Yuchen mengerutkan kening, mengangguk, mengingatkannya, "Pokoknya, jangan minum arak di tempat begini. Lain kali kalau ada urusan kayak gini cari alasan buat nolak..."
"Udah deh, Kak Yuchen cerewet banget sih." Sheng Youran buru-buru balik, melambai lalu lari, sambil bercanda, "Performa kakak oke lho, beda sama orang luar yang anu-itu, nggak kayak Tuan Mu makan aja mesti ditemani minum!"
Mo Yuchen merenung sejenak, dia tak pernah dengar Mu Yibei punya reputasi seperti itu. Kejadian hari ini juga membuatnya heran.
Setelah menyelidiki pekerjaan Sheng Youran di Grup Mu, memang ada kontak dengan Mu Yibei. Dia pernah mengerjakan dokumen di kantor presiden direktur.
Mu Yibei seharusnya tidak mungkin...
Ternyata kabar burung tidak sepenuhnya benar.
Tidak hanya membawa Sheng Youran, dia juga tidak menolak pengaturan dari CEO Wang.
……
Saat Sheng Youran kembali ke ruang VIP, raut wajahnya berubah lagi.
Suasana di ruang VIP tetap sama.
Beberapa gadis pengiring minum dengan luwes melontarkan guyonan, menghibur para CEO paruh baya.
Berbeda dengan mereka, para bule justru terlihat lebih pemalu.
Ditambah kendala bahasa, pada dasarnya para gadis itu sedang menggoda para bule.
“Sorot mata Mu Yibei yang penuh arti sedang menatapnya. Begitu pandangannya berpindah, langsung bertabrakan dengan tatapan pria itu.”
“Wanita itu masih ada! Masih ada!”
Sheng Youran berjalan mendekat dengan satu perut penuh amarah. Saat hendak pergi, tulang rusuk kesukaannya sudah tersaji di hadapannya.
“Dia antara ingin tertawa dan menangis. Benar-benar Suami di samping sedang menggoda adik orang, sementara aku di sini makan minum pura-pura tidak melihat?”
Mu Yibei sedikit melengkungkan bibir, melihat ekspresi wajahnya yang tak bisa menyembunyikan isi hati. “Tidak mau makan?” ujarnya datar.
Xiao Lin si wajah influencer di samping tersenyum menggoda, berpura-pura iri hati. “Memiliki atasan seperti ini sungguh menyenangkan ya.”
Sheng Youran terdiam sejenak, tiba-tiba tersenyum. “Iya, gajinya bagus. Mau ikut mencoba?”
Tekanan kata sarkastik ini membuat Xiao Lin yakin dirinya telah berhasil merebut hati atasannya, sehingga sekretaris ini begitu kesal.
“Wanita ini benar-benar bodoh. Naik jabatan lewat aturan terselubung masih merasa diri siapa?”
Satu-satunya?
“Performanya terlalu mencolok. Jelas-jelas keterampilannya belum matang.”
“Aku ingin mencoba, tapi tidak tahu apakah Tuan Mu mau.” Jawabnya sengaja dengan suara manja.
Sheng Youran tiba-tiba merasa gelar Nyonya Mu yang diembannya sekarang sangat menyedihkan.
“Dia tidak pernah menolak pendatang. Menurutmu mau tidak?” Sardarnya menusuk.
Mu Yibei memandanginya dengan ekspresi penuh arti. Bibir yang melengkung itu semakin memancarkan daya pesona.
Saat ini merasa sekeliling semuanya mengganggu, hanya ingin segera memeluknya erat-erat di dada.
"Jangan sentuh aku……"
"Kamu makan terlalu terburu-buru, sampai kotor di baju."
Mu Yibei mengeluarkan selembar tisu, dengan sabar membersihkan kerah bajunya.
Alis Xiao Lin berkerut kencang, agak iri, tak menyangka sekretaris ini masih punya trik.
Pintu ruang VIP terbuka lagi, ternyata Mo Yuchen yang baru saja keluar.
Gerakan Mu Yibei tidak berubah, hanya saja tindakan ini di mata Mo Yuchen terlihat sangat menyebalkan.
Yang paling menyebalkan adalah, Sheng Youran tidak bereaksi signifikan.
Sepertinya perlu mengingatkan dayang kecil ini tentang batasan pria-wanita, jangan biarkan lelaki mendekat sembarangan, harus bisa melindungi diri.
"Yibei, ini sedang apa?" Mo Yuchen sengaja tersenyum.
Mu Yibei bahkan tidak menengok, "Bajunya kotor."
Melihat noda minyak itu lebih parah dari tadi, baru melempar tisu ke samping.
"Baju kotor juga urusannya sendiri kan?" Mo Yuchen tersenyum, "Nona Sheng, menurutmu?"
Mu Yibei menyipitkan mata tidak senang, kembali menunjukkan sorot mata ikut campur urusan orang.
"Tuan Mu, Tuan Mo benar! Ke depannya…… mohon…… biar saya sendiri yang urus." Ekspresi Sheng Youran sangat terjepit, seolah sikap tidak melawan tadi hanyalah pura-pura terpaksa.
Sudut mulut Mu Yibei berkedut, menatapnya tajam.
"Dia pura-pura jadi korban aturan terselubung tapi tak berani protes, mau balas dendam dengan cara ngerusak reputasi suaminya sendiri?"
"Tuan Mu..."
Sheng Youran berdiri dengan ekspresenya yang sudah mentok nahan kesabaran, "Aku... aku ke toilet dulu urusin ini, kamu jangan..."
Usai bicara, dia berbalik keluar ruang VIP.
Goblok, males lanjut!
Tas pun enggak diambil, langsung minggat!
Di toilet, Sheng Youran menggosok-gosok tangan berminyaknya sambil ngamuk pengen langsung kabur.
Habis ngeringin tangan, baru keluar toilet langsung ketemu si bajingan yang lagi dimaki-maki dalam hatinya.
Mu Yibeu nyengir jahat, langsung memaksanya masuk kembali ke toilet tanpa buang waktu sedetik pun.
Plang "Tidak Dipakai" diinjaknya keluar, sambil menindihnya ke tembok dan langsung menempelkan bibirnya...
