Bab 142 Beginikah caramu berterima kasih pada suamimu?
Bagi Sheng Youran, urusan Mu Yibei sejak dulu tak ada hubungannya dengan dirinya sendiri.
Dia tahu orang dengan identitas seperti pria itu pasti memiliki segudang tugas penting intens yang tak boleh sembarangan diketahui orang.
Jadi ponselnya pun takkan dia sentuh, berniat menunggu sang empunya keluar sendiri untuk menerimanya.
Suara air di kamar mandi berhenti, dering ponsel masih terus berbunyi.
“Serahkan ponsel itu padaku.” Suara Mu Yibei terdengar dari balik kamar mandi.
"Akhirnya dia tidak ragu lagi, bertumpu untuk bangun, mengambil ponselnya dan berjalan ke kamar mandi."
Karena penasaran, dia melirik sebentar.
"Su An'an?"
Sheng Youran berdiri di depan pintu sambil memegang ponselnya selama sekelirik.
Mengingat hubungan Mu Yibei dan Mo Yuchen yang hampir seperti orang asing, seharusnya dia tidak perlu menyimpan kontak Su An'an.
Yang paling membingungkan, mengapa Su An'an meneleponnya di tengah malam seperti ini?
"Ada apa?" Suara Mu Yibei meninggi ketika mendengar dering ponsel di luar tapi tidak melihatnya masuk.
"Ti-Tidak ada..." Sheng Youran buru-buru masuk ke kamar mandi, tidak berani berpikir lebih jauh.
Di dalam kamar mandi, bayangan tembok daging yang tertangkap mata sampingnya langsung membuat pipinya memerah sampai ke telinga.
Jelas terlihat Mu Yibei baru saja mengeringkan tubuhnya, belum sempat mengenakan pakaian.
Pakaian dalam ketat di bagian bawah membentuk siluet terlarang yang menggoda, garis V (Adonis belt) di perut bawahnya yang jelas dan menggairahkan, berkilauan mencolok mengikuti gerak langkahnya.
Baru saja dia memalingkan muka menghindari pandangan dan menyerahkan ponsel, suaranya sudah terdengar, "Kenakan bajuku."
Sheng Youran ingin menolak, tapi sudah mendengar dia menerima telepon.
Aroma segar minyak mandi bercampur dari tubuh pria yang baru saja keluar dari shower.
Dalam kepulan uap panas, begitu dia berbalik badan, satu lengan sudah mengurungnya dari belakang sementara tangan satunya menunjuk ke tumpukan pakaian di samping - jelas tidak berniat melepasnya kabur.
Hampir bersamaan, suara maskulinnya menggema ke telepon, "Ada keperluan apa?"
Sheng Youran mengerutkan alis, terpaksa meraih piyama dan menjinjitkan kaki untuk menyelimutkannya.
Mu Yibei memasukkan lengannya ke dalam jubah tidur panjang sambil mendengarkan telepon, sambil menggenggam pergelangan tangannya dan menekannya ke tali pinggang di pinggangnya sendiri.
Tali pinggang yang belum terikat membuat jubah tidurnya terbuka lebar.
Matanya menatap sosok pria berotot sempurna di depannya, fisik yang begitu memesona hingga membuatnya limbung...
Ingin menarik tangan, tapi genggamannya terlalu erat.
Sorot mata jahatnya menyapu tubuhnya, jempolnya mengusap-usap tangan kecilnya yang halus.
"Kau, jangan bergerak." Alisnya berkerut rapat, tanpa sadar kembali terdorong ke pintu.
Kaki panjang berotot itu dengan sigap menindihnya saat ia mencoba kabur.
Mu Yibei menyunggingkan bibir melihat ekspresi kesal Sheng Youran yang terjebak, sambil berkata datar ke telepon, "Aku akan mengirim orang untuk menyelesaikan ini."
Begitu menutup telepon, matanya menyala-nyala, "Lari dariku kenapa?!"
"Terima telepon ya terima saja, pegang-pegang tanganku ngapain?!"
Mu Yibei melirik jubahnya yang masih terbuka, "Kalau kau merasa pakaian ini mengganggu dan malas membetulkannya..."
"Aku tidak--"
Tubuh Sheng Youran terangkat, bibirnya sudah disejel dengan ciuman sebelum sempat protes.
……
Tengah malam, Mu Yibei memandangi ponsel yang berkedip di samping wanita dalam pelukannya.
Dia menggerakkan tubuhnya, mendengar suara gumamnya, "Jangan, jangan bergerak, ngantuk banget..."
Menunduk melihat, wajah kecilnya jelas masih terlelap.
Gerakannya tanpa sadar melambat, hati-hati mengambil ponselnya.
Di layar terkunci, dia hanya bisa melihat notifikasi WeChat dari Ai Ke'er.
Saat melihat panggilan tak terjawab, alisnya berkerut dalam.
Pandangannya tiba-tiba menjadi dingin, menatap nama "Mo Yuchen" cukup lama.
Huh, Su An'an terluka syuting tengah malam tak bisa menemukan Mo Yuchen, menelepon ke sini, hasilnya Mo Yuchen...
Dengan wajah masam, tangannya yang dipaksa memeluk pinggangnya dicabut, mencoba membuka kunci sidik jari.
Hasilnya...
Mu Yibei menoleh memandangnya dengan tajam.
Pengamanannya ketat, sidik jari pun tak bisa membuka, harus pakai password.
Tapi segera, dia berhasil menebak passwordnya.
Tanggal lahirnya sendiri.
Setelah membuka kunci, menghapus panggilan tak terjawab Mo Yuchen, sekalian memasukkannya ke daftar hitam.
Lalu melempar kembali ponsel itu.
Seketika menarik tubuhnya kembali, menindihnya, mencium bibir kecil yang sudah bengkak karena ciumannya...
*
Sheng Youran merasa sangat lelah.
Tak terhitung kali, tertidur pun bisa dibangunkan.
Pagi itu melihat pria itu bersemangat berganti pakaian, dirinya tak punya tenaga sedikitpun untuk bangun.
Alisnya semakin berkerut, kemarin dia gila apa sih?
“Tidak mungkin hanya karena dia pulang terlambat dan tidak memberitahunya, dia akan menyiksanya bolak-balik semalaman?”
Tubuhnya sakit tak tertahankan, wajahnya juga ada lingkaran hitam di mata akibat kurang tidur.
Mengapa dalam hal seperti ini, ketidakadilan antara pria dan wanita begitu besar?
“Itu…” Sheng Youran menarik napas dalam, suaranya serak dengan nada meminta pendapat, “Hari ini, aku ingin izin cuti boleh tidak?”
Mu Yibei yang sudah berganti pakaian, melihatnya lemas tak berdaya di ranjang sambil memeluk selimut, “Aku izinkan cutimu.”
Sheng Youran memandangnya heran, apakah dia sebaik itu?
Lagipula dia yang membantu mengajukan cuti, tidak tahu apakah ada informasi yang terbongkar.
“Pagi ini aku ada urusan, tidak di perusahaan.” Dia mendekat, membuka selimut, di bawah tatapan bingungnya, menciumnya dengan kuat, “Sore sopir akan mengantarmu.”
Tatapan Sheng Youran masih penuh kebingungan, apa hubungannya dia ada di perusahaan atau tidak dengannya.
Yang dia inginkan sudah selesai, tidak perlu lagi mencari perhatian di hadapannya.
“Aku mau tidur.” Pikirannya berkabut, hanya merasa ngantuk dan lelah, tidak bisa dijahili lagi.
Dia menutup mata, kembali meringkuk di dalam selimut.
Tak lama, tubuhnya kembali terasa dingin.
“Beginikah caramu berterima kasih pada suamimu?”
Mendengar peringatan ini, menyaksikan wajah tampannya yang sedikit marah semakin mendekat.
“Nanti kuucapkan terima kasih, nanti!” Sheng Youran buru-buru merapikan kemejanya, “Nanti kemejamu kusut, dadah suami!”
Mu Yibei mengeluarkan suara hmph, baru melepaskannya.
Dia tidak ingin dia bisa langsung pergi menemui Mo Yuchen kapan saja saat dia tidak ada di perusahaan.
Setelah Mu Yibei pergi, Sheng Youran berbaring kembali sambil menggenggam selimut dengan wajah lesu.
Otaknya tiba-tiba sedikit sadar, dia mengambil ponsel dan memeriksanya.
Benar ada pesan WeChat dari Ai Ke'er kemarin yang menyatakan dirinya sudah pulang dengan selamat.
Tapi tengah malam menerima pesan lagi darinya, bilang rumahnya ada penampakan hantu, poster idolanya disobek dan dibuang ke tempat sampah.
Sheng Youran menatap pesan WeChat tentang penampakan hantu ini lama tanpa bisa berkata-kata.
Akhirnya hanya membalas bahwa mungkin dia sendiri yang merobeknya saat mabuk, karena pernah berjanji pada Ji Chixi untuk menurunkan poster itu.
Setelah tidur lagi bangun, melihat berita yang dibagikan Ai Ke'er beserta banyak "wkwkwk".
Tokoh utamanya adalah Ye Yunfei kemarin, dilengkapi rekaman sebagian kejadian semalam.
Rekaman sudah dipotong bagian yang terkait Sheng Youran dan Ai Ke'er, hanya menyisakan cuplikan sempit ucapan emosional Ye Yunfei.
Dia tidak terlalu memikirkan kehidupan Ye Yunfei sekarang, sejak menikah dengan Mu Yibei dia tak perlu ke keluarga Ye, keadaan Ye Yunfei tak ada hubungannya dengannya.
Hanya teringat semalam dia langsung janji makan siang dengan Ke'er,
*
Di ruang rawat inap, Su An'an wajahnya pucat, baru saja menandatangani kontrak dan menyerahkannya ke asisten.
Dia menengadah, "Yibei, terima kasih untuk kemarin. Aku tahu tidak seharusnya mengganggumu larut malam, tapi..."
