Bab 154 Menolak Arak Hormatan Malah Menerima Arak Hukuman
Anne tidak menampakkan diri, sengaja menghindar agar Sheng Youran tidak melihat wajahnya.
Memperhatikan mereka berdua (Sheng Youran dan Han Qi) pergi, lalu melalui jendela melihat Han Qi membukakan pintu mobil untuknya, lalu naik.
Anne mendengus kecil dalam hati, berani-berannya naik mobil Tuan Mu saat beliau tidak ada.
Pasti asisten ini sudah kemasukan hantu oleh si perempuan, sampai nekat memakai mobil dinas untuk urusan pribadi.
*
Sheng Youran kembali dari restoran, sengaja turun di tempat sepi lalu berjalan kaki kembali.
Waktu masih pagi, dia tidur siang sebentar. Saat masih setengah sadar, telinganya mendengar suara samar.
Anne baru saja kembali, wajahnya berseri seperti angin semi, tidak tahu sedang membicarakan apa dengan orang lain sampai begitu girang.
Yan Yan membawa buah-buahan sambil berbisik, "Jangan hiraukan dia, cuma makan siang biasa saja bisa gaya segitu lama. Ngomong-ngomong, dia bilang tadi bersentuhan denganmu, apa kamu bertemu dengannya?"
Sheng Youran terkejut dalam hati, "Dia melihatku?"
Tapi sama sekali tidak melihat Anne.
Jika Anne benar bersentuhan dengannya, sebenarnya melihat apa?
Saat berada di ruang VIP, Anne mustahil bisa masuk.
Mu Yibei pergi lebih awal, seharusnya juga tidak melihat mereka bersama.
Memikirkan ini hatinya lega, hanya berkata datar pada Yan Yan, "Mungkin, tapi aku tidak melihatnya. Aku mau cuci muka dulu, lanjut kerja sore."
Baru saja berdiri, Anne kebetulan mendekat.
Anne mengenakan sepatu hak tinggi 10 cm, dengan sengaja bersikap superior dari ketinggian sambil berkata, "Youran, tadi tidak sempat mengganggumu jadi tidak menyapa."
Sheng Youran menarik sudut mulutnya, langsung keluar menuju toilet.
Yan Yan yang selalu tidak suka dengan gaya Anne, bergumam pelan, "Masih belum tahu benar atau tidak, sudah bertemu tapi tidak menyapa."
Mengingat sifat Anne, mustahil dia kembali dengan gegap gempita tapi tidak memberikan efek peringatan pada Sheng Youran.
Anehnya, Anne tidak banyak bicara dengan Yan Yan.
Menggoyangkan tubuhnya, juga menuju ke toilet.
"Sheng Youran membasuh wajahnya, kesadarannya... sedikit pulih."
Tadi malam dia masih kurang tidur. Setelah terbangun tengah malam, praktis dia tidak bisa memejamkan mata lama-lama sebelum akhirnya bangun untuk bekerja.
Usai membersihkan wajah, dia bersiap mengikat kembali syal di lehernya.
"Wah, mesra sekali dengan suami ya." Anne menghampiri, berdiri di podium cuci sebelahnya sambil mengamatinya lewat cermin.
Bekas-bekas ambigu di lehernya terlihat jelas saat syal belum terpasang.
Sheng Youran mengerutkan kening, segera mengikat kembali syalnya.
Mengabaikan Anne, dia bergegas keluar.
"Tunggu!" Melihat sikapnya yang tidak menghargai harga diri ini, raut wajah Anne menjadi suram. Ia menyusul sambil bicara dengan sengaja menurunkan suara, "Dari tadi aku heran, seorang magang biasa seperti kau ini berani sok jago... Hmph, rupanya begini jalannya."
"Apa maksudmu?"
Anne menyeringai, bibirnya terkecut. "Tebaklah? Barusan... aku melihat semuanya."
Sorot mata Sheng Youran menyipit, menatapnya dengan kebingungan.
Apa yang bisa dilihat Anne?
"Pantasan kau sembunyikan hal ini, tidak ingin orang perusahaan tahu. Ini perintah suamimu, ya?" Anne hanya bisa memikirkan satu kemungkinan ini.
Asisten Tuan Mu pasti melarangnya untuk bocorkan rahasia.
"Apa sebenarnya yang kau maksud?" Sheng Youran yakin Anne sama sekali tidak melihat dirinya bersama Mu Yibei. Entah mengapa wanita ini bisa terlihat begitu tegas.
“Saya sudah tahu siapa suamimu. Jika kamu ingin tetap rendah hati, berhati-hatilah sehari-hari. Tenang, saya akan menjaga rahasiamu.” Anne sengaja tersenyum padanya sebelum keluar dari toilet.
Sheng Youran merenung sejenak, jangan-jangan Anne melihat dirinya naik mobil Mu Yibei sehingga bisa menebak?
Anne tidak pernah membicarakan apapun, seolah keduanya sudah berdamai.
Hingga keesokan harinya, saat dia hendak mengirimkan dokumen terjemahan untuk Mo Yuchen.
Baru saja keluar dari kantor, dia bertemu Anne.
"Kak Anne, ada keperluan apa lagi?" Sheng Youran melihatnya sedang menunggu di tempat duduk lift.
Anne menyilangkan tangan, "Ada satu hal yang perlu kau bantu. Jika kau mau membantu, soal urusan suamimu ini akan saya jaga rahasianya."
Dia mengerutkan alis, tak tahu dari mana kepercayaan diri Anne.
"Suamiku punya wahana yang sangat ingin kerja sama dengan Grup Mu belakangan ini. Tapi Tuan Mu sepertinya tidak tertarik."
Hati Sheng Youran berdecit kreeek, jangan-jangan disuruh minta bantuan langsung ke Mu Yibei?
Anne menaikkan kelopak matanya, "Bukannya kau akrab dengan Direktur Mo dan kenal istrinya? Direktur Mo juga bisa memutuskan ini, bantu aku urus."
Mendengar klaim kedekatannya dengan Direktur Mo, Sheng Youran yakin Anne sama sekali tidak tahu apa-apa.
"Maaf Kak Anne, saya pergi dulu. Wahana yang kau sebut tidak ada hubungannya dengan pekerjaanku. Kalau kau percaya diri, bisa langsung bicara sendiri dengan Direktur Mo."
Sheng Youran menghindarinya dan langsung bersiap naik lift.
Anne juga terpaksa tidak punya cara lain, berpikir jika proyek suaminya ini bisa disepakati, dirinya juga bisa ikut menghasilkan.
Apalagi saat suaminya dipermalukan di depan Mu Yibei, amarahnya dilampiaskan padanya.
Dia berjanji akan menyelesaikan masalah ini, tepat dengan mengincar rahasia Sheng Youran.
Beberapa langkah maju, suaranya meninggi, "Sudah dipikir matang? Tidak takut kubongkar rahasiamu?"
"Kakak Anne, silakan. Oh ya, lupa kukasih tahu, aku punya teman di bidang hukum. Jadi jika kau sembarangan mencemarkan namaku, aku bisa laporkan tuduhan fitnah." Sheng Youran masuk lift setelah berkata demikian.
Anne menghentakkan sepatu hak tingginya ke lantai geram, Tidak mau menerima kebaikan, lebih suka menerima hukuman!
Tunggu saja!
Sheng Youran membawa dokumen ke kantor Mo Yuchen.
Setelah kejadian malam itu dengan Mu Yibei, dia yakin Mu Yibei sudah paham sikapnya dan hubungannya dengan Mo Yuchen.
"Terima kasih." Mo Yuchen menerima dokumen sambil tersenyum, "Gimana, akhir-akhir ini sibuk?"
Sheng Youran mengangkat bahu santai, "Lumayan, setidaknya dia tidak memberiku pekerjaan sampai mampus seperti dulu."
"Yibei dia..." Mo Yuchen menatapnya, akhirnya diam, "Sudahlah, nanti kita juga sudah jadi keluarga."
"Luka kakak ipar sudah membaik?"
“Untungnya sudah siap keluar dari rumah sakit, pulang untuk istirahat. Youran, bagaimana dengan hal yang kubicarakan sebelumnya?” Mo Yuchen mengerutkan kening, “Tidak ada yang tahu berapa lama waktu Nenek tersisa. Aku tahu kamu tidak mau kembali ke Keluarga Sheng, tapi takut kamu menyesal. Aku akan mengunjungi mereka akhir pekan ini, sekalian menengok Ibu.”
“Baik, aku akan ikut denganmu.” Ia mengangguk kuat, “Tidak peduli bagaimana sikap keluarga Sheng, aku harus menjenguk Nenek dan Bibi.”
Setelah kembali ke kantor, Anne sama sekali tidak berbicara dengannya, dan ia pun tidak mempedulikan peringatan Anne.
Saat jam pulang kerja tiba, Mu Yibei justru memiliki rapat penting.
Awalnya ia berencana langsung pulang ke rumah, tapi setelah berpikir panjang, memutuskan untuk mengunjungi Shengye Group.
Terlalu banyak kejadian di Keluarga Ye belakangan ini. Jika pergi ke sana, pasti akan terjadi pertengkaran dengan Ye Yunfei.
Yang ingin ia pedulikan hanya Paman, maka memutuskan untuk mengunjungi kantor menemui pamannya.
“Sheng Youran, kuberi kesempatan terakhir!” Anne memarkir mobilnya, turun dan menghadang Sheng Youran di depan gedung perusahaan. Kali ini tanpa sedikitpun penyamaran, ia mulai panik.
Sheng Youran berhenti sebentar, “Kakak Anne, lupakan saja niatmu ini. Aku tidak akan melakukan hal seperti ini, kamu terlalu menganggap tinggi kemampuanku.”
