"Bab 156 Suamimu Tampan Sekali"
Sheng Youran melihat waktu, saat ini taksi juga sulit dihentikan.
Dia mengikuti Ye Yunting keluar, Ye Yunting mengendarai mobil sport hitam.
Semi convertible, hanya dua tempat duduk di depan.
Setelah masuk mobil, Sheng Youran memasang sabuk pengaman, "Apa kamu baik-baik saja akhir-akhir ini?"
Ye Yunting menghidupkan mobil, mendengar ucapannya, menoleh ke arahnya dengan terkejut.
Bibir tipisnya sedikit mengerut, seolah terkejut dengan pertanyaannya.
"Maksudku..." suara Sheng Youran lembut, menjelaskan, "Beberapa waktu lalu, media terus menerus memburu keluargamu. Suatu kali aku makan di luar bertemu Ye Yunfei, wartawan terus mengganggunya. Kurasa hidupmu pasti juga tidak tenang."
Dia tak bisa menjelaskan perasaan di hatinya, karena perkataan Li Hui sebelumnya, mungkin ini memang sengaja dibocorkan oleh Mu Yibei.
Tapi Ye Yunting hanyalah korban tak bersalah yang ikut terluka.
Tiba-tiba menjadi anak haram, orang yang sejak kecil angkuh seperti dia, bagaimana mungkin hatinya tenang.
Sedangkan media terus memburu Ye Yunfei, tentu lebih tak akan melepaskannya.
Ye Yunting kembali menatap kaca depan, berkata datar, "Lumayan. Masalah ini tidak berpengaruh padaku."
Berhenti sejenak, lanjutnya, "Barusan kamu salah ucap. Media tidak memburu 'keluarga kami', aku dan mereka bukan satu keluarga."
"Maaf, aku tidak sengaja berkata begitu, aku hanya..."
"Tak perlu menjelaskan." Ye Yunting menyetir, kecepatan mobil stabil, "Tidak menyalahkanmu."
“Tidak mungkin tidak ada dendam,” pikirnya. Li Hui sudah menganggapnya sebagai musuh.
“Barusan kamu bilang ada sesuatu yang ingin dibicarakan, apa itu?”
Ye Yunting menyetir sambil melirik kaca spion, sepertinya memperhatikan sesuatu.
Ia menyipitkan mata, mengamati lebih seksama sejenak.
Setelah berpikir, akhirnya tidak berkata apa-apa dan kembali fokus ke depan, “Hal kecil, sampaikan terima kasihku ke Mu Yibei.”
“Bersyukur padanya?”
Ye Yunting yang jarang tersenyum itu sedikit melengkungkan bibirnya.
Sheng Youran hampir tak pernah melihatnya tersenyum. Sepupunya ini selalu bersikap dingin pada semua orang, bahkan pada orang tua dan adiknya sendiri.
“Bersyukur karena dia membantuku menyelidiki hal ini, mengungkap apa yang ibuku lakukan...”
Mendengar ini, ia mengira pria itu sedang menyindir.
“Ye Yunting, aku benar-benar minta maaf. Karena konflik sebelumnya dengan ibumu, akhirnya terjadi begini. Aku tahu ini sangat berdampak padamu...”
“Takut apa.” Ye Yunting berkata datar, “Aku tidak menyalahkanmu. Apa kau pikir aku benar-benar menyukai identitas lamaku? Rela disebut putra Ye Peiying?”
Sheng Youran tertegun, tak tahu apakah perkataannya tulus atau palsu.
Tapi sepertinya tidak perlu juga ia berbohong tentang tidak menyukai status sebagai anak paman hanya untuk menghiburnya.
Selama tinggal di rumah pamannya, ia cukup memahami situasi keluarga tersebut.
Tak pernah terdengar kabar tentang perselisihan antara paman dan Ye Yunting.
Hanya samar-samar ingat, dulu Ye Yunting memutuskan untuk kuliah ke luar negeri dan tidak kembali. Keluarga Ye tampaknya tidak ada yang setuju, dia sendiri yang bersikeras.
"Kamu dan paman, tidak ada masalah apa-apa kan?" Setelah berpikir panjang, dia bertanya.
"Tidak ada. Aku tidak akan membicarakan hal-hal ini denganmu." Ye Yunting berkata dengan kalimat sederhana, "Intinya, hal ini tidak ada hubungannya denganmu. Urusan ibuku, tidak perlu kau pikirkan. Sekarang dia tidak akan berbuat apa-apa padamu."
Sheng Youran mengangguk. Li Hui sekarang sedang sibuk dengan urusannya sendiri, mana sempat memikirkan dirinya.
Mobil sampai di apartemen, tepat di bawah gedung tempat dia dan Mu Yibeu tinggal.
Dia heran menoleh, ternyata Ye Yunting tahu dia tinggal di sini.
Ye Yunting meliriknya, "Turunlah."
Sambil berkata demikian, dia turun bersama dengannya.
"Bagaimana kamu tahu aku tinggal di sini?" Sheng Youran yang melihatnya keluar dari area parkir bersamanya tak bisa menahan rasa ingin tahu.
Pertama tidak mengerti maksudnya, kedua tidak tahu bagaimana dia bisa mengetahui tempat tinggalnya.
"Tidak sengaja tahu. Suatu pagi pernah melihat kalian keluar." Ye Yunting memegang kunci mobil lalu menunjuk ke gedung sebelah, "Aku tinggal di sana."
Sheng Youran: "..."
Dia menjelaskan, "Baru pindah ke sini belum lama, belum sempat memberitahumu."
Perempuan itu mengangguk.
Keluarga Ye mengalami kejadian seperti ini, tidak tahu bagaimana hubungannya dengan paman sekarang.
Tapi melihat dia pindah keluar, pastilah hubungan mereka tidak harmonis lagi.
"Kalau begitu aku pulang dulu, sampai jumpa lain kali."
*
"Tidak boleh masuk? Kenapa tidak boleh masuk?" Mobil Anne ditahan di gerbang kompleks perumahan.
Satpam memandangnya seperti orang idiot, "Ini kompleks perumahan mewah, bukan tempat parkir. Kalau mau berkunjung, jelaskan jelas mau cari siapa."
Anne menunjuk mobil yang baru saja masuk, "Lha tadi mobil itu, tidak kalian tanya-tanya."
"Itu pemilik properti." Satpam malas berdebat lagi.
Anne tak bisa berbuat apa-apa, sudah sampai sini tapi tidak bisa masuk.
Andai saja bisa memotret foto yang lebih jelas.
Sheng Youran ini, benar seperti dugaannya, sama sekali bukan tipe perempuan yang patuh.
Sudah menikahi asisten Tuan Mu, masih mau menggoda orang lain.
Lagi pula pria itu, jelas-jelas yang pernah dia lihat di bawah gedung Grup Mu.
Kekasih gelapnya?
Sangat mungkin.
Mikir sampai sini, Anne yang dulu mengira pakaian branded Sheng Youran adalah KW, mungkin saja asli.
Pria itu awalnya tidak dikenalnya, tapi sekarang terlihat agak familiar.
Mantan Putra Mahkota Shengye Group.
Yang baru-baru ini terbongkar sebagai anak haram.
Anne tersenyum kecut ke satpam, "Maaf, saya salah alamat."
Tak lama setelah mobil itu pergi, Ye Yunting tiba di gerbang.
Satpam menyapa dengan sangat sopan.
"Ada mobil yang membuntuti saya tadi." Ye Yunting melirik ke arah gerbang, "Periksa rekaman kamera pengawas, lihat siapa dan nomor kartunya berapa."
*
Sheng Youran merapikan barang-barangnya, bahkan khusus belajar masakan baru dari Ibu Zhou.
"Mengingat akan pindah ke Grup Mu di akhir pekan, kesempatan memasak mungkin akan semakin sedikit. Apa pun yang dilakukan pasti diawasi sekelompok pelayan."
"Benar, dia ingin mengambil hati Mu Yibei. Setelah pulang kerja besok, biarkan dia mengunjungi nenek di Kota Kang di akhir pekan."
"Namun setelah menunggu lama, Mu Yibei tak kunjung kembali."
"Saat menelepon, yang mengangkat justru Han Qi."
"Nyonya muda, kakak-kakak sedang ada urusan mendadak dan tak bisa pulang sementara. Beliau juga akan segera pergi urusan kerja mungkin selama dua-tiga hari. Ada masalah di wahana suatu tempat, beliau harus pergi sendiri."
"Sheng Youran merasa sedikit kecewa di hati. Sendirian memandangi rumah yang kosong membuatnya agak bingung."
"Tak lama kemudian, dia menerima SMS darinya yang menyuruhnya 'bertingkah baik' selama beberapa hari."
"Membacanya dia antara ingin tertawa dan menangis. Kapan dia pernah tidak bertingkah baik?"
"Keesokan harinya semuanya normal. Saat bekerja, dia sudah memesan tiket pesawat malam hari menuju Kota Kang."
"Tapi saat pulang kerja, tiba-tiba dia merasa banyak tatapan mengarah padanya dengan ekspresi ambigu."
"Yan Yan yang baru kembali dari tugas segera menariknya sambil tersenyum misterius, 'Ternyata pria yang kau temui waktu itu adalah suamimu, ngapain disembunyikan!'"
"'Apa itu 'yang itu'?'"
"'Aku baru lihat di forum perusahaan. Meski tak tahu siapa yang lancang berani membuntutimu.' Yan Yan berkedip, mengeluarkan ponsel, 'Lihat, screenshot yang mereka kirim di grup chat WeChat ini ke grup hiburan forum rekrutmen. Ini suamimu kan? Ganteng banget!'"
Sheng Youran mengambil dan melihat, ini adalah foto dirinya keluar bersama Ye Yunting dari Shengye Group kemarin.
"Katanya dulu dia Putra Mahkota, menurutku sekarang juga tidak kalah..." Yan Yan berkata di samping.
Anne di sebelahnya melirik raut wajah Sheng Youran, mengaitkan bibirnya.
Ekspresinya sangat buruk, pasti takut suaminya melihat.
