Bab 160: Meredakan Amarahnya Dalam Malam Ini
Sheng Youran memandang Sheng Ziyan. Bertahun berlalu, dia masih ahli menyamar sebagai tuan bangsawan beraura intelek, bisa bercengkerama dengan siapa pun di mall tanpa peduli teman atau musuh.
“Lanjutkan.” jawabnya dengan datar.
Sheng Ziyan menaikkan alis, seolah heran dengan sikapnya.
Tangan terkantongi, ia masuk sambil berkata, "Berubah. Dulu kau seperti landak kecil, selalu waspada pada semua orang, mengira setiap orang ingin mencelakaimu. Sulit diajak bicara baik-baik."
"Bukankah memang semua orang tidak menyukaiku?"
Sheng Ziyan berpikir sejenak, "Aku tidak datang untuk membicarakan masa lalu. Bukan aku yang menyuruhmu meninggalkan Keluarga Sheng, tapi sejak ayahmu memutuskan hubungan dengan keluarga demi ibumu, sebagai putrinya wajar jika kau tidak diakui."
"Guru Sheng." Sheng Youran tersenyum sinis, menatapnya tajam, "Ada hal yang harus kujelaskan. Aku tidak pernah, sama sekali tidak, berharap punya hubungan dengan keluargamu. Dalam hal ini, aku sama sekali tidak menyalahkan kalian."
Wajah Sheng Ziyan menjadi muram, "Baik, bicara terus terang saja. Kau boleh menjenguk nenek kapanpun, bahkan menghadiri pemakamannya nanti. Soal kakek... kau tahu sikapnya lebih keras, tapi bisa kubantu atasi. Bahkan akan kuberitahu alasan ayahmu memutuskan hubungan dengan keluarga. Termasuk bibimu tercinta, Mo Yuchen yang bukan saudara darah itu, ibunya juga masih di Keluarga Sheng."
"Atau, aku juga bisa tidak mengurusmu. Membuatmu mulai sekarang tidak bisa melihat Nenek sama sekali, membuatmu selamanya tidak tahu mengapa orang tuamu mati, membuat Bibi kecilmu yang bahkan Mo Yuchen tidak bisa membujuk ini, terus hidup sengsara di keluarga Sheng..."
"Apa yang kau katakan? Apa maksudmu, mengapa orang tuaku mati?"
Sheng Ziyan mengangkat bahu, "Mereka tewas dalam kecelakaan, di perjalanan ke Kota Kang. Tidak pernahkah kau bertanya-tanya, kemana dan untuk apa mereka pergi saat itu?"
Sheng Youran mendekatinya, "Sheng Ziyan..."
"Aku pedagang, untuk mendapatkan sesuatu dariku, harus ada syarat." Sheng Ziyan menekankan setiap katanya, "Mu Yibei."
Sorot matanya menyipit dalam-dalam.
"Jangan pura-pura." Sheng Ziyan tertawa, melangkah perlahan, "Tidak kau lihat dia sangat tertarik padamu? Sayangnya ini sesuatu yang tidak terbayangkan oleh Yaxin. Pergilah ke kamar Mu Yibei, asal kau bisa menaklukkannya, banyak hal bisa kita bicarakan."
Sheng Youran merasa agak ingin tertawa, "Kau menyuruhku... pergi ke kamarnya?"
Sheng Ziyan membujuk, "Lagipula Mo Yuchen sudah menikahi orang lain, lebih baik kau ganti sandaran. Jujur kuberitahu, dia tidak mungkin menang di keluarga Mu. Banyak hal yang tidak kau tahu, dia juga tidak... Mu Yibei tidak mungkin kalah darinya, jadi jika kau pintar, carilah jalan lain untuk dirimu sendiri, mengerti? Terlalu angkuh, hidup di dunia ini akan sangat sulit."
"Jika aku tidur dengannya, kau akan mengizinkanku bertemu Nenek, sekaligus memberitahu semua yang ingin kuketahui, juga membuat keluarga Sheng memperlakukan Bibi kecilku dengan baik?"
Sheng Ziyan memandang kenaifannya sambil tersenyum, “Bahkan jika aku berjanji seperti ini, dirimu sendiri juga tidak akan percaya. Lagipula, bagaimana aku tahu seberapa besar nilai manfaatmu? Tapi jika hari ini kamu berhasil, setidaknya besok aku bisa mengizinkanmu menjenguk Nenek. Urusan lain, lihat kemampuanmu. Jika benar-benar punya skill... mengembalikanmu ke Keluarga Sheng, memberimu identitas sebagai putri Sheng juga bukan tidak mungkin.”
Sayangnya, hal ini bahkan Sheng Ziyan sendiri tidak terlalu percaya.
Seperti apa Mu Yibei itu, berapa hari lagi ketertarikannya padanya?
“Aku mau pergi.” Sheng Youran dengan gesit menyetujui.
Keluarga Sheng yang dulu begitu angkuh, ternyata benar tidak seperti dulu lagi.
"Ternyata ada juga yang mau mengandalkan cara mengirim perempuan untuk menjilat orang lain."
Sheng Ziyan melihatnya menyetujui dengan begitu mudah, tersenyum sinis sambil menyerahkan kartu kamar sebelah.
"Kamu tahu harus bagaimana?" Dia mengangkat alis, sengaja bertanya.
Sheng Youran bahkan tidak memandangnya, berbalik arah dan pergi, "Besok pagi aku harus bertemu Nenek!"
Sheng Ziyan memandang punggungnya, tatapannya semakin dalam.
Dayang ini benar-benar banyak berubah.
Awalnya dia mengira harus memaksa dengan ancaman dan bujukan lama, jika dia masih tidak mau menyerah, baru pakai metode lain.
Tak disangka, dia menyetujui dengan begitu mudah.
Hanya tidak tahu apakah urusan menggoda lelaki seperti ini, dia benar-benar ahli atau tidak.
"Keluarga Sheng sebelumnya tak sudi merendahkan wibawa untuk menggoda kalangan elite yang tidak ada hubungannya, bahkan terhadap keluarga Mu sekalipun."
Sayangnya, meski status mereka tetap sebagai orang terkaya di Kangcheng, kondisinya terus menurun dari tahun ke tahun.
Bahkan seluruh kota Kangcheng ikut merasakan kemerosotan ini.
"Saat dia mengambil alih Keluarga Sheng, terpaksa mencari cara untuk memperkenalkan sumber daya lainnya."
"Pengetahuannya tentang Mu Yibei terbatas, tapi dia tahu ini bukan pria yang bisa ditaklukkan lewat wanita."
"Melihat Sheng Youran hari ini baru muncul sedikit harapan, bertaruh satu kali."
"Bahkan jika kalah pun tidak masalah, lagipula... semua orang tahu Sheng Youran diusir dari Keluarga Sheng, tidak ada hubungan lagi."
"Mempertimbangkan risiko ini, dia juga tidak mau melibatkan adiknya."
"Sheng Youran, mampukah dia melakukannya?"
……
"Sheng Youran keluar dari villa, menuju bangunan sebelah."
"Mengingat kemunafikan Sheng Ziyan, rasanya ingin muntah."
"Pantas saja begitu ramah, bahkan menempatkannya di sebelah Mu Yibei, rupanya dari awal sudah merencanakan hal ini."
"Sheng Youran berdiri di depan villa, memegang kartu kamar, akhirnya memutuskan untuk mengetuk pintu."
"Ternyata pintu terbuka saat didorong."
"Dia sedang menunggunya."
"Sheng Youran menarik napas dalam, masuk, lalu menutup pintu."
"Dari ruang tamu sampai kamar, tidak ditemukan Mu Yibei."
"Saat hampir mencapai area luar, tiba-tiba melihat Mu Yibei berjubah mandi dengan rambut basah keluar dari kamar mandi."
"Helai rambut hitam berkilau menggelantung di depan matanya, sorot matanya tajam menusuk: 'Sekarang jam berapa?'"
"Sheng Youran menunduk, melihat ponsel: 'Jam sebelas.'"
"'Jam berapa aku mengirim SMS?'"
"'...Setengah sebelas.'"
"'Dari sebelah butuh setengah jam?'"
"Dia menggigit bibir, memasukkan ponsel kembali ke saku: 'Mu Yibei...'"
"Begitu membuka mulut, pandangannya bertabrakan dengan sorot dingin Mu Yibei yang tajam."
"Tangannya mengangkat, menekan dagunya, lalu menciumnya..."
"Rasa sakit menyebar, tubuhnya mundur ke balik tembok."
"Lama sekali Mu Yibei baru melepas mulutnya, tatapan membekukan menusuk tajam, 'Hal hari ini, lebih baik kau bisa memberikan penjelasan yang memuaskan.'"
"'Aku yang jelasin?'"
"Tubuhnya meringkuk di pelukannya."
"Ya, cukup dia yang menjelaskan, selesai."
"Setelah berpikir, dia berkata tenang, 'Aku menjenguk Nenek, tak kusangka kau juga di sini.'"
"Setelah menunggu lama, hanya dapat kalimat sederhana ini."
"Sorot mata Mu Yibei kembali gelap."
"Mantelnya tiba-tiba tersibak, tubuhnya terangkat, dipeluk melintang di pinggang menuju kolam air panas."
"'Mu Yibei lepaskan aku...'"
"Gemerincing!"
"Dia membuka jubah mandi, membawanya langsung masuk ke kolam."
"'Sudah kujelaskan. Jika ada pertanyaan lain, tanyakan, akan kujawab sejujurnya.'"
"Sorot mata Mu Yibei mengerikan dengan ketegasan."
"Dia menatap geram ke arah wanita yang meringkuk di sudut kolam, bibir tipis terkunci rapat."
"Masih ada pertanyaan lain?"
"Haruskah dia langsung bertanya: Mengapa kau muncul bersama pria lain?"
"Apakah wanita terkutuk ini ingin membuatnya mati marah?"
"Sheng Youran melihat raut wajahnya, teringat pesan Sheng Ziyan."
"Singkatnya, dia harus meredakan kemarahan Mu Yibei dalam satu malam..."
