Bab 167 Menjungkirbalikkan Semua Keraguannya
Dalam pandangan, dia dan Mu Yibei sama-sama basah kuyup.
Terutama Mu Yibei, mengenakan kemeja dan celana bahan yang basah menempel di tubuhnya, tampak sangat berantakan.
Dia membawa Sheng Youran ke kamar mandi, mengambil handuk dan mengeringkan tubuhnya.
"Aku... aku bisa sendiri..."
Mu Yibei meliriknya dengan dingin.
Sorot matanya dipenuhi keraguan apakah dia bisa melakukannya sendiri.
Dia memeluk handuk di tangannya, menutupi dadanya, "Maksudku... kamu ganti baju dulu."
Matanya menyapu bagian yang ditutupi lengannya, lalu melepaskan pegangan. "Ngapain ditutupi."
Sheng Youran buru-buru mengeringkan tubuhnya sebelum sempat menyelesaikan kalimat.
Melihat Mu Yibei menelepon asistennya untuk mengantarkan pakaian.
Setelah keduanya rapi, mereka memesan makan malam.
"Kamu tidak makan?" Sheng Youran duduk di meja makan, melihat pria yang sudah berganti pakaian itu tampak segar bak aura kekerasan di wajahnya lenyap bagai asap.
Mu Yibei menjawab datar, "Sudah makan."
Rupanya pesanan khusus untuknya...
"Bagaimana kamu tahu... aku belum makan malam?" Tanyanya sambil memegang sumpit, meliriknya hati-hati.
Tapi si seseorang jelas malas menjawab pertanyaan itu.
"Benar tidak mau makan lagi?"
"Banyak bacot."
Biasanya mungkin tidak masalah, tapi dia tidak ingin menghadapi penolakan saat suasana hatinya jelas tidak baik.
Tapi ketika teringat kejadian tadi, dia bahkan langsung melompat ke kolam untuk menolongnya...
"Makan sendirian itu agak membosankan." Bisiknya pelan.
Saat mengangkat pandangan lagi, dia melihat sorot matanya yang dalam menatap dirinya sendiri.
Lalu, dengan santai memberi isyarat ke salah satu hidangan, kemudian membuka bibirnya perlahan.
Sheng Youran: "..."
Dengan hati-hati dia menjepit sepotong daging sapi, menyuapkannya ke mulutnya...
Saat makan malam usai, melihatnya berdiri, terdengar gumam, "Mulai sekarang dilarang masuk pemandian air panas tanpa makan."
"...Baik."
……
Pagi-pagi terbangun oleh suara ketukan pintu dari luar kamar.
Sheng Youran membuka mata lelah, pria yang merangkulnya dari belakang mengerutkan alis, tampak kesal.
Siapa yang mungkin mengetuk di jam seperti ini, dia samar-samar bisa menebak.
"Aku yang buka pintu..."
Ingin melepaskan lengan yang melingkari tubuhnya, tapi lengan itu tak berniat melepas.
"Mu Yibei!"
"Jangan berisik."
“……”
Ketukan pintu kembali terdengar.
Mu Yibei membuka mata, dengan wajah masam cepat mengangkat selimut dan turun dari ranjang, mengambil baju di samping.
"Lebih baik aku saja yang buka." Sheng Youran ragu-ragu.
Meski transaksi dengan Sheng Ziyan sudah dijelaskan tuntas semalam, tapi dia benar-benar tak ingat... reaksi terakhir Mu Yibei.
Tapi dugaan kuatnya, pasti tidak setuju.
Kalau sampai Sheng Ziyan melihat keadaan begini...
Sebelum sempat berdiri, bayangan pria itu sudah melesat keluar.
“Sheng Youran mengusap-usap rambutnya, ekspresinya terlihat sedikit bingung.”
“Apa maksudnya?”
“Tuan Mu...”
Melihat orang yang membuka pintu, ekspresi Sheng Ziyan langsung berubah.
Dia tahu kemarin Mu Yibei langsung pergi ke villa tempat Sheng Youran tinggal, tapi tak menyangka Mu Yibei sama sekali belum pergi.
“Ada keperluan?” Wajah Mu Yibei dipenuhi rasa tidak suka karena diganggu.
Sheng Ziyan bereaksi cepat, tersenyum tipis, “Nenek ingin bertemu Youran, sudah kusiapkan mobil untuk menjemputnya. Tapi kalau Tuan Mu ada di sini, akan kujadwalkan ulang. Tolong sampaikan pesan ini padanya. Maaf, ingat Tuan Mu masih ada pertemuan dengan arsitek sore ini, benar-benar mengganggu.”
Sheng Youran yang sudah berpakaian rapi keluar dari kamar, mendapati Mu Yibei baru saja menutup pintu dan masuk kembali.
“Sheng Ziyan?”
Mu Yibei bersandar di dinding, “Menyuruhku menyampaikan, kau harus menemui nenekmu.”
Sheng Youran mengangguk, “Baik.”
Dia tahu Sheng Ziyan pasti sengaja mengatakan ini, meminta Mu Yibei menyampaikan pesan hanya untuk menunjukkan kepuasannya atas hasil kerja mereka.
Memikirkan hal ini, dia menyampaikan fakta sebenarnya, karena menyembunyikan mungkin akan membuatnya lebih jengkel.
Tahu-tahu setelah diungkapkan, wajahnya sama sekali tidak bereaksi.
Masuk kembali ke kamar untuk berganti pakaian, menyuruhnya menunggu.
Akhirnya dengan perasaan heran, Sheng Youran duduk bersama Mu Yibei dalam mobil yang sama.
Di dalam mobil, Mu Yibei menelepon membicarakan urusan kerja.
Sementara di dalam hatinya merasa aneh, diam-diam meliriknya sebentar, lalu merenung sendiri.
"Dia mengantarku ke rumah sakit? Atau ada maksud lain?"
Karena dia benar-benar tidak ingat, apa yang terakhir diucapkannya tadi malam...
Mobil belum sampai di rumah sakit ketika Mu Yibei mematikan telepon, lalu menoleh tajam ke arahnya.
"Kenapa kau menatapku?" Jantungnya berdebar kencang, merasa sorot matanya aneh, langsung bertanya.
"Apa rencanamu dengan mengawasiku begitu?" Suaranya berat dan serak, matanya menyipit menanyakan.
"Ti-Tidak ada..." Dia gelengkan kepala panik.
Sorot mata Mu Yibei menunjukkan dia sama sekali tidak percaya, tapi malas mengejar.
"Bisa berangkat hari ini?" Sheng Youran ragu-ragu, "Jika kamu ada urusan di sini, bolehkah aku pergi duluan?"
"Alasan."
Jika bukan karena perempuan ini, dia sudah pergi sejak hari kedatangannya.
"Sudah kukatakan, aku tidak ingin bertemu keluarga Sheng. Tapi selama sehari pun aku di sini, mereka takkan membiarkanku. Sheng Ziyan yang kau lihat pagi ini, pasti datang bukan sekadar untuk mengajakku menemui nenek."
Melihat ucapannya yang tulus, sudut bibir Mu Yibei berkedut...
Ternyata perkataan yang dia ucapkan tadi malam, tak satu pun didengarnya.
"Besok pagi berangkat." Beberapa saat kemudian baru dia bersuara, "Sore akan kuberikan kontrak ke Sheng Ziyan. Urusan apa pun yang ingin kau bicarakan dengannya, selesaikan hari ini juga."
"?!" Mata Sheng Youran membelalak.
Apakah ini caranya membantu?
"Kalau berani bertanya 'kenapa' sekali lagi, segera kulempar kau dari mobil." Mu Yibei kesal berseru.
Sheng Youran terhenti sejenak, "Tapi kontrak itu kau berikan padanya..."
"Pandangan Mu Yibeu yang tenang tertuju pada email di ponselnya, matanya memancarkan kedinginan, dengan sikap santai yang dibuat-buat,"Memberikan kontrak, bukan berarti akan membiarkannya berhasil. Dia akan menyesal mendapatkan kontrak ini."
Mobil berhenti di depan gerbang rumah sakit.
Dia tertegun memandang profil wajah Mu Yibeu, ternyata dia benar-benar menyetujui permintaan itu tadi malam!
Sheng Youran dengan cepat mencium pipinya sebelum membuka pintu mobil.
Seketika dia terkejut.
"Terima kasih."
Setelah mengucapkan itu, Sheng Youran buru-buru turun dari mobil, tidak berani menatap raut wajahnya.
Kehilangan kendali sesaat!
Tapi saat mendengar perkataan Mu Yibeu, otaknya mendadak panas dan ingin melakukan tindakan impulsif.
Raut wajah Mu Yibeu menegang, menunjukkan ekspresi yang sulit digambarkan.
Akhirnya dia membuka pintu mobil dengan wajah muram.
Kapan dia pernah bilang tidak mau naik ke lantai atas?!
Saat tiba di area ruang rawat inap, suasana hatinya masih belum sepenuhnya tenang.
Meski tidak tahu persis kapan sikapnya berubah, namun momen tadi seolah membalikkan semua keraguannya sebelumnya.
"Bibi, Nenek."
Sheng Yuening mengangkat kepala melihatnya, tersenyum bertanya,"Youran, belum pulang juga? Hari ini terlihat sangat bahagia ya?"
"Iya." Bibirnya tak bisa menahan senyuman.
"Kemarilah duduk di sini sebelah Nenek." Nenek Sheng tiba-tiba tampak bersemangat.
Belum sempat Sheng Youran berbicara lebih banyak, tiba-tiba sang bibi menatap ke arah pintu utama ruang rawat inap dengan ragu-ragu,"Permisi, Anda ini...?"
"Begitu menoleh, senyum cerah di wajahnya tiba-tiba menjadi kaku."
"Mu Yibei... kenapa belum pergi?"
