Bab 186 Sebelum sarapan... Buka selera dulu
Mo Yuchen menoleh memandangi asisten ini.
"Maksudku, Kak Su sekarang banyak hal yang tidak ingat, dan dia sepertinya takut dengan tempat ini, punya kenangan buruk. Meskipun dia juga tidak mengingatku, tapi aku sudah merawatnya dua hari, apakah perlu aku tetap di sini merawatnya?"
Lu Qingqing berkata dengan hati-hati.
Lagipula di sini ada banyak pelayan, tidak perlu dia melakukan apa-apa, bisa makan enak tinggal nyaman.
"Hmm." Mo Yuchen mengangguk dingin, menyuruh pelayan menyiapkan kamar untuknya lalu naik ke lantai atas.
"Tuan Mo..." Lu Qingqing melihatnya naik, buru-buru menyusul, "Kak Su bahkan tidak mengingatmu, kalau Masuk begitu saja..."
"Siang hari dia butuh bantuan cari kamu, di waktu lain jaga sikap." Mo Yuchen langsung memotong, "Ini keluarga Mu, bukan tempat sembarangan."
Lu Qingqing akhirnya diam.
Mo Yuchen membuka pintu kamar, melihat Su An'an sudah dibawa ke ranjang oleh pelayan.
Setelah pelayan keluar, dia menutup pintu.
"Su An'an duduk berbaring di ranjang, sangat tenang, tidak tahu sedang memikirkan apa."
Mo Yuchen berjalan ke tepi ranjang, menunduk memandangi wanita di ranjang, "Kehilangan ingatan ya? Haruskah aku juga dilupakan?"
"Tentu saja." Jika ada yang mendengar suara Su An'an saat ini, pasti akan terkejut dengan perubahan drastisnya. Sama sekali berbeda dengan sikap pengecut dan penolakan tadi.
Wajah cantiknya kini telah bersih dari segala emosi yang terlihat sebelumnya.
Dia mengangkat kepala, "Dulu aku tidak mengenalmu, jadi lebih baik aku tidak mengingatmu."
Mo Yuchen duduk di pinggir ranjangnya, menyangga tubuh dengan tangan di sampingnya, matanya menatap tajam, "Aktingmu bagus."
"Aku pernah jadi aktris papan atas." Su An'an tersenyum tipis.
"Harus pakai cara seperti ini?" Nada Mo Yuchen ragu-ragu, "Tidak ada cara lain?"
"Yuchen, bukankah kita sudah sepakat?" Suara Su An'an lembut, "Tenang, ini hanya sandiwara. Bukankah ini juga kesempatan bagus untuk melihat apakah adik kesayanganmu dan Mu Yibei benar-benar menikah atau pernikahan palsu? Jika Mu Yibei benar-benar memanfaatkannya, bukankah dia terlalu malang? Aku juga perempuan, aku bisa lihat dia mulai jatuh hati pada Mu Yibei."
Alis Mo Yuchen berkerut dalam.
"Lumrah saja. Jika pria itu melamar, aku yakin sedikit perempuan yang bisa menolak. Dunia ini terlalu banyak gadis bodoh."
Lama kemudian, barulah Mo Yuchen berkata, "Urus saja sendiri."
"Su An'an mengangguk, "Kamu keluar dulu. Sekarang aku tidak ingat kamu, tidak akan membiarkan pria asing bermalam di kamarku, benar kan?"
Mo Yuchen ragu sejenak, lalu keluar dari kamar.
*
Semalaman tidak bermimpi.
Tidur lebih awal, Sheng Youran pun bangun lebih pagi.
Dengan terkejut ia menemukan Mu Yibei belum juga terbangun.
Memang, dia baru pulang menjelang subuh.
Baru sekarang ini, ia merasakan bahwa dia juga manusia biasa.
Kalau tidak, hampir saja menyangka energinya tak pernah habis sepanjang hari.
Sheng Youran bangun dari tempat tidur, teringat bahwa Ibu Zhou karena urusan keluarga telah ia persilakan tidak perlu menyiapkan sarapan pagi ini, bubur sudah disiapkan sejak sehari sebelumnya.
Ia menghangatkan kembali bubur itu, merasa terlalu sederhana.
Setelah berpikir, ia membuka kulkas dan mengambil telur serta ham, lalu menggorengnya sendiri di wajan datar.
Baru saja selesai menggoreng, ia menyajikannya di piring hendak dibawa keluar.
Saat berbalik badan, terlihat "tembok daging" sedang bersandar di sebelah.
Mu Yibei hanya mengenakan celana tidur rumahan, bagian atas telanjang, kulit coklat keemasan yang kencang, abs sempurna berotot, setiap inci penuh godaan.
Dengan malas ia menyilangkan lengan, tatapannya tertuju pada piring di tangan gadis itu.
"Sarapan?" Suara merdunya masih mengandung kabut kantuk pagi.
Sheng Youran agak malu, ini sebenarnya persiapan untuk dirinya sendiri.
Karena tidak yakin kapan dia akan bangun, jika dibuat lebih awal mudah menjadi dingin.
Bagaimanapun dia adalah Presiden Direktur, ingin beristirahat lebih lama pun tidak ada yang bisa berkomentar.
Sedangkan dia hanya karyawan kecil, belakangan sedang diselidiki, keterlambatan pun jadi bahan gunjingan.
Mu Yibei mengangkat pandangan, melihatnya diam, sengaja bertanya balik, "Untukku?"
Sheng Youran menyunggingkan senyum tipis, mengangguk, "Ya, untukmu..."
"Tebak aku akan bangun di jam segini?" Sorot matanya menyipit, masih berpura-pura di hadapanku?
"Ahem..." Dia membersihkan tenggorokan, "Aku baru saja mau memanggilmu."
Sorot mata Mu Yibei membuat kebohongannya hampir tak bisa diteruskan...
Belum sempat bicara, seolah sudah terbaca olehnya.
"Terima kasih." Mu Yibei menyeringai dingin sambil mengambil piring, memindahkannya ke meja makan.
Sheng Youran baru saja lega, hendak berbalik menyiapkan porsi untuk dirinya, tiba-tiba tubuhnya terseret ke meja makan.
"Mu Yibei, mau apa lagi! Bukannya mau sarapan?"
Jari panjangnya menyusuri pipinya, melintasi bibir yang kemerahan, "Buka selera dulu."
"..." Buka selera? Pakai dirinya?
Saat Sheng Youran kembali ke dapur, wajahnya merah padam.
Menggoreng telur pun jadi kacau balau.
Bajingan!
Bajingan bajingan bajingan!!!
Sarapan itu dihabiskan Sheng Youran dengan cepat, sementara Mu Yibei makan dengan santai, sangat tenang seolah tak ada urusan.
Pergi ke Kota Kang untuk tinggal beberapa hari, baru kembali lalu ‘urusan kerja’ dua hari karena Su An'an.
Kok dia masih bisa senggang seperti ini?
Sheng Youran agak bingung di hati, tapi tidak mengatakan apa-apa.
Setelah sarapan, melihat waktu sudah hampir habis, dia mengeringkan mulut dengan tisu lalu berdiri.
"Duduk." Mu Yibeu bahkan tidak mengangkat alisnya, dengan santai mengiris ham yang awalnya digoreng untuk dirinya sendiri menggunakan pisau.
"Ada perlu?" Dia tidak bergerak, memandangnya dengan bingung, "Kalau tidak segera pergi, aku bisa terlambat. Kalau kamu tidak ke perusahaan, aku akan..."
Mu Yibeu berhenti dari gerakan menyantap sarapannya.
Dirinya pergi dua hari tanpa kabar, masa dia tidak punya pikiran lain sama sekali?
Tidak menanyakan kabar sudah biasa, pagi ini malah diam-diam bangun sendiri, berniat mengisi perutnya lalu kabur.
Berani-beraninya bertanya, ada perlu?
Mu Yibeu meletakkan peralatan makan, mengeluarkan selembar tisu, berkata santai, "Tidak ada yang ingin kau katakan padaku?"
"Ti-Tidak juga..." Sheng Youran tiba-tiba gugup, tidak tahu apakah dia sudah mengetahui sesuatu.
"Benar-benar tidak ada satu hal pun?" Matanya menatap dalam-dalam ke arah kegugupannya.
Saat gugup, tangannya selalu refleks ditarik ke belakang.
Sheng Youran mengatupkan bibir, kedua tangan saling melilit di belakang punggung.
Dia benar-benar panik sekarang, tidak mengerti maksud pertanyaan tiba-tibanya ini.
Apa dia sudah tahu soal kehamilan ini?
“Tapi hal ini, hanya Hua Bao, Shifu Hua Bao, dan dirinya sendiri yang tahu, tidak mungkin ada orang keempat yang mengetahuinya.”
“Dia percaya pada Hua Bao, mungkin karena sebagai dokter, mulut Hua Bao lebih ketat daripada Ai Ke'er. Perkataan yang tidak pantas tidak akan dia ucapkan sepatah kata pun.”
“Lalu bagaimana Mu Yibei bisa tahu?”
“Atau mungkin, cara bertanya seperti ini maksudnya menanyakan hal lain?”
Sheng Youran menarik napas dalam-dalam, sama sekali tidak bisa membaca arah pembicaraannya.
“Diam saja?” Mu Yibei merasa lucu melihatnya seperti ini, “Disebutkan di perusahaan, kenapa tidak menelepon aku?”
Batu di hatinya tiba-tiba mengendur.
Ternyata yang dia maksud adalah hal ini.
“Meneleponmu, apa gunanya?”
Mu Yibei mengerutkan alisnya, memandangnya bingung, “Kau pikir aku tidak bisa menyelamatkanmu, atau tidak mau peduli?”
Kapan pernah dia benar-benar membiarkannya dalam masalah? Tidak tahu apa yang masih diragukan wanita ini.
“Bukan itu maksudku. Maksudku, banyak orang di perusahaan sudah tahu hal ini. Identitasmu tidak pantas turun tangan. Lagipula aku tidak melakukan kesalahan, tidak takut diselidiki. Setelah mereka menyelidikinya, kecurigaanku akan hilang. Urusan kecil seperti ini sampai meneleponmu, bisa mengganggu pekerjaanmu.” Setelah menjelaskan, Sheng Youran meliriknya, “Bukankah kau sedang urusan kerja!”
Begitu kalimat terakhir meluncur, dia langsung menyesal.
Ucapan masam seperti ini, kenapa harus diucapkan!
“Terlalu naif. Kalau ada orang yang sengaja ingin menjebakmu, mana mungkin mereka akan menyelidikinya sampai jelas.” Mu Yibei tidak menghiraukan urusan kerja itu, berkata datar, “Ke perusahaan dulu, masalah ini akan segera diatasi.”
Sheng Youran mengangguk, “Kalau begitu aku ke perusahaan dulu, kamu lanjutkan santap pelan-pelan.”
Mu Yibei memandangnya yang langsung berbalik pergi, raut wajahnya semakin muram.
Sungguh tak sabar langsung pergi setelah mendengar ucapannya.
*
Setelah keluar dari apartemen, ia menghela napas panjang, sedikit merasa lega.
Sebenarnya sudah sering terpikir, jika benar-benar hamil, bagaimana cara memberitahunya.
Tapi sekarang sama sekali tak bisa mengungkapkannya.
Sesampai di perusahaan, laptopnya sudah bisa digunakan kembali.
Yan Yan yang baru saja menghabiskan roti, mendekat dan bertanya, “Investigasi selesai cepat sekali? Ada hasil?”
“Aku juga tidak tahu.”
“Aku juga tidak bisa mencari tahu informasi apa-apa. Tapi, dengar-dengar Anne juga dipanggil untuk dimintai keterangan. Entah dicurigai atau memberikan kesaksian yang berantakan.” Yan Yan berkata sambil melirik ke arah Anne.
Anne sedang memegang cermin rias, riasan hari ini sangat sempurna, cantik.
Bahkan pakaiannya lebih seksi dari biasanya, gaun hitam berleher renda.
Gaya OL yang menggoda, belum pernah terlihat sebelumnya.
Tampak menyadari sorot mata Yan Yan dari cermin, Anne meletakkan cermin riasnya, menoleh sambil tersenyum manis, “Sedang ngobrol apa, sampai semangat sekali.”
“Yan Yan menarik sudut mulut sambil tertawa, lalu sibuk bekerja di depan laptop.”
Sheng Youran tidak berbicara, juga tidak menunjukkan ekspresi.
Langsung mengabaikan Anne.
Sekitar pukul 10 pagi, dia dan Anne dipanggil ke ruang rapat.
Banyak yang berbisik-bisik, katanya penyelidikan sudah keluar hasil, Anne menjadi saksi dll.
Melihat gaya Anne yang berseri-seri seperti angin semi, semua tahu Sheng Youran akan celaka.
"Ah, ngapain juga kamu begini." Anne dan Sheng Youran masuk lift bersama, Anne mengeluarkan keluhan sengaja berkata, "Hal-hal tertentu memang tak boleh dilakukan. Aku tak paham kenapa kamu ambil risiko besar demi uang."
Sheng Youran sejak awal sudah menduga mungkin dia pelakunya, melihat situasi ini semakin tak ada keraguan.
Anne melihatnya diam, mengira dia sedang khawatir, tersenyum tipis.
Keduanya naik lantai, tiba di ruang rapat bersama.
Suasana saat pintu terbuka langsung menegangkan, bahkan Anne mulai grogi.
Di depan meja rapat yang panjang, duduk separuh lebih jajaran tinggi perusahaan.
Pria di kursi utama tampan tenang, aura kebangsawanannya terpancar kuat, seolah kehadirannya saja mampu membuat ruangan sesibuk apapun sunyi senyap.
Para petinggi yang biasanya diagungkan, saat ini duduk anteng di samping.
Mu Yibei baru mengangkat kepala saat mendengar bunyi pintu, tatapannya melesat cepat menyapu Sheng Youran.
"Silakan masuk." Sekretaris Chen tersenyum ramah pada Sheng Youran, sikap sopan dan nada bicara penuh hormat.
Anne mengerutkan alisnya. Kabarnya Sekretaris Chen di sisi Tuan Mu paling sulit diajak akrab, dengan kesombongan sebagai sekretaris direktur, tapi kenapa bersikap seperti itu pada Sheng Youran...
