Bab 188 Binatang Mu, Tuanmu!
Anne terpaku di tempat seperti dipukul benda tumpul.
Han Qi menghela napas melihatnya, bukankah hidup itu indah...
Nyaris menyeretnya ke neraka, sungguh tak masuk akal.
“Ini, ini mustahil…” Anne terus menggeleng, melirik Sheng Youran lalu Mu Yibei, “Tidak mungkin, tidak mungkin...”
Han Qi menerima telepon, “Nona Anne, ikut saya. Semua masalah bisa dibicarakan dengan pengacaramu.”
Setelah Anne dibawa pergi, ruang rapat kembali diselimuti kesepi yang mencekam.
Sheng Youran masih duduk di kursi yang diaturkan Sekretaris Chen untuknya, menghadapi tatapan tak terhitung di sekelilingnya tanpa berkata-kata.
Tim penyelidik saling pandang, baru saat ini akhirnya memahami maksud ucapan Sekretaris Chen waktu itu.
Ternyata istri direktur...
Yang membocorkan rahasia perusahaan ini, ternyata adalah istri direktur!
Jangan main-main!
Andai tahu begini, pasti mereka takkan percaya kasus ini.
Pantas saja beberapa orang memandangi mereka seperti melihat bangsawan berparas sempurna yang bodoh, lagipula siapa sangka istri direktur akan menjual dokumen tender perusahaan.
Tim penyelidik gemetar bibirnya, ingin mengucapkan permintaan maaf tapi bingung harus berkata apa.
"Tadi sudah dijelaskan, kasus ini akan ditindak tegas oleh perusahaan, sisanya serahkan ke divisi hukum." Mu Yibei melempar kalimat dingin, "Baik, rapat ditutup."
Kali ini tak ada satu pun yang tak mengenal Sheng Youran.
Baik yang pernah lihat maupun tidak, semua yang lewat di sampingnya menyungging senyum sopan penuh sanjungan.
Sheng Youran menghela napas pelan. Rupanya hari ini, terlepas dari ada tidaknya rekaman bukti, Mu Yibei sudah punya cara membuatnya mengaku.
Ia pun berdiri, hendak mengikuti kerumunan keluar.
"Kau tunggu sebentar." Suara rendah terdengar dari kejauhan.
Langkahnya terhenti seketika.
Mu Yibei tidak menyebut nama, tapi begitu suaranya keluar, Sheng Youran langsung tahu itu ditujukan padanya.
Bibirnya mengatup, Sheng Youran menoleh.
Pria itu duduk angkuh di kursi utama, tatapannya dingin bagai kabut rokok.
Pandangan itu menancap kukuh di tubuhnya, tak bergeser sekian lama.
"Tidak tahu apakah ini ilusi, Sheng Youran merasa orang-orang di sekitarnya pergi semakin cepat……"
Sekejap mata, ruang rapat besar menjadi sepi, hanya menyisakan mereka berdua.
Bahkan Sekretaris Chen sudah keluar, dan dengan penuh perhatian menutup pintu.
"Ke sini." Mu Yibeu dengan lembut meletakkan pulpen di tangannya, mengangguk halus ke arahnya.
Sheng Youran tidak lagi ragu, berjalan mendekatinya.
"Mengapa kamu tidak memberitahuku sebelumnya tentang kejadian tadi?"
Melihatnya sudah berada di sampingnya namun ragu-ragu berhenti, Mu Yibeu sengaja mengangkat sudut bibir dengan kelengkungan jahat.
Tangannya menyambar, memeluknya erat.
Tubuhnya duduk di pangkuannya, pinggang direngkuh dengan kencang.
"Kamu juga tidak bilang punya rencadana cadangan." Dia mendekat, mendorong punggungnya ke meja rapat, "Pagi tadi lari begitu cepat?"
Napasnya menggelitik telinganya, tapi tak bisa melepaskan diri dari belengguannya, "Kamu juga tidak tanya bagaimana cara kubuktikan diriku tak bersalah, aku tak tahu hari ini akan begini..."
"Jangan bergerak." Geramnya bernada peringatan, "Berani sekali sekarang?"
Sheng Youran langsung berhenti bergerak, kaku duduk di pelukannya, khawatir pria ini akan tiba-tiba birahi kapan saja.
Dagu tiba-tiba dicengkeram, hembusan napas panas menyengat menerpa wajahnya.
"Bagaimana caramu membalas jasaku?"
“Kenapa harus berterima kasih padamu? Aku sendiri juga bisa mengatasi masalah ini.” Tubuhnya semakin menegang, bibirnya terpaksa menempel erat pada bibirnya.
“Mulut keras?” Alisnya terangkat, tanpa ragu ia langsung menyerang lebih dalam……
……
Bajingan!
Setelah lama, ia akhirnya menuruti, “Suami, terima kasih sudah membantuku mengatasi masalah ini. Aku sangat berterima kasih.”
Mu Yibei enggan melepaskan pelukannya sedikit, “Antara suami istri tak perlu basa-basi. Ucapkan terima kasih dengan tindakan saja sudah cukup.”
Usai berkata, ia kembali melanjutkan strategi penaklukannya.
Binatang Mu, dasar Tuan tua!
*
Saat keluar dari ruang rapat, beberapa petinggi perusahaan tak dikenal menyapanya dengan sopan.
Ia buru-buru turun dari lantai ini.
Begitu tiba di Bagian Terjemahan, suasana sudah ricuh bagai air mendidih.
Kursi Anne telah porak-poranda, hampir semua orang sedang berbisik-bisik.
“Syukurlah kau baik-baik saja.” Yan Yan langsung memeluknya erat, “Sudah kuduga ini ada hubungannya dengannya, tapi tak kusangka dia berani menjual informasi rahasia perusahaan dan menjebakmu!”
Sheng Youran masih tampak seperti baru selamat dari bencana, menepuk dada montoknya, “Iya, bikin kaget! Untung pihak perusahaan selidiki dengan adil.”
“Kalau benar-benar dijebak sampai berhasil, sungguh tidak adil. Dia benar-benar ‘tidak berbuat tak mati’.” Yan Yan dengan ekspresi bahagia, “Akhirnya tidak perlu lagi melihat raut wajahnya atau dinasehati. Tapi air di kantor memang sangat dalam ya.”
Sejak Sheng Youran masuk, beberapa rekan yang dulunya dekat dengan Anne ramah menyapanya.
Tak ada satu pun yang berani lagi berhubungan dengan Anne.
Apalagi semua tahu Anne suka menyulitkan mereka yang masa kerjanya paling sebentar. Untuk memberikan batas tegas dengan Anne, mereka bersikap semaksimal mungkin ramah.
Menjelang pulang kerja, dia mendapat tugas mengantarkan dokumen terjemahan ke lantai atas.
Kebetulan melihat kantor Mo Yuchen, dia mendatangi sekretaris, “Permisi, apakah Tuan Mo ada?”
Sekretaris Mo Yuchen segera menyambutnya dengan senyum manis.
Sheng Youran masuk ke kantor, Mo Yuchen masih sibuk dengan setumpuk gambar.
Melihatnya masuk, dia tersenyum tipis lalu meletakkan gambar, menarik napas dalam, “Ada apa? Kudengar akhir-akhir ini kau diselidiki? Hebat ya?”
“Jangan ditanya.” Dia mengangkat bahu sambil memutar mata, “Seperti kena tembak saat tidur. Waktu itu kan kamu tidak di kantor? Kok bisa cepat tahu?”
Mo Yuchen meneguk kopi di sampingnya, “Urusan sebesar ini, saya sudah dengar sebelum datang. Sekarang semua jajaran tinggi perusahaan tahu nyonya muda kedua keluarga Mu ada di bagian terjemahan.”
Sheng Youran menjulurkan lidahnya, entah menyalahkan Mu Yibei yang terlalu banyak bicara atau Anne yang bocor rahasia.
Sebenarnya hal ini tidak perlu diungkapkan di depan umum.
"Jangan khawatir." Mo Yuchen tersenyum kalem, langsung memahami keraguan gadis itu, "Orang-orang yang pagi tadi di ruang rapat itu, yang bisa menduduki posisi strategis pasti jenius sosial. Mereka tahu batasan antara yang pantas dan tidak pantas diucapkan. Manajemen perusahaan mana punya waktu luang untuk menyebarkan gosip."
Mendengar ini, dia menghela napas lega, "Benar juga. Tapi Kakak Yuchen, kabarnya bibi istri pamanmu celaka lagi, bagaimana keadaannya? Apa kau terlambat ke perusahaan hari ini karena menjenguknya?"
Mo Yuchen berhenti sejenak, "Dia... baik-baik saja, sedang dalam proses regenerasi."
"Apakah dia masih di rumah sakit milik Nie Jinshen?"
"Tidak. Dia tidak suka tinggal di rumah sakit, sudah dipulangkan ke Kediaman Mu." Senyum Mo Yuchen terpaksa.
Sheng Youran merenung sebentar, "Bolehkah aku menjenguknya?"
Entah didorong rasa ingin tahu macam apa, gadis itu ingin melihat seberapa parah luka yang membuat Mu Yibeu nekat menginap di luar rumah selama beberapa hari.
Lagipula, kunjungannya ke sana bisa dianggap sebagai gestur yang wajar.
"Saat ini dia..." Mo Yuchen ragu.
"Ada kendala tertentu?" Sheng Youran penasaran mendesak.
"Tidak, bukan itu maksudku. Silakan saja jika kau berminat, Kediaman Mu juga rumahmu." Mo Yuchen menatapnya, "Katanya kau dan Yibeu berencana pindah kembali, kenapa masih menetap di luar?"
“Ini... aku, aku juga tidak tahu...” Dia tersenyum kaku, hal seperti ini mana bisa ditentukan olehnya.
“Apakah Mu Yibei memiliki kekhawatiran lain?” Mo Yuchen menatapnya, bertanya lebih lanjut.
“Bukan juga, karena... karena dia akhir-akhir ini terlalu sibuk, terus tidak ada di Kota Suci, baru kemarin malam pulang. Kira-kira, dalam dua hari ini lah.” Sheng Youran asal mencari alasan, “Kakak Yuchen, aku pergi dulu. Nanti malam aku akan mengunjungi bibi.”
Mo Yuchen mengangguk, melihatnya bersiap keluar, tiba-tiba memanggil, “Youran.”
“Hmm?” Dia menoleh.
Mo Yuchen melihat sedikit kecemasan yang tak jelas di wajahnya, “Bagaimana sikap Mu Yibei terhadapmu?”
“Cukup baik kok.”
Dia terdiam sebentar sebelum berkata setengah bercanda, “Baguslah. Sejak kecil kau selalu anak kesayangan orang tuamu, siapa sangka kemudian mengalami begitu banyak kesulitan. Jika ada yang memperlakukanmu baik, aku juga lega. Tapi Ranran, kalau dia tidak baik padamu, ingat beri tahu aku. Bagaimanapun juga, secara nominal aku adalah kakaknya. Aku tidak ingin melihatmu diperlakukan tidak adil.”
“Tenang saja Kakak Yuchen, kalau benar ada saat seperti itu pasti kuberi tahu.” Senyumnya tegas tanpa keraguan.
Tapi pernikahan kontrak ini juga akibat ulahnya sendiri, apa gunanya memberitahu Mo Yuchen.
*
Sheng Youran pulang kerja lebih awal, sudah bisa ditebak mengetahui Mu Yibei sementara belum bisa pergi.
"Selama beberapa hari di Kota Kang ditambah dengan kehadiran Su An'an, dia terlalu banyak mengabaikan urusan perusahaan. Semua keputusan itu dibuat dadakan tanpa persiapan sama sekali."
Ia mengemudi menuju Kediaman Mu, teringat ekspresi yang ditunjukkan Mo Yuchen saat membicarakan kondisi Su An'an.
Begitu tiba di keluarga Mu, para pelayan terkejut melihat kedatangannya.
Saat mengetahui tujuan kunjungannya untuk menjenguk Su An'an, raut wajah mereka pun terlihat aneh.
"Ibu-ibu profesional, apakah cederanya parah?"
"Nyonya muda, bagaimana ya..." Pelayan itu kesulitan menjelaskan, "Lebih baik Anda ikut saya ke atas untuk melihat sendiri."
Sheng Youran mengikuti pelayan naik tangga. Selama perjalanan, pelayan bercerita bahwa selain mengantar makanan, Su An'an melarang mereka memasuki kamar secara sembarangan.
Sampai di depan kamar, sebelum sempat masuk, pintu tiba-tiba terbuka. Sebuah piring kosong disodorkan keluar. "Wah, tepat waktu. Tolong isi lagi makanannya... Lho, kok kamu?"
Lu Qingqing masih mengunyah sesuatu dengan santai di dalam mulutnya.
Setelah menyerahkan piring ke pelayan, matanya menyapu tubuh Sheng Youran dari atas ke bawah.
Bukankah ini perempuan yang heboh kemarin saat kena puntung rokok menyetrika?
Waktu itu Tuan Mo begitu perhatian padanya.
"Saya datang menjenguknya," kata Sheng Youran membuka percakapan.
Pelayan itu mengerutkan alis sambil menerima piring, lalu berkata, "Kalau begitu saya turun dulu."
Lu Qingqing menunjukkan wibawa seorang majikan, menyilangkan lengan di depan dada dengan sikap yang bahkan lebih angkuh dari sebelumnya, berkata pada pelayan, "Kalian ini bagaimana? Tidak tahu kondisi Kak Su sekarang? Bagaimana bisa membiarkan orang naik tanpa janji temu untuk mengunjungi? Orang yang ingin menjenguk Kak Su antriannya sampai mana-mana, semua sudah kusuruh tolak. Yang Kak Su butuhkan sekarang adalah ketenangan untuk beristirahat."
Raut wajah pelayan semakin buruk.
Sejak perempuan ini mendapat izin dari Kakak sulung untuk merawat Nyonya muda pertama di sini, dia sepenuhnya menganggap diri sendiri sebagai bagian dari pemilik Kediaman Mu.
Tidak hanya membentak-bentak para pelayan, sekarang bahkan berani bersikap tidak sopan pada Nyonya muda kedua.
