Bab 201 Dia Bernilai Ratusan Juta
Pagi-pagi.
Sheng Youran tidur nyenyak, hanya saja saat bangun langsung mencium bau ramuan tradisional Tiongkok.
Belakangan ini, dia hampir terbiasa dengan aroma obat tradisional ini.
“Dia datang kemari?” Tanyanya sambil memegang mangkuk obat dengan wajah terkejut.
Hua Bao mengangguk, sambil menyodorkan sarapan yang sudah disiapkan dan menjelaskan kejadian kemarin.
Mengenai rasa penasaran di hatinya kemarin, dia bukan tipe yang banyak bicara sehingga tak bertanya apa-apa.
“Jadi dia benar-benar percaya?” Sheng Youran masih terlihat terkejut.
Mu Yibei sudah beberapa kali secara terbuka menyatakan ketidaksenangannya karena dirinya sering tidak pulang semalaman.
Ternyata menggunakan nama Shifu Hua Bao memang efektif.
“Istirahatlah dengan tenang.” Hua Bao tersenyum.
Sheng Youran akhirnya benar-benar lega dan memutuskan tinggal di rumah teh.
Karena tidak nyaman berbaring terlalu lama, dia bangun ke aula utama dan belajar cara menyeduh teh dari Tua Lu.
Namun tak lama kemudian, teman mahjong Tua Lu menelepon dan memanggilnya pergi.
Sambil asyik memainkan set teh, tiba-tiba dia menerima SMS dari Ye Yunting.
Sebagian harta sudah dikonfirmasi, sedangkan saham perlu membuat janji untuk datang ke Shengye Group.
Mempertimbangkan kondisi kesehatannya, dia boleh datang kapan saja setelah siap.
Melihat jumlah uang sebesar itu, matanya berkunang-kunang.
Sekejap saja statusnya berubah dari gadis yatim yang hidup bergantung pada orang lain, menjadi wanita kaya bernilai miliaran...
Meski Mu Yibei sudah lama memberikannya kartu kredit tanpa limit, jarang sekali dia menggunakannya.
Lagipula itu uang orang lain, konsepnya berbeda baginya.
Tapi masalah yang dihadapinya sekarang bukan bisa diselesaikan dengan uang.
"Tok! Tok!"
Kepalanya langsung menoleh.
Pria di depan meja menyambar ponsel dari tangannya, memandang dingin ke layar SMS.
"Mu Yibei, kembalikan!!" Dia kesal bukan main.
"Sudah lama kurasakan pria ini selalu sangat tertarik pada privasiku."
"Seolah-olah aku adalah orang yang tidak bisa dipercaya."
Mu Yibei mengalihkan pandangan dari layar ponsel ke arahnya, "Ye Yunting yang memberimu uang?"
"Tidak sepenuhnya darinya." Sheng Youran merebut ponselnya kembali dan duduk, "Ini harta Keluarga Ye yang sebenarnya merupakan bagian dari ibuku. Kemarin saat bertemu paman, aku mengetahui beberapa hal..."
Pikirannya kembali pada kejadian itu, rasa sakit di jantungnya masih terasa menusuk.
Setelah ragu sejenak, dia melanjutkan, "Anggap saja ini kompensasi dari paman, untuk mengembalikan hak ibuku. Dia setuju, dan aku sudah menandatangani dokumen kemarin. Tinggal proses alih saham yang perlu persetujuan pemegang saham perusahaan."
Mu Yibei menaikkan alisnya sambil duduk di samping, "Segitu kecilnya nominalnya sampai kau tidak berkedip melihatnya?"
Sheng Youran menggenggam ponselnya erat: "..." Kalimat itu sungguh menyebalkan!
Tapi bagi Mu Yibei, mungkin itu memang hanya recehan...
"Hanya untuk ini sampai kau terjatuh?"
Nada suaranya terasa bernuansa dingin yang sulit ditafsirkan.
Sheng Youran menyimpan ponselnya dan menuangkan teh yang baru dibuat ke cangkangnya, "Ini tidak sengaja, waktu itu pikiranku sedang melayang dan tidak memperhatikan anak tangga."
Dari sorot matanya, serta perubahan ekspresi wajahnya saat berbicara tadi, dia bisa menebak sebagian penyebabnya.
Luka kehilangan orang tua beberapa tahun lalu kembali terseret ke permukaan.
"Mu Yibei, beberapa waktu lagi aku ingin kembali ke Kangcheng." Suaranya terdengar berat.
"Setelah perkataan paman kemarin, dia pasti harus kembali menemui Sheng Ziyan untuk meminta kejelasan."
Mu Yibei memegang cangkir teh, menatap wajahnya yang masih agak pucat, "Kondisi seperti ini masih ingin keluar?"
"Aku... aku baik-baik saja, istirahat beberapa hari pasti pulih."
"Hari ini sudah membaik?"
Sheng Youran agak gugup, "Hari ini? Hmm... sedikit membaik."
Alis tampannya terangkat, "Apa maksudnya 'sedikit membaik'?"
"Bisa berjalan, hanya masih... sakit."
Bibir tipis Mu Yibei terkait senyum, "Kakimu tidak patah, yang kumaksud itu bagianmu yang lain."
Raut wajahnya kurang segar, tapi kondisinya tampak cukup baik.
Tidak separah yang Hua Bao katakan kemarin, sakit perutnya sudah berkurang.
"Juga, sudah jauh membaik..."
Berbohong sungguh tidak nyaman, apalagi harus berbohong dihadapannya yang memberi tekanan besar.
"Tampaknya metode akupunktur Pak Tua Lu cukup efektif." Jarinya memutar-mutar cangkir teh, "Kapan pulang?"
"Dua hari lagi."
Alis Mu Yibei berkerut, matanya menatap tajam pipi kecilnya, "Dua hari LAGI?"
Ada perasaan bahwa perempuan ini sama sekali tidak ingin kembali bersamanya.
"Tuan Mu." Suara Hua Bao yang baru kembali berbelanja terdengar jernih.
Mu Yibei menyipitkan matanya curiga, "Nona Hua, kapan sebenarnya dia akan pulang?"
Dalam hati Hua Bao menghela napas, bukankah sudah disepakati? Mungkin sikap Youran terlalu mencurigakan?
"Menurut Tuan Mu?" Ekspresi Hua Bao tetap tenang.
“Tuan tua marga Lu menggunakan jarum juga tidak akan lama, aku bisa mengirim orang untuk mengantarnya kapan saja.” Mu Yibeu menyesap teh pelan-pelan, “Jiwa sudah membaik, bisa pulang ke rumah.”
Hua Bao melirik Sheng Youran, mengangguk, “Bisa. Tapi begini saja, kalau memungkinkan, siang hari aku akan menemani menghiburnya, nanti aku yang mengantarnya. Belakangan ini aku juga tidak ada kesibukan, obat dua hari ini sebaiknya aku sendiri yang merebus.”
“Merepotkan.” Mu Yibeu berdiri, melirik perempuan yang jelas-jelas enggan pulang itu, “Kalau begitu, sekarang ikut aku pulang.”
Kemampuan pengobatan Hua Bao sampai membuat Nie Jinshen ingin merekrutnya. Kalau dia bersedia, keluarga Mu bisa memelihari dokter seperti dia di rumah dalam status siaga.
Sheng Youran yang baru saja terjatuh, dua hari ini juga tidak perlu ke perusahaan.
Ada orang yang menemaninya bicara di rumah, kebetulan mengurangi interaksi dengan Su An'an.
*
Saat kembali ke Kediaman Mu, hampir tiba waktu makan malam.
“Nona Hua bisa anggap tempat ini seperti rumah sendiri, jangan sungkan. Kamar penginapan sudah dirapikan.”
Meminta Hua Bao menginap dua hari ini adalah ide Sheng Youran. Hua Bao setuju, Mu Yibeu tidak berkeberatan.
Pelayan melihat Mu Yibeu saja begitu sopan, memperlakukan Hua Bak layaknya tamu kehormatan.
Hanya saja tidak menyebut ini dokter, hanya bilang ini teman Sheng Youran.
Yang paling tidak tenang tentang hal ini adalah Lu Qingqing.
Memikirkan perbedaan perlakuan pelayan itu, hatinya sangat tidak nyaman.
"Mengambilkan buah untuk Su An'an, akhirnya tidak tahan berkata, \"Kak Su, di villa datang lagi seorang perempuan, kelihatannya masih muda, tidak tahu siapa. Temannya nyonya muda kedua, pelayan sangat sopan padanya, bahkan Mu Er Shao sendiri yang memberi penjelasan.\""
Su An'an sudah seharian emosinya tidak stabil.
Lu Qingqing juga tidak tahu kenapa, hanya berharap bisa menambah bensin ke api.
Su An'an langsung meletakkan majalah, \"Yibei sudah pulang? Kenapa tidak bilang dari tadi.\"
\"Mu Shao sudah pergi, dia menjemput Sheng Youran dan temannya, tak lama kemudian menerima telepon dari perusahaan.\"
Su An'an memaksakan senyum tipis, \"Tidak apa, aku cuma bertanya. Temannya seperti apa, kita juga pantas keluar menemui.\"
\"Kak Su, lihatlah ini nyonya besar, tidak perlu repot-repot menemui orang kecil seperti ini...\"
Walau kata-kata Su An'an sopan, tapi sama sekali tidak bermaksud mendengarkan maksud Lu Qingqing, sudah bersiap turun ranjang.
