Bab 209 Mu Yibeu Menikah?!
“Keluar! Keluar...”
Beberapa wartawan berkerumun, dalam gesekan berebut wawancara, nyaris menjatuhkannya.
“Sheng Youran kaget, belum lama ini dia hampir keguguran karena terjatuh, sejak itu dia selalu sangat berhati-hati.”
Tiba-tiba ada yang menyangga dari belakang, suara hangat berucap, “Hati-hati.”
“Kakak Yuchen.” Wajahnya pucat pasi, masih syok.
Sopir juga berkeringat dingin, buru-buru mendekat, sayang gerakan kakak sulung lebih cepat.
“Nyonya muda, Anda baik-baik saja?”
Wartawan langsung menangkap istilah ini, tapi jelas ini bukan Su An'an.
“Mu Yibei sudah menikah?!”
Beberapa wartawan langsung bereaksi, pernyataan ini langsung membuat keributan.
Kini hanya dua putra anggota inti keluarga Mu yang tinggal di sini.
Yang pantas disebut nyonya muda, selain Su An'an, hanya istri Mu Yibei.
Sebelumnya banyak yang menduga Mu Yibei tertarik pada istri selebriti kakaknya, sering melayani dengan baik.
Alasan utamanya karena semua mengira dia masih jomblo.
“Maaf, mohon wartawan memberi jalan.” Mo Yuchen berbicara dengan sopan tapi nada bicaranya tegas.
Wartawan tak berani mendekat lagi, memandang perempuan pucat ini dengan berbagai dugaan di hati.
Rupanya masih belum bisa beradaptasi dengan situasi besar, baru ketemu beberapa wartawan saja sudah pucat begitu.
“Tuan Mo, kenapa kabar pernikahan Mu Yibei tidak pernah terdengar?”
“Nyonya Mu, kapan Anda menikah dengan Mu Yibei?”
“Tuan Mo, ada kabar bahwa Mu Yibeu memiliki cinta yang sangat dalam pada Su An'an. Apakah ini alasan Anda sekarang begitu dekat dengan istri adik Anda sendiri?”
……
Wartawan terus mengajukan berbagai pertanyaan, seolah melupakan urusan penting perceraian Tuan Mu senior.
Mo Yuchen memberi pandangan ke orang sekitarnya, segera staf Kediaman Mu maju menghalangi wartawan dan menelepon Manajemen properti.
Kemudian, ia segera membawa Sheng Youran masuk ke mobil.
Sopir yang tadinya akan mengantar nyonya muda tiba-tiba bingung, kenapa Kakak sulung malah membawa nyonya muda kedua ke mobilnya?
Dalam kepanikan, Sheng Youran juga tidak tahu mobil mana yang ia naiki.
Hanya ingin cepat menghindari wartawan, jangan sampai mereka terus menaruh kamera.
“Kenapa raut wajahmu begitu pucat?” tanya Mo Yuchen penuh perhatian setelah mobil mulai bergerak.
Sheng Youran menghela napas, “Aku kira tadi akan terjatuh. Baru-baru ini pernah jatuh sekali, sakit sekali. Aku masih trauma psikologis.”
Mo Yuchen tersenyum kecut, “Takut jatuh? Waktu kecil kau seperti monyet nakal, tak terhitung sudah berapa kali jatuh.”
“Itu kan waktu masih kecil,” jawabnya kesal. “Sekarang aku sudah dewasa, jatuh di depan kamera itu memalukan.”
Jika tidak berkata begitu, ia tidak bisa mengungkapkan kekhawatiran bahwa jatuh lagi mungkin akan menyebabkan keguguran.
"Ah, mobilku..." Sheng Youran buru-buru menoleh, menyadari mobil sudah menjauh cukup dari Kediaman Mu, "Aku menyuruh sopir mengantarku keluar. Aku akan telepon sopir, tolong hentikan mobil di depan pintu gerbang."
"Lupakan saja." Mo Yuchen menekan ponselnya, "Ini bukan masalah besar. Ke mana pun tujuanmu, aku yang akan mengantarmu. Sekarang aku tidak terlalu buru-buru."
"Aku ke Shengye Group."
Mo Yuchen tersenyum, "Kedepannya kamu bisa dianggap setengah majikan di Shengye Group. Kalau mau bahas kerja sama... cari kamu?"
Sheng Youran memutar mata, bersandar di pintu mobil dengan tangan menopang dagu, berkata santai, "Jangan mengolokku. Urusan seperti ini lebih baik cari Ye Yunting. Aku cuma penerima gaji tanpa kerja, mana sempat mengurus hal-hal begini."
"Kalau begitu, akhir-akhir ini kamu sangat sibuk?"
Tiba-tiba dia terdiam.
Tentu ada alasan itu - masalah paling menyebalkan sekarang adalah anak dalam perutnya, bukan urusan apakah dia harus mencampuri bisnis internal Shengye Group.
"Ya... tidak juga." Senyumnya terpaksa, "Sebenarnya, aku merasa tidak cocok untuk ini. Lebih baik jadi penerjemah kecil, bebas tekanan. Hidup santai tanpa target itu paling enak!"
Mo Yuchen berhenti sejenak, senyumnya pelan-pelan menghilang, "Youran, ada beberapa hal yang seharusnya tidak pantas kukatakan. Tapi... aku harus bertanya."
"Katakanlah."
"Kamu dan Mu Yibei." Sorot mata Mo Yuchen dalam menatapnya, "Youran, tahu apa yang ingin kukatakan?"
"Kakak Yuchen, yang itu... jangan urusi urusanku lagi ya." Sheng Youran hanya bisa menghindari topik.
Begitu mendengar, dia langsung paham maksudnya.
Tapi seberapa pun orang lain meragukan, dia tak bisa mengungkapkan kebenaran.
Mo Yuchen masih ingin mengatakan sesuatu.
Dia tidak ingin saat itu tiba, Sheng Youran masih berada di samping Mu Yibei.
Begitu hak waris Mu Yibei terkonfirmasi tak berpengaruh, Ayah tak akan meninggalkan apapun untuknya.
Melihat Mo Yuchen hendak berbicara, Sheng Youran yang tak ingin berbohong namun tak bisa tidak menjawab, buru-buru berkata sebelum pria itu membuka mulut, "Aku justru ingin bertanya, Kakak Yuchen. Kakak ipar... maksudku, ingatannya kan bermasalah. Apa kau sama sekali tak bereaksi? Sekarang dia sama sekali tak mengingatmu."
"Aku tahu, tak apa. Dia akan ingat kembali." Mo Yuchen tersenyum santai.
"Bukan begitu, Kakak Yuchen." Gadis itu mulai gelisah, sadar perkataan tanpa buktinya mungkin tak dipercaya, "Menurutmu, apakah dia benar-benar amnesia? Kurasa sikapnya terhadap Mu Yibei..."
"Gugup?" Mo Yuchen malah mendahului bertanya, tertawa ringan, "Hubungannya dengan Mu Yibei di masa lalu sudah kuketahui sejak lama. Setiap orang punya masa lalu, tak masalah. Yang penting setelah ingatannya pulih. Selama masa ini, selama otak Yibei masih waras, meski An'an mengira masih mencintainya, tak akan ada masalah. Atau... menurutmu Mu Yibei masih..."
Hati Sheng Youran berdebar kencang, "Apa yang kamu katakan..."
Mo Yuchen meraba kepalanya, "Sudahlah, tidak apa. Kalau ada yang mengganggumu, ceritakan padaku. Untuk urusan An'an, kamu tidak perlu khawatir. Tapi Yibei seharusnya pahami, saat ingatan An'an regenerasi, masa lalu sudah berlalu."
Hatinya seperti tersumpal batu. Mo Yuchen secara langsung mengakui dirinya tahu Mu Yibei masih... pada Su An'an.
Bibir bawah tergigit sampai sakit, tapi tak ingat untuk melepaskannya.
Mobil sampai di depan pintu Shengye Group.
"Sudah sampai. Perlukah aku bersamamu masuk?"
Sheng Youran menggelengkan kepala, memaksakan senyum, "Tentu tidak, kamu sibuk saja."
Mo Yuchen memandangnya masuk dengan suara sangat pelan, "Maaf Youran..."
Tapi, jangan membohongi diri sendiri lagi.
……
Sheng Youran sudah janji dengan Ye Yunting untuk menyerahkan saham hari ini.
Tapi dia tak menyangka akan seseremonial ini.
Langsung diadakan rapat internal dan konferensi pers di grup perusahaan.
Pertama melalui rapat pemegang saham, lalu menghadapi wartawan.
Sheng Youran sama sekali tak persiapkan diri. Meski tak grogi, tapi pengalaman pertama seperti ini.
Untung Ye Yunting menyiapkan semuanya selama proses.
