Bab 211 Istri Anda Hamil!
"Kenapa tidak boleh?" Matanya membesar, terpaksa menatap pupil matanya.
Apa dia tidak senang jika aku makan dengan orang lain?
Karena... cemburu?
Sheng Youran menatapnya tanpa berkedip, dirinya sendiri juga ingin segera mendapat jawaban.
Jawaban yang berbeda dari yang diberitahu Su An'an padanya.
Dia ingin tahu ini bukan sandiwara.
Mu Yibei melirik matanya yang jernih, perasaan aneh yang tiba-tiba menggelora di hatinya membuatnya mengerutkan alis kesal, "Identitasmu sudah terbongkar. Makan bersama pria lain sembarangan berisiko difoto. Aku tidak suka orang membicarakan istriku."
Matanya redup, bibirnya terkatup, "Aku mengerti. Akan lebih berhati-hati, tapi hal seperti ini..."
"Tidak ada alasan." Dia melepaskan Sheng Youran dengan nada perintah.
“Kalau cuma urusan ini, aku pergi dulu.” Dia buru-buru turun dari pangkuannya, khawatir terlambat sedikit saja akan tak bisa kabur.
Tapi matanya menatap kerutan dalam di wajahnya, seolah suasana hatinya sangat buruk.
Mungkin terkait keputusan perceraian ayahnya, meski saat itu dia bicara dengan sikap masa bodoh.
“Sebenarnya, bercerai itu biasa kan? Angka perceraian sekarang tinggi...”
Sorot mata Mu Yibei tiba-tiba menjadi tegas, menatap tajam ke arahnya.
“Bercerai?”
Sheng Youran kaget mendengar suhunya yang membekukan, “Iya... Bukankah kau sendiri bilang, sudah seharusnya dari dulu? Pasti Nyonya Mu sangat sedih, tapi hal seperti ini tak bisa dipaksakan.”
Mendengar yang dia maksud adalah orang tua, emosi Mu Yibei yang tiba-tiba melambung baru mulai mereda.
Dia menatap wajah Sheng Youran tanpa sepatah kata.
Mengaku bisa mengendalikan emosi, tapi dua kata "bercerai" darinya tadi membuatnya dilanda keresahan tak terduga... Benar, keresahan dan penolakan.
Tiba-tiba menyadari, dalam urusan perceraian ini, ketenangannya bahkan tak mencapai separuh dari dirinya.
“Lihat apa?”
Melihat kegugupannya, Mu Yibei hanya merasakan pelipis Taiyang berdenyut-denyut sakit.
Ingin melunakkan nada, tapi pikiran tetap ruwet.
Sejak melihat foto rumor itu, dia tak kunjung tenang.
“Tak apa, keluar dulu.”
Sheng Youran mengangguk, meliriknya dengan wajah khawatir sebelum berbalik hendak pergi.
“Tunggu.” Di belakang, suara yang serak.
Dia menoleh ke belakang dengan terkejut.
Melihat ekspresi Mu Yibei sudah kembali tenang dan terkendali.
"Ye Yunting." Dia menyebut sebuah nama, "Jangan terlalu dekat dengannya."
Dia tidak mengerti, juga tidak ingin bertanya.
Mengangguk lalu keluar dari kantor.
Setelah Sheng Youran pergi, dia menekan pelipis Taiyang-nya, bayangannya sulit diusir dari pikirannya.
Seharusnya... perempuan ini tidak berani mengajukan perceraian padanya.
Baru tenang sebentar, telepon dari Nie Jinshen masuk.
"Tidak perlu datang. Bicarakan saja lewat telepon."
Nie Jinshen ragu sejenak, "Baik. Bersiaplah secara psikologis."
Alis Mu Yibei berkerut. Nie Jinshen menyuruhnya bersiap mental?
Ini pertama kalinya kalimat seperti itu keluar dari mulut pria itu.
"Ini terkait kepulangan si tua, atau kondisi Su An'an?"
Keduanya tidak cukup penting untuk memerlukan persiapan psikologis khusus.
"Ini tentang investigasi rahasia yang kulakukan. Sebelum jelas, aku tidak memberitahumu. Istrimu mungkin... hamil!"
"Prak!"
Telepon terlepas dari genggamannya.
Wajah dingin yang penuh kejengkelannya kini kacau oleh emosi.
"Apa katamu?"
"Sudah kukatakan untuk bersiap mental..."
"Apa maksud 'mungkin'? Tidak jelas tapi berani bicara?"
Nie Jinshen menjawab kesal, "Aku tidak bisa 100% memastikan. Kecuali istrimu mengaku, atau kau bawa dia untuk pemeriksaan, baru bisa kuberi jawaban pasti."
Pupil mata Mu Yibeu semakin dalam, "Dia sendiri tahu?"
"Sebelumnya sempat curiga ada rahasia kecil antara dia dan Hua Bao, pernah menemukan ketidaknormalan sekali. Bukankah dulu kamu bilang, bantuanmu itu agar bisa selalu tahu apa yang Hua Bao lakukan untuk istrimu."
"Lanjutkan." Itu hanya alasan yang dia buat sembarangan saat itu.
"Hua Bao sangat menjaga mulut, aku tidak bisa bertanya langsung, nanti malah mengganggu ular di rumput. Tapi kuperhatikan, dia mengganti obat Sheng Youran. Diam-diam kuperiksa bahan-bahan obatnya, lalu konsultasi ke tabib Tiongkok. Itu obat perawatan kandungan."
Mu Yibeu terdiam sangat lama, sampai Nie Jinshen tidak yakin apakah dia masih mendengar.
"Yibei, mungkin dia punya kekhawatiran lain. Emosi ibu hamil harus stabil, jangan sampai kamu menakutinya. Menurutku, lebih baik beri tahu dia secara perlahan bahwa kamu mungkin sudah tahu."
Telepon di seberang masih diam.
Meski sudah mengenal Mu Yibeu bertahun-tahun, Nie Jinshen tetap tidak bisa membaca emosinya saat ini.
Kemungkinan besar marah, mengingat istrinya sudah hamil lama tapi disembunyikan, entah ada rencana apa.
"Dia berpikir sejenak, mengingatkan, "Kamu tenang dulu. Aku tidak tahu apa yang terjadi antara kalian, tapi setidaknya, obat yang dia makan adalah obat penguat kandungan, bukan obat aborsi. Kamu mengerti maksudku? Aku tidak mau cerewet, tapi terakhir kuingatkan, jangan terlalu mempengaruhi emosinya. Mengingat Paman Mu baru-baru ini punya rencana untuk mengeluarkanmu dari Grup Mu, untuk sementara fokuslah pada masalah ini. Jangan biarkan dia dan Mo Yuchen tahu istrimu hamil, takutnya mereka punya niat lain.""
"Aku paham." Mu Yibei akhirnya bersuara.
Nie Jinshen mengangguk pelan.
Banyak prinsip yang tidak perlu diucapkan, dia yakin Mu Yibei sudah tahu.
Mu Tianhe pertama-tama secara terbuka membawa anak haramnya kembali, memasukkan ke Grup Mu, lalu bercerai dengan Nyonya Mu.
Dengan tambahan penolong bernama Mo Yuchen kali ini, dia tidak akan mudah menyerah...
Di saat seperti ini, sebaiknya jangan biarkan mereka tahu Sheng Youran hamil.
"Ngomong-ngomong, karena hamil, beberapa bulan pertama sebaiknya ditahan."
Sebelum telepon ditutup, terdengar kalimat terakhir dari Nie Jinshen ini.
Mu Yibei yang tadi diam membisu, tiba-tiba mengerutkan alis.
Kalau hamil, mana mungkin dapat haid?
Kalau begitu, jatuhnya dia waktu itu...
Setelah jatuh mencari master Hua Bao, hari itu dia tidak pulang.
Setelah kembali, raut wajahnya juga tidak bagus.
Dengan suara 'dang', dia kesal melempar ponselnya ke samping.
Masak sampai bikin istrinya tidak sengaja terjatuh.
Kalau ada masalah dengan janinnya, Ye Yunting akan kubuat mati bersamaku!
Mu Yibei teringat Sheng Youran, segera mengambil ponselnya ingin menelepon.
Tapi yang terlihat adalah retakan seperti ledakan di layar kaca, ponselnya pecah.
Dengan kesal ia melemparnya ke samping, menggunakan telepon rumah untuk menelpon.
"Halo?" Suara Sheng Youran di telepon terdengar penuh tanya, tak tahu siapa penelponnya.
Mu Yibei terdiam sejenak sebelum berbicara.
Dorongan untuk menginterogasinya tentang maksud menyembunyikan hal sebesar ini hampir tak tertahankan.
Tapi ingat akan peringatan Nie Jinshen, ia menahan impuls itu dengan susah payah.
Tidak bisa memberi tahu mereka secara mendadak, juga tidak boleh sampai mereka tahu sebelum Mu Tianhe benar-benar pergi.
"Halo? Siapa ini? Kalau tidak bicara saya tutup ya."
Suaranya berat, "Aku."
Emosi yang dipendam itu seperti tekanan udara memadat - jika ada yang masuk ke kantor saat ini, pasti akan kaget melihat raut wajahnya.
"Mu Yibei? Kok bisa kamu?" Suara perempuan di seberang telepon terkejut.
Dengan nada dingin ia membentak, "Aku suamimu, kenapa tidak boleh?"
Sheng Youran menangkap kemarahan dalam suaranya, meski bingung tetap merespons, "Bukan begitu maksudku. Biasanya kamu pakai ponsel, nomor ini tidak kukenal. Kenapa tidak pakai ponsel?"
Mu Yibei melirik ponsel retak di sampingnya, "Banyak tanya. Harus lapor kalau mau ganti telepon?"
Baru sadar nada bicaranya terlalu kasar.
Sungguh sulit menahan emosi ini.
Cepat ia menambahkan, "Ini nomor telepon kantorku, simpan saja."
“……Mengerti. Ada hal lain lagi?”
“Segera siapkan barang-barangmu dan pulang.”
“……”
“Kamu dipecat, Nyonya Mu!”
Setelah mengatakan itu, telepon ditutup.
Sheng Youran bingung memandang ponselnya. Dia... dipecat?
Benar, dia benar-benar dipecat!
Sampai dia kembali ke kantor, mendapat penjelasan dari supervisor, dan divisi SDM membayar gaji tinggi, barulah dia benar-benar tersadar.
Mu Yibei sampai marah dan memecatnya!
Hanya karena difoto wartawan saat makan dengan Ye Yunting...
Tapi apa hubungannya dengan pekerjaannya?
Sheng Youran ingin menemui beliau untuk berdebat, tapi Sekretaris Chen memberitahu Presiden Direktur sedang sibuk dan tidak bisa menemui.
Sama sekali tidak menyangka hasilnya.
Begitu keluar gerbang perusahaan, sopir dengan senyum manis menghampiri, "Nyonya muda, silakan ikut saya."
Sopir dengan sangat hati-hati mengantarnya masuk ke dalam mobil.
Suasana hati Sheng Youran sangat buruk, dia membuat janji bertemu Ai Ke'er.
Saat memberitahu sopir, di,tolak,!
Sopir memohon maaf, "Nyonya muda, Tuan Yibei berpesan harus mengantar Anda pulang dengan aman."
"Aku mau makan dengan teman juga tidak boleh? Kali ini perempuan lho!"
"Sungguh maaf nyonya muda, saya tidak bisa melawan perintah Tuan. Lebih baik nyonya pulang beristirahat."
Sheng Youran antara ingin tertawa dan menangis, "Kalau sekarang telepon tanyakan padanya, pasti tidak mungkin tidak boleh."
Sopir tetap bersikeras. Terpaksa dia menelepon sendiri.
Ponsel Mu Yibei tidak dapat dihubungi.
"Tadi dia menelepon ke telepon rumah, disambungkan ke sekretaris. Sekretaris masih dengan kalimat itu: Presiden Direktur sangat sibuk, tidak ada waktu menerima teleponnya."
"Ke'er, itu... aku tidak jadi datang... Hm hm hm, dia tidak mengizinkan... Aku mana tahu kenapa, pelit... Bukan masalah besar, cuma aku dipecat... Iya, dia itu..."
Dalam perjalanan pulang, setelah menelepon bergumam baru merasa lebih lega.
Tapi mengundurkan diri di saat seperti ini, sebenarnya bisa dia terima, hanya saja tidak mengerti dengan tindakan mendadaknya.
Sekarang semua orang tahu dia adalah Nyonya Mu. Mengingat sikap hati-hati setiap atasan yang berusaha mengambil hati tadi, melanjutkan pekerjaan mungkin akan membuat orang sekitar tegang.
"Nyonya muda kedua." Pelayan yang keluar menyapa sopan saat melihatnya masuk.
Saat ini masih sore hari, waktu paling sepi di Kediaman Mu.
Nyonya Mu sudah dipaksa pindah sejak proses perceraian dimulai, Tuan Mu senior juga tidak ada.
Selama beberapa hari beristirahat di sini, jam segini dia selalu tidur siang.
Sekarang sudah mulai terbiasa merasa mengantuk, berniat naik dulu tidur saja baru bangun marah-marah.
Sebelum naik, dia ingin ambil buah-buahan sekadarnya.
Waktu bersih-bersih pelayan sudah selesai, mereka tidak akan berlama-lama di villa. Dia juga tidak mau hal sepele ini merepotkan orang.
Baru mau masuk dapur, melihat bayangan Su An'an.
Tiba-tiba teringat urusan yang sudah diamatinya sambil menyempatkan waktu belakangan, tapi belum ada hasil.
Ternyata memang dia...
Sheng Youran memandang Su An'an, mendekat.
Suara melankolis yang dingin tiba-tiba bersuara, "Kakak ipar, sedang apa kau di sana?"
