Bab 280: Gaji mantan istri sudah dipastikan?
Sheng Youran tidak berkata-kata, menatap wajah Mu Yibei yang dingin membeku seperti es.
Ia samar-samar mengingat sedikit, di tengah kesadaran yang kabur, dirinya dipeluk erat olehnya.
Dialah yang membawanya ke rumah sakit, pasti dia melihat kondisi bajunya yang robek, mungkin juga hal buruk terjadi di tengah-tengah.
Begitu memikirkan ini, raut wajahnya semakin pucat.
Sepuluh jarinya dingin membeku, tanpa sadar menggenggam erat selimut, bahkan lupa untuk mengalihkan pandangan.
Tatapan Mu Yibei bertemu dengannya sekelirik, lalu beralih ke kepalanya.
Kepalanya dibalut perban, seluruh tubuhnya terlihat lemah, seolah masih bisa melihat darah mengalir deras.
"Takut?" ujarnya datar, kembali memecah kesunyian.
Ia tak perlu menjawab, ekspresinya sudah cukup jelas.
Hanya saja, apakah yang ditakutkannya adalah perampok itu, atau karena melihat hasil verifikasi DNA, hanya dirinya sendiri yang tahu.
"Beberapa orang itu..." Sheng Youran akhirnya membuka mulut.
Langsung dipotongnya, "Mereka akan segera ditemukan, bukan urusanmu sekarang."
Sheng Youran mengunci mulutnya. Lalu apa yang pantas dipikirkannya?
Haruskah memikirkan cara menjelaskan tentang dua anak itu padanya?
Memikirkan ini, kepalanya terasa semakin sakit.
Sayangnya tidak segera bereaksi, lebih baik pura-pura amnesia.
Ia mengalihkan pandangan, menundukkan sorot mata.
"Hal-hal lain yang seharusnya tidak terjadi..."
Potongan kalimat yang tidak lengkap membuatnya tegang.
"Tidak ada yang terjadi." Mu Yibeu menambahkan dengan nada yang sulit ditebak, "Kau bisa tenang, untuk sementara belum ada orang selain aku yang tidur denganmu."
Jika tidak, dia akan membuat pihak lawan menanggung konsekuensi yang lebih mengerikan.
Bahkan akibat yang sekarang pun tidak akan lebih baik.
Sekadar memiliki pikiran seperti itu sudah tak termaafkan, apalagi sampai benar-benar melakukannya.
Dia memperhatikan perubahan raut wajah Sheng Youran.
Wajah pucat tanpa setetes darah itu mulai memancarkan semburat kemerahan.
Dengan menggigit gigi, dia melotot balik. Apa maksudnya "bisa tenang"?
Memang suatu keberuntungan bahwa dia tidak mengalami apa-apa dari pria itu.
Tapi yang dia katakan adalah "belum ada orang selain aku", jelas bukan hanya merujuk pada pria itu saja.
Lalu apa yang perlu ditenangkan? Apa yang patut disyukuri?
Apakah dia begitu yakin bahwa selama bertahun-tahun ini dia tidak pernah berhubungan dengan pria lain?
"Lihat apa!" Mu Yibeu memalingkan muka, "Aku salah? Jika kau berani menyangkal, jangan salahkan aku kalau tidak segan-segan. Meski kau terbaring di ranjang pasien, aku tetap bisa bertindak."
Ucapan dingin yang serius itu justru terdengar mengandung makna tersembunyi baginya.
Saat hendak berbicara, pintu ruang rawat inap tiba-tiba terbuka.
Seorang perawat masuk untuk mengganti perban, melepaskan perlahan pembalut di kepala pasien.
Saat mencabut perban, gerakannya agak tergesa sehingga rambut yang menempel pada luka tertarik bersamaan.
Sheng Youran tak kuasa menahan diri dan menjerit.
Rambutnya tersangkut!
Raut wajah Mu Yibei menjadi muram, menatap dua perawat yang mengabaikan, "Tidak bisa mengerjakan ya belajar, tidak becus jadi perawat buat apa? Tidak dengar dia bilang sakit?"
Perawat-perawat itu hampir menangis.
Istrimu baru sakit sedikit langsung teriak, apa masalah besarnya?
Perlukah sampai mengancam karier mereka?
Sheng Youran merasa agak malu mendengar perkataannya.
Tapi setelah dipikir lagi, dia memang keterlaluan, sudah punya istri resmi masih tidak rela, harus memelihara selingkuhan?
Dengan gemetar ketakutan, perawat mengganti perbannya, ekstra hati-hati selama prosesnya.
Khawatir kalau dia teriak sakit lagi, pria ini langsung akan memecat mereka semua.
Lagi pula ini teman direktur, cukup beberapa keluhan saja sudah efektif.
Akhirnya selesai mengganti perban dan pergi, sambil menutup pintu kamar.
Sheng Youran mendengar suara "krek" saat pintu terkunci, perasaan di hatinya sulit diungkapkan.
Dia sangat takut berduaan dengannya dalam satu ruangan.
Terutama setelah tahu dia sudah menemukan dua bayi mereka, ketakutannya semakin menjadi.
Selalu waspada menunggu kalimat apa yang akan dia ucapkan berikutnya.
Tapi sekaligus berpikir, kalau sudah tahu segalanya, buat apa masih berakting seperti ini.
Sekarang dia sangat ingin tahu kabar terbaru Erbao dan Sanbao, ingin tahu keadaan mereka selama kepergiannya.
Tidak perlu ditanya, pertandingan Erbao pasti sudah selesai.
Tapi sang ibu malah terkurung di ruang rawat inap, bahkan tidak bisa melihat wajahnya.
"Tadi... terima kasih ya." Tidak tahu harus memulai dengan apa, suara Sheng Youran terdengar serak, "Aku tidak tahu siapa mereka sebenarnya. Awalnya mereka..."
"Awalnya yang diinginkan adalah putra, bukan kamu." Mu Yibei langsung menyambung kalimat itu dengan nada mengejek yang tidak hangat maupun dingin.
Sheng Youran: "..."
Langsung diucapkan tanpa basa-basi.
Dia mengangkat pandangan, mungkin karena dia sudah lama mempersiapkan skenario darurat, sehingga bisa tetap tenang seperti ini.
Baik tentang anak-anak, maupun fakta bahwa dia menemukan verifikasi DNA, dia punya lebih banyak waktu untuk mencerna daripada dirinya sendiri.
"Mereka... mereka..."
Sheng Youran gagap, merasakan tatapan pria itu semakin membakar.
Jelas terasa, dia menunggunya mengucapkan sesuatu.
Hanya sindiran di sudut matanya yang seperti duri tajam yang menusuk.
Tiba-tiba dering nada panggilan yang tidak harmonis berbunyi.
Mu Yibei melirik layar, lalu memutuskan untuk menerima panggilan.
"Ketemu?"
Penculiknya sudah ditemukan.
*
Baru setelah melihatnya keluar, suasana hati Sheng Youran benar-benar mulai relaks.
Mengenai kedua anak itu, sebenarnya dia juga belum mempersiapkan penjelasan apapun.
Saat pintu kamar terbuka lagi, Ai Ke'er mengintip dengan hati-hati. Setelah memastikan tidak ada orang di dalam maupun luar, barulah dia masuk dengan leluasa.
“Ya Tuhan, benar-benar kepala pecah berdarah.” Ai Ke'er yang baru sempat mengunjungi, melihat seseorang dengan perban melilit kepala beberapa lapis, "Aku sudah tidak tahu harus bilang apa ke putra dan putrimu. Begitu mereka lihat kamu, pasti bilang ibu baptis ini penipu besar."
Sheng Youran tertegun mendengarnya.
Ai Ke'er melihat waktu masih pagi, akhirnya menceritakan semua kejadian.
"Jadi alasan dua permata hatimu itu berhenti bertanya adalah karena kubilang kau bersama Mu Yibei." Ai Ke'er tersenyum kecut, "Anehnya, begitu sebut nama Mu Yibei, mereka langsung jadi baik-baik. Awalnya aku khawatir wajah moody mantan suamimu akan menakuti mereka."
Sheng Youran diam. Bahkan tak terpikir olehnya bahwa selama ini Mu Yibei sama sekali tidak menampakkan diri di depan Erbao dan Sanbao.
"Aneh kan? Waktu kau menghilang dulu, dia yang paling panik. Tapi sekarang kenapa malah tidak menunggu di ruang rawat inap sampai kau bangun? Malah menghilang." Ai Ke'er menggaruk-garuk kepala tak paham.
Dia panik saat dirinya menghilang? Sheng Youran tidak percaya itu.
Bahkan para penculik tahu harga dirinya, tahu betapa tidak pentingnya perannya di mata pria itu sekarang.
Sebelum Sheng Youran sempat bicara, Kepala suster dengan rendah hati mendorong kereta makan masuk sambil tersenyum ramah.
Sambil menyuruh perawat di sampingnya menaruh makanan yang sudah disiapkan, dia berkata, "Ini adalah yang dititipkan Tuan Mo, harus Anda makan setelah bangun."
Sudut mulut Ai Ke'er terseret, "Banyak... banget... Youran, kamu yakin ini gaji mantan istri?"
