"Bab 286 Apa yang Bisa Dibanggakan"
"Bibir Ye Yunting menggoda dengan kelengkungan samar, nada bicaranya penuh makna tersembunyi, "Sampai segitu ingin tahu?""
"Aku seorang ibu. Tidak mungkin aku diam saja menghadapi bahaya yang mengancam anakku." Dia menjelaskan dengan tenang, "Tentu, bicara atau tidak itu hakmu. Aku bisa memahaminya. Tapi jika benar ada ancaman laten selama ini, lalu mengapa aku tetap aman... apakah karena kamu?"
"Dari dulu dia menduga-duga, bagaimana sebenarnya Ye Yunting bisa bekerja sama dengan Su An'an waktu itu."
"Dia pasti tahu Su An'an yang mengetahui kehamilannya akan berusaha membuang bayi itu."
"Jika Su An'an berhasil, meski bukan tangannya yang melakukannya, dia tetap akan ikut bertanggung jawab."
"Sebelum meminum obat pura-pura keguguran itu, Su An'an yang gagal ini harus membuat Mu Yibeu melihat, juga membuat Ye Yunting melihat."
"Karena khawatir jika Ye Yunting tahu anak itu tidak gugur, apakah dia akan bertindak."
"Apa hubungannya anak yang belum lahir dengan keuntungannya? Satu-satunya alasan yang terpikir olehnya hanyalah hubungan dengan Mu Yibei."
"Ditambah masa lalu ketika ayah Mu Yibei ingin merebut kekuasaan, Su An'an juga pernah bilang tidak boleh ada yang tahu anak dalam perutnya adalah milik Mu Yibei, ahli waris Grup Mu."
"Saat Ye Yunting pulang ke Tiongkok dulu, dia hanya seorang direktur muda Keluarga Ye yang baru kembali dari studi di luar negeri."
"Siapa sangka kemudian terjadi begitu banyak hal. Dia tidak hanya tidak ikut runtuh bersama Keluarga Ye, malah membuat keluarga yang awalnya sudah tak tertolong itu ikut membaik."
"Dengan kekuatan seorang diri, dari mana datangnya kemampuan sebesar ini?"
"Orang dengan kemampuan sehebat apapun tidak mungkin memiliki kekuatan memutar balikkan hidup-mati perusahaan besar dalam waktu sesingkat ini."
"Dia hanya bisa menduga-duga, apakah ada sesuatu di belakangnya yang tidak diketahui orang lain."
"〝Terserah bagaimana kau memikirkannya, memang banyak hal yang tidak bisa kubicarakan.〞 Ye Yunting tidak menjawab langsung. 〝Aku datang hanya untuk melihat cederamu. Kau terseret dalam hal ini. Untuk urusan lain, semakin sedikit kau tahu semakin baik. Putramu sekarang di tangan Mu Yibei, kau tidak perlu khawatir berlebihan lagi.〞"
Wajah Sheng Youran memucat.
"Di tempat Mu Yibei, setelah Mu Yibei pergi, sampai sekarang dia belum bertemu dengannya, apalagi membicarakan hal ini."
〝Jika memang harus khawatir, lebih baik khawatirkan masalah yang ada di depan matamu.〞
Bibir Sheng Youran melengkung membentuk ejekan.
Bukan karena dia tidak mau khawatir, hanya saja sampai di titik ini, kekhawatiran sudah tidak relevan lagi.
Hak keputusan sementara ada di tangan Mu Yibei, bukan dirinya.
"Sudah mantap?" Ye Yunting menatapnya dalam-dalam, "Berencana kembali ke dia?"
Ekspresi sinis penuh ironi diri di wajah Sheng Youran semakin mengental.
"Ini masalah keinginanku?" Dia tersenyum masam, "Jalan sambil lihat situasi. Kalau dia tahu, malah akan lebih membenciku. Kata 'kembali' itu sama sekali keliru."
Ye Yunting merenung sejenak, "Istirahatlah dulu. Jika ada masalah, beri tahu aku. Meski Mu Yibei berkuasa di Kota Suci, bukan berarti dia bisa mengontrol segalanya."
Fakta bahwa informasi tentang Sheng Youran tidak bocor ke sini, juga ada campur tangan upaya yang sengaja dia atur.
Dulu dia bisa membuat Mu Yibei tidak tahu apa-apa. Jika Sheng Youran ingin meninggalkannya lagi, bukan mustahil baginya.
Tidak ada jaminan 100%, tapi jika dia bersedia, risiko ini layak dicoba.
"Terima kasih untuk beberapa tahun ini." Suara Sheng Youran lebih ringan setelah bicara terbuka, "Aku heran, setiap kali pergi, kok kamu selalu tahu detailnya. Apa hubunganmu dengan tetangga sebelahku?"
"Cuma kasih sedikit uang, tidak lebih." Jawab Ye Yunting.
"Hm." Ia mengangguk, menyadari keluarga Mama Zhang mustahil anak buah Ye Yunting atau bagian dari rencananya.
"Dan memiliki tetangga seperti ini, memang membuatku sebagai ibu tunggal lebih sedikit merepotkan."
"Kalau tidak, aku juga tidak tahu bagaimana harus membagi waktu antara pekerjaan dan kehidupan anak-anak."
"Terima kasih." Dia mengucapkannya dengan sungguh-sungguh sekali lagi.
Meskipun merasa tidak nyaman diawasi seperti ini, tapi dibandingkan dengan kasus penculikan ini dan memikirkan ada yang mengincar putranya, pengawasan ini tentu bisa dimaklumi.
Entah bagaimana jika tanpa Ye Yunting, mungkin putranya sudah lama menghadapi masalah.
"Aku masih ada urusan, pamit dulu." Ye Yunting melirik jam, "Orang yang menyerangmu, yang seharusnya dibawa Mu Yibei sudah dibawa, sisanya yang tahu sudah kuberi tahu, untuk sementara aman. Tapi jika kabar ini menyebar, lebih baik berhati-hati."
Setelah Ye Yunting pergi, Sheng Youran berbaring malas di ranjang sambil memikirkan sesuatu.
Masalah kedua bayi ini, ujung-ujungnya tetap dibawa oleh Mu Yibei.
Jika hal ini diumumkan, mungkin bahaya serupa akan terjadi lagi.
Lagipula, mana mungkin seseorang bisa berada dalam kondisi terlindungi 24 jam terus-menerus.
Kali ini untung yang diculik adalah dirinya, tapi jika informasi ini bocor, next kali yang diculik mungkin Erbao atau Sanbao.
Apakah Mu Yibei tahu situasi ini?
Alisnya semakin berkerut.
Di dalam hati mulai timbul pergolakan, harus bagaimana sebenarnya.
Tidak peduli seberapa dia membenciku, tapi dia harus paham permusuhan ini tidak boleh melibatkan anak-anak.
"Dalam hal kemampuan melindungi dua anak, dia pasti tidak sebaik dia."
Rasa sakit di hati membuatnya sedikit sulit bernapas.
Ketidakberdayaan yang nyata, bahkan anak sendiri pun tidak bisa dilindungi dengan baik.
Pintu ruang rawat inap diketuk lagi.
"Masuk."
Yang masuk adalah Hua Bao, tapi pria tinggi di belakangnya membuatnya terkejut, "Tuan Nie."
Selama dirawat ini, begitu membuka mata dia tahu ini rumah sakit Nie Jinshen, tapi sejak bangun sampai sekarang belum bertemu Nie Jinshen.
Agak aneh melihatnya datang di malam hari seperti ini.
"Di mana Ye Yunting?" Nie Jinshen langsung bertanya.
Hua Bao cepat menjawab, "Aku baru saja bertemu dengannya, jadi sempat menyebutkan. Youran, kamu baik-baik saja?"
"Baik." Ekspresinya tidak menunjukkan keberatan, "Dia dengar aku dirawat, jadi datang menjenguk."
Nie Jinshen menatap wajahnya yang tenang, tetap blak-blakan, "Youran, soal lukamu ini, seharusnya tidak banyak yang tahu. Tepatnya, seharusnya tidak sampai ke telinganya."
Sheng Youran hanya menaikkan alis, tidak menunjukkan ekspresi khusus.
Peringatan Nie Jinshen ini membuatnya menyadari: ini maksudnya untuk menghalau Ye Yunting.
"Oh?" Dia santai saja, "Mungkin aku sendiri yang tidak sengaja memberitahunya."
Nie Jinshen mengerutkan alis, akhirnya diam, hanya menanyakan kondisi kesehatannya sebelum mengubah topik.
"Sheng Youran tidak membahas lagi, dia mengerti mengapa Hua Bao khawatir—itu niat baik, hanya saja banyak hal dalam beberapa tahun terakhir yang tidak dia ketahui."
"Bagaimanapun hidupnya, dalam hal ini dia berhutang budi pada Ye Yunting."
"Dia tidak tahu seberapa banyak Mu Yibei mengetahui tentang ini, tapi jika dia tidak tahu, Sheng Youran juga tidak akan memberitahukan untuk menghindari mendatangkan masalah bagi Ye Yunting."
*
"Ketika Ai Ke'er tiba di jamuan malam, acara sudah mendekati akhir."
"Dia buru-buru datang dari rumah sakit dengan pakaian sehari-hari yang terlihat tidak cocok dengan suasana pesta."
"Apa tidak salah ini? Bukannya pesta komunitas esports, kok dibuat semegah dan se-eksklusif ini?"
"Kalau tidak tahu, mungkin dikira pesta minum kelas tinggi para elit."
"'Maaf Nona, Anda tidak boleh masuk.'"
"'Saya mencari orang...'"
"'Nona, sudah saya katakan Anda tidak boleh masuk.' Pelayan mulai terlihat kesal."
"Penampilannya jelas bukan peserta pesta, dengan wajah berkeringat seperti pelari—kemungkinan besar penggemar biasa."
"Tak disangka pemain game punya banyak penggemar seperti ini."
"Mereka sudah menghentikan beberapa kelompok penggemar perempuan berpenampilan biasa yang mengaku sedang mencari orang."
"'Tapi...'"
"'Itukan Ai Keke?' Beberapa suara terdengar."
"Ai Ke'er segera menoleh, melihat dua perempuan asing—apakah mereka mengenalnya?"
"Tidak, mereka menyebut Ai Keke, bukan Ai Ke'er."
"Hanya anggota grup game yang memanggilnya Ai Keke."
"'Kalian siapa? Apakah dari... grup?'"
"Jika begitu bagus sekali, dia sedang bingung tidak ada yang bisa membawanya masuk."
"Meskipun mencari Joe Shaojing juga bukan tidak bisa, tapi masih sedikit canggung."
Dua perempuan mengenakan gaun, berdandan tebal, masing-masing memegang segelas sampanye.
"Oh, dia tidak mengenal kami." Salah satu perempuan menutup mulut sambil tertawa.
Ai Ke'er teringat, di grup chat ada teman dekat yang menyimpan fotonya. Suatu kali tidak sengaja salah kirim grup, mengirim ke grup permainan besar, sempat di-screenshot orang.
Jadi wajar ada yang mengenalinya di grup chat, sementara dia tidak tahu siapa mereka, itu juga tidak terlalu aneh.
Hanya saja foto itu bukan dari beberapa hari terakhir, mereka bisa langsung mengenalinya sekilas, ini cukup mengejutkan.
"Aku kenal mereka." Ai Ke'er buru-buru berkata ke pelayan.
Pelayan itu menoleh dengan ekspresi terkejut.
Dua perempuan itu saling tersenyum, "Tidak kenal."
Ai Ke'er: "......"
"Kamu mau lihat R ya? Wah, hari ini yang mau lihat R memang banyak." Perempuan berbaju pink tertawa, lalu cepat-cepat menoleh ke temannya, "Tadi saat foto bersama R, dia bahkan mengajak main bersama lain kali."
Ai Ke'er langsung kehabisan kata.
R yang mereka sebut adalah peserta esports paling populer saat ini di komunitas game.
Biasanya para pemain biasa seperti mereka bisa dianggap sebagai penggemar R, apalagi kabarnya tampan, sayangnya tidak pernah ada foto yang bocor.
Kalau boleh dikatakan, Ai Ke'er juga termasuk penggemar fanatik, meski tidak tahu seperti apa rupa orangnya.
"Sekarang dua perempuan tak dikenal pamer di depan wajah begini, dia juga agak bingung."
"Datang lihat Dewa Agung, memang lihat Dewa Agung. Penggemar juga memang penggemar."
"Tapi sekarang dia punya urusan sendiri numpuk, siapa ada waktu buat nge-fans."
"Pameran macam ini apa yang layak dipamerin?"
"Tunggu, kalian ini Qingqing Shuixie dan Loulan ya?" Ai Ke'er tiba-tiba ingat, dua gadis di grup chat yang selalu bersitegang dengannya, katanya pemain Rupiah.
"Dari dulu dia kurang suka dua gadis ini, tiap grup bahas Dewa Agung atau selebriti, yang selalu memicu keributan pasti mereka."
"Tertangkap basi, dua perempuan ini tetap bersikap seolah tak ada orang lain."
"Liat, yang baru datang ada Ji Chixi, aku sempat memotretnya!" Saat bicara, perempuan itu sengaja menunjuk Ai Ke'er, takut disalahpahami pelayan, "Kami benar-benar nggak kenal dia kok. Maaf ya Ai Keke, ini acara kelas tinggi, lagian kita juga nggak dekat, jangan-jangan kalau kamu masuk nanti ada masalah, malah jadi tanggung jawab kami."
"Ai Ke'er menarik sudut mulutnya, emang dua perempuan paling ngeselin."
"Lagian motret Ji Chixi itu pameran apa sih?"
