Bab 302 Berikan Aku Alasan untuk Melepaskanmu
Meraba maksudnya, wajahnya memerah tiba-tiba, sorot mata dipenuhi kepanikan dan kemarahan.
Awalnya dia sudah mempersiapkan skenario darurat, toh bukan pertama kali mereka berhubungan intim.
Tapi jika dia mengajukan syarat keterlaluan itu...
Mu Yibei menyipitkan matanya, mengangkat alis, mengalihkan pandangan dari bibir ke mata gadis itu.
"Bukannya katanya, semua syarat akan dipenuhi?" Suara dingin penuh arti menggema, "Ada hal yang tak boleh kupikirkan?"
Raut wajahnya pucat pasi. Jika sebelumnya tatapan pria itu hanya membuatnya curiga,
Maka nada bicara bernada sindiran ini membuatnya merasa malu tak karuan.
Bajingan ini...
Kepala baru saja miring ke satu sisi, ditangkap dagunya oleh tangan panjangnya dan diputar kembali.
"Mu Yibei, lepaskan aku!" Pipinya memerah, setiap kata diucapkan dengan susah payah.
"Berikan alasan untuk melepaskanmu." Matanya menatap wajahnya yang merah padam, ujung jarinya menggesek lembut di antara bibirnya, "Kau benar-benar mau menerima syat apa pun?"
"Aku..."
Aura energinya yang tiba-tiba menyerbu membuatnya tak bisa berkata-kata, seluruh kondisi tubuhnya terkungkung erat olehnya.
Kepala dipaksa mendongak, menerima rampasan tiada hentinya.
Saat hampir kehabisan napas karena ciuman, dia membuka mata. Begitu bertemu pandangan Mu Yibei yang menyala-nyala, dia mendorongnya keras lalu panik lari turun dari ranjang.
……
Setelah mandi, dia lama tak berani keluar.
Dia semakin keterlaluan!
Dengan susah payah, diam-diam keluar dari kamar mandi, dia tak berani kembali ke ranjang.
Lampu kamar sudah dimatikan. Melihat ke arah sana, jika Mu Yibei sudah tidur, lebih baik dia tidur di sofa mewah hari ini.
Jangan-jangan tak sengaja membangunkannya, siapa tahu apa yang akan dilakukannya.
Sheng Youran berkaki telanjang baru saja melangkah dua langkah, suara serak terdengar dari belakang, "Apa kau lupa apa yang kukatakan kemarin?"
Punggungnya kaku, berdiri kaku di sini, memejamkan mata kuat-kuat.
Pria terkutuk itu，benar-benar menyebalkan!
"Kalau kau begitu menyukai sofa, bagaimana jika kita melakukan hal yang tak kubicarakan di sana?" Suaranya masih serak, memberi tekanan sangat besar.
“Sheng Youran menoleh tajam, "Kamu, kenapa kamu belum tidur juga?"
"Aku ulangi sekali lagi, ke sini."
Dengan terpaksa, dia menggigit bibir berjalan mendekat. Begitu sampai di ranjang, langsung menyelusup ke dalam selimut dan tidur di pinggir ranjang membelakangi pria itu.
Untung ranjangnya besar. Asalkan dia tidak macam-macam, Sheng Youran masih bisa menjaga jarak yang cukup darinya.
"Kalau kau sangat benci aku menyentuhmu, aku tidak keberatan membuatmu semakin membenci." Suara serak pria itu sarat dengan fitur troll.
"Mu Yibei, sebenarnya apa yang kau inginkan?!" Sheng Youran tiba-tiba duduk, memandang lelaki yang bahkan malas bangun di sebelahnya.
Tatapan itu terasa sangat membakar dalam remang-remang.
Akhirnya, Sheng Youran yang sudah tidak tahan lagi merangkak mendekat dan berbaring di sampingnya.
*
Sinar matahari menembus jendela lantai ke langit di balkom.
Saat Sheng Youran membuka mata, pria di pinggir ranjang sedang dengan santai mengenakan pakaian.
Dia menggosok matanya beberapa kali sebelum yakin itu benar-benar Mu Yibei.
Tiga hari berlalu. Setiap hari di apartemennya hanya diisi dengan bermalas-malasan.
Untung tidak terjadi lagi momen canggung bangun tidur dalam pelukannya.
Biasanya saat dia bangun, Mu Yibei sudah pergi.
Mendengar gerakannya, pria yang membelakangi itu menoleh.
Kemeja putihnya baru terkancing separuh, memperlihatkan garis otot yang kencang.
Celana dalam ketat masih menempel di tubuhnya, celana bahan belum sempat dipakai.
Wajah tampan nan mempesona itu terlihat gelap dan dalam di kontra-cahaya. Sorot matanya menyapu sekilas ke arahnya.
“Aku lanjut tidur……” Sheng Youran buru-buru memalingkan kepala, detak jantungnya begitu kencang.
Wajahnya bahkan terasa agak panas, dia tak mau mengakui kalau tak sengaja melirik beberapa kali.
Namun sekelirik kemudian, tubuhnya tiba-tiba ringan - selimut diangkat seluruhnya.
“Mu Yibeu kamu mau apa lagi!” Dia langsung duduk tegak.
Baju tidur yang awalnya sampai paha, tidak sengaja naik ke pinggang saat tidur.
Menggigit celah gigi, dengan wajah memerah dia menarik kembali ujung roknya.
Semua salah dia...
Semua baju tidur yang dikirim ke sini, semuanya model rok pendek seperti ini.
“Bangun, ikut aku keluar.” Mu Yibeu mengancingkan kemejanya, bicara dengan tempo stabil sambil mengambil celana bahan.
“Aku boleh keluar?” Baru sekarang wajahnya berubah pucat.
Beberapa hari ini karena permintaannya yang memaksa, bahkan gerbang pun tak pernah dia lewati.
Setiap hari ada dokter yang ganti obat, pelayan yang bersihkan ruangan, tiga waktu makan langsung diantar ke atas.
Dia bahkan meragukan apakah ini kehidupan di-gigolo atau diurung.
Hampir saja membuat persiapan skenario darurat untuk tidak bisa keluar rumah dalam waktu lama.
“Kalau tak mau keluar, lanjutkan tidurmu.” Mu Yibeu memasang tali pinggang, “Jika kamu juga tak ingin bertemu mereka.”
“Kau mau izinkan aku menemui mereka?” Sheng Youran langsung bersemangat, buru-buru turun dari ranjang, “Tunggu sebentar, aku cepat, sungguh sangat cepat.”
Sebelum kalimat selesai, dia sudah terbang masuk ke toilet.
"Mu Yibei sudah siap berpakaian. Sebagai orang yang tidak sabaran dan mengutamakan efisiensi, dia pasti tidak akan menungguinya berlama-lama."
Dia menarik kembali tatapannya dan berjalan keluar dari kamar.
Dokter mengatakan pemulihannya sangat baik, tidak ada masalah besar lagi.
Selama beberapa hari ini, setiap kali melihatnya selalu terlihat lesu seperti mau mati. Tiba-tiba bersemangat seperti ini baru pertama kali.
Sheng Youran cepat-cepat berganti pakaian dan duduk di meja makan.
Untuk pakaian sehari-hari dia cukup yakin, tidak ada satupun baju di lemari pakaiannya yang terlalu terbuka.
Kebetulan juga bisa menutupi beberapa bekas di tubuhnya yang tidak ingin dilihat orang.
Meskipun beberapa hari ini dia tidak membuat permintaan berlebihan atau benar-benar menyakitinya, tapi sesekali masih mempermainkannya hingga puas melihat bekas di tubuhnya.
Mu Yibei sebenarnya sudah hampir selesai makan. Dengan kaki bersilang dan wajah dingin, dia menatap ke jendela sambil memegang cangkir kopi yang sesekali diteguk.
"Kemarin aku bertemu Ye Yunting." Tiba-tiba dia menoleh, pandangannya tertuju padanya.
Sheng Youran tertegun sejenak, bereaksi datar sambil mengangkat kepala, "Dia bilang apa?"
"Kamu tidak tahu apa yang akan dia katakan?"
Dia tertawa getir, menusuk sepotong bacon dengan garpu, "Mu Yibei, aku sudah malas menjelaskan apapun padamu."
Jika dia begitu ingin meyakini hubungan kotor antara dirinya dengan Ye Yunting, biarkan saja.
Mu Yibei menyunggingkan bibir tipis, meletakkan cangkir kopinya, "Dia memintaku melepaskanmu, berhenti mengganggumu."
"Tangan Sheng Youran yang memegang garpu tiba-tiba berhenti, dia tidak tahu mengapa Ye Yunting mengatakan hal itu."
"Teringat kata-kata Ye Yunting yang datang ke rumah sakit hari itu, mungkin dia ingin membantu dirinya sendiri lepas dari situasi."
"Tapi, dia sudah tidak punya cara lagi untuk menghindar."
"Selama Mu Yibei masih mengizinkannya bertemu dua bayi itu, dia tidak ingin mendengar mereka bertanya mengapa ibu tidak menginginkan mereka."
"Karena hingga kini dia masih ingat, saat mengantar mereka pulang dari TK dulu, mereka bertanya tentang ayah."
"Dua pasang mata itu memandangnya dengan kebingungan dan kesedihan, bertanya mengapa ayah tidak menginginkan mereka."
"『Begitu ya.』 Nada bicaranya datar,『Jika kamu tidak senang, maukah kuberitahu dia?』"
