Bab 306: Kamu Masih Punya Kelancangan atau Tidak
Leganya selama beberapa tahun ini tidak ketahuan olehnya, jika dulu anak itu dipertahankannya, siapa tahu akan dididik menjadi seperti apa.
Memikirkan ini, dia sangat setuju dengan pernyataan online bahwa pria tidak bisa mengasuh anak.
Mu Yibei mengangkat alis, "Haruskah aku memerah? Nanti apakah harus menjawab kenapa wajah memerah saat ditanya soal tidak pakai baju?"
"......" Sheng Youran tak bisa membalas sanggahannya.
"Dan kalau tidak jawab begitu, apa harus kasih tahu kebenaran, bahwa orang dewasa perlu buka baju untuk urusan tertentu, baru baju dilepas, Hm?" Suara maskulinnya saat ini parau, sama sekali tak ada daya rusak tajam seperti biasa.
Sheng Youran memalingkan wajah dengan keras, "...Apa kau tidak punya malu lagi!"
"Bohong putihku sekali saja langsung dianggap tak tahu malu?" ujarnya dengan senyum sinis, perlahan mengarahkan wajahnya kembali, "Lalu menurutmu, harusnya kuucapkan apa?"
Sheng Youran berwajah geram, berkata tegas, "Sebaiknya kau jangan izinkan dia masuk!"
Mu Yibei menyeringai dingin, "Kenapa? Terbongkar rahasiamu? Cemburu karena kuajak dia masuk?"
"Gila kau!" bantahnya tanpa pikir panjang.
Masak iya? Pacarnya sendiri saja tak pernah dicemburui, apalagi cemburu pada seorang anak?
“Mu Yibeu menatap sinis kemerahan yang tanpa sadar muncul di wajahnya, kelengkungan bibir tipisnya semakin dalam.”
Sheng Youran dalam hati naik pitam, tak menunggu dia bicara langsung melanjutkan, “Aku tak izin dia masuk karena kelancanganmu ini tak pantas dilihat anak-anak. Mereka pasti akan bertanya hal-hal memalukan.”
Sorot matanya menyipit gelap, bicara santai, “Tadi tak melakukan apa-apa sudah kauanggap kelancangan? Apa mereka lihat aku menggaulimu atau menciummu? Kecuali... Nah, dalam kondisi begini, apa anehnya mereka lihat?”
Jangan-jahan dia harus menjaga jarak dengannya terus hanya karena anak-anak bisa masuk sembarangan?
“Kau...”
“Mau kubikin mereka mengira diri jatuh dari langit?” Nada bicaranya penuh penghinaan pada omong kosong ini, “Atau mengira ibunya Bunda Maria yang hamil tanpa hubungan?”
Dia tak bisa berkata-kata, benar-benar dibuat tercengang oleh batas bawah pria ini.
Setelah bertahun tak bertemu, dia sekarang...
Bibir tipis Mu Yibeu menempel di dagunya, “Kira mengunci pintu bisa menyelesaikan masalah? Kalau mereka nanya kenapa kita sering mengunci diri, bagaimana jawabmu?”
“Pergi kau!!” Kepalanya dipalingkan menghindar, wajahnya merah padam.
"Cih!" Dia menyeringai sinis, tatapan dalamnya menatapnya, senyum penuh kejahatan, "Tengah malam merangkak ke dada ku, sekarang suruh aku pergi. Kau yang omong tidak sesuai perbuatan ini masih mau mengajari cara mendidik anak?"
Sheng Youran benar-benar kesal, tapi malah digoda sampai tak berdaya.
Ciuman dalam baru saja turun——
"Braak! Braak! Braak!"
Suara ketukan pintu terdengar.
Mu Yibei tiba-tiba meraut wajah muram, menunjukkan sikap tidak senang yang ekstrim.
"Braak! Braak! Braak!"
Dia semakin jengkel, kedua tangan yang menggenggam pergelangan tangannya tak sengaja mengerat.
"Sakit!" keluh Sheng Youran.
Mu Yibei melepaskan pegangan, dengan geram berusaha mengangkat selimut untuk turun.
Ponsel tiba-tiba berdering, bersamaan dengan berhentinya suara ketukan.
Tanpa keluar dari selimut, dia meraih ponselnya. Melihat panggilan dari putranya, suaranya tetap dingin.
"Barusan kau yang mengetuk?"
"Ayah." Suara malas Erbao, "Aku tidak boleh masuk?"
"Tidak boleh masuk!" Dia melirik dingin ke perempuan di bawahnya, menjawab.
"Sudah kuduga... Sebenarnya paman sopir sudah datang. Bukankah Ayah bilang hari ini mengantarku ke klub?"
Mu Yibei mengerutkan alis, dia memang pernah berjanji.
Tapi...
"Tapi Nenek Zhou bilang, Ayah baru pulang mungkin masih lelah, jadi tidurnya agak larut. Kalau begitu aku berangkat sendiri ya?"
Raut wajahnya sedikit membaik, "Kau pergi sendiri, lain kali Ayah yang antar."
"Oke, Selamat tinggal Ayah."
“Tunggu sebentar.” Mu Yibei berpikir sejenak, merasa Sanbao lebih seperti bom waktu, “Bawa adikmu ke atas, dia akan bosan di rumah.”
“Dia? Masih menyantap sarapan, bilang hari ini mau mengganggumu.”
“Suruh sopir menunggu, desak dia cepat menghabiskan makanannya. Katakan aku agak lelah, lain kali aku ajak dia jalan-jalan.”
Erbao terdiam sejenak, sudut mulutnya mengangkat senyum licik, “Ayah, kemarin aku lihat model di internet...”
“Paman Han yang akan membelikan untukmu, OK?”
“Selamat tinggal Ayah!”
Mu Yibei mematikan telepon, melemparkan ponselnya ke samping.
Alisnya berkerut rapat, saat menoleh, melihat Sheng Youran sedang menyeringai dingin ke arahnya.
“Tidak mau menyuruhnya masuk?” Sheng Youran menarik sudut bibirnya tanpa secercah keceriaan di mata, “Katanya tidak takut?”
Alisnya tiba-tiba mengendur, menekan kedua tangan perempuan itu sambil mendekatkan wajah, senyum dingin mengambang di bibirnya, mendekatkan mulutnya ke telinganya, “Kau pikir aku tidak berani memberi pelajaran langsung di sini? Anak-anak pasti tumbuh dewasa. Beberapa hal cepat atau lambat harus diketahui. Lebih baik cepat...”
“Mu Yibei berani kau!” Sheng Youran memotong dengan geram. Andai tangannya tidak terikat, hampir saja menampar wajah lelaki itu, “Kau sama sekali tidak punya etika? Kalau berani melakukan hal mesum di depan siapapun, aku akan hancur bersama tapi tidak membiarkanmu lolos! Bajingan!”
Sambil berkata begitu, dia mengangkat lutut hendak menendang.
Penyimpang seperti ini, lebih baik tidak usah jadi laki-laki.
“Kaki panjang pria itu tiba-tiba menindih, suara penuh ancaman, ‘Berani menendangku?’”
“Kenapa aku tak berani menendangmu? Lebih baik kuhancurkan kau daripada kau merusak anak-anakku. Penyimpang sepertimu yang tak terkendali, dibiarkan bebas hanya akan merusak masyarakat!”
Alisnya berkerut rapat, menatap wajahnya yang merah padam karena marah, lama-kelamaan mengeluarkan beberapa kata, “Kau benar-benar pantas dicium.”
Bercanda sebentar saja, langsung dicap penyimpang, bajingan, dituduh tak tahu malu, disuruh pergi.
Begitu menyangkut dua anak itu, dia langsung naik pitam, melupakan semua janji ‘syarat apa pun akan kukabulkan’ yang pernah diucapkannya.
Dengan marah yang tertahan, ia mengucap perlahan, “Sepertinya kau sudah lupa arti bajingan. Lagipula gegar otakmu sudah sembuh, tak ada salahnya kuperbarui pemahamanmu tentang definisi bajingan.”
*
“Baik, sore ini kami jemput, pikirkan mau makan apa... Iya, dia juga ikut...”
Sheng Youran terlalu lemas hingga tak bisa bangun.
Di telinganya terdengar Mu Yibei yang sedang sabar menerima telepon Sanbao, menenangkan dengan suara tenang.
Dia hanya ingin memutar mata, menyuruhnya segera pergi ke klub.
Mu Yibei menutup telepon, jari masih menjepit rokok, asap mengepul dari bibir tipisnya.
Ia menunduk, mendorong perempuan yang masih menindihnya, “Tak mau bangun, ingin ronde lagi?”
Sheng Youran menggigit gigi marah, tapi bahkan tenaga untuk menggigit pun tak ada.
Bukannya dia yang tak mau melepas setelah selesai?
Sekarang malah seolah aku yang tak mau bangun?
