Bab 326 Perilaku ini terlihat tak berbeda dengan memohon hubungan intim
Tak kuasa untuk terus memikirkan seberapa bisa dipercaya perkataan Joe Shaojing.
Mu Yibei tiba-tiba membuka mata, sorot matanya hitam pekat tak bertepi, menatapnya tanpa emosi.
Dia tak berbicara, pakaiannya masih rapi, mempertahankan posisi duduk yang malas.
Tatapannya yang tertuju padanya penuh kecurigaan, juga membawa hawa dingin yang tak tertebak.
"Kapan kamu kembali?" Sheng Youran membalikkan badan, suaranya masih bergetar seperti baru bangun tidur, "Kenapa tadi tidak membangunkanku?"
Mu Yibei masih diam, dengan ekspresi dingin memalingkan muka lalu menyalakan sebatang rokok, alisnya berkerut menampakkan kejengkelan yang jelas.
Asap keabu-abuan membuat wajah dinginnya terlihat semakin dalam dan misterius.
Sheng Youran mengerutkan kening, membersihkan tenggorokannya dua kali, "Apa kamu lelah?"
Kesunyiannya secara tak terduga membuatnya gugup.
Dia tak tahu apa yang sedang dilakukan Mu Yibei dalam keadaan darurat, bahkan seandainya tahu pun mungkin tak bisa membantu.
Hanya melihatnya masih bermuram durja setelah kembali, membuat hatinya ikut sesak.
"Mu Yibei..."
“Kemarilah.” Akhirnya dia berbicara, suaranya berat dan dingin, tangan menjentikkan abu rokok di sebelahnya.
Sheng Youran segera bangkit dari selimut.
Syukurlah dia masih mau bicara dengannya, ini memberinya sedikit keberanian.
Tapi keberanian impulsif ini agak berlebihan, saat bangun dia masih ragu-ragu bagaimana cara mendekat.
Jarak mereka sebenarnya tidak jauh, kalau ada yang mau dibicarakan bisa langsung diucapkan.
Kalau sudah menyuruhnya mendekat, apakah maksudnya... memeluknya?
Sheng Youran mendekat, langsung duduk mengangkang di pahanya.
Wajahnya memanas, dia jelas merasakan tubuhnya tegang secara tak terduga, menunduk menyandarkan wajah ke dadanya, kedua tangan merangkul pinggangnya.
Tak berani melihat ekspresinya, dia memilih untuk tidak menatap.
Jangan-jangan lagi-lagi tatapan sinis itu, mengejeknya karena mulai berusaha menggoda.
Padahal dari tadi sudah ragu-ragu, bisa-bisa kata-kata yang sudah di ujung lidah tertelan lagi.
Lama kemudian, terdengar suaranya yang seolah berasal dari rongga dada, "Aku hanya menyuruhmu mendekat, bukan menyuruhmu begini. Apa maksudmu langsung duduk di atasku?"
Suara Mu Yibei sulit dibaca emosinya, terlalu datar hingga membuat gelisah.
Tapi tak ada ejekan yang dia duga, juga tak ada tingkah bajingan tanpa batas seperti biasanya.
Sheng Youran menutup mata, tangan masih tak melepaskan pelukan, berbisik pelan, "Tidak ada maksud apa-apa."
"Meminta hubungan?" dia menyahut.
“Bukan……” Suaranya semakin rendah, sudah menyadari ada yang salah. Mengapa dia begitu aktif tapi dia tidak memeluknya? “Aku hanya sedikit khawatir.”
Mu Yibei tertegun sejenak, lalu sepertinya teringat sesuatu, sudut bibirnya mengarah ke senyuman masam.
Dia membiarkannya berbaring seperti ini, asap rokok mengepul perlahan dari mulutnya sebelum mematikan puntung rokok di asbak samping.
“Khawatir tentang apa? Aku kan belum mati?”
“Aku cuma khawatir padamu, tidak boleh?”
Mu Yibei menunduk, melihatnya menyembunyikan wajah di dadanya. “Angkat kepala.”
Wajah sebesar telapak tangan itu terangkat dari pelukannya, menatapnya dengan sorot mata berbinar.
Entah ilusi atau bukan, dari matanya terlihat kilatan kerinduan yang jelas, sesuatu yang belum pernah dilihatnya sebelumnya.
“Kamu tidak suka?” Tubuh Sheng Youran mulai kaku, mulai meragukan apakah Joe Shaojing telah menjebaknya.
Meski tindakannya bukan mengajak bercinta, tapi nyaris tak ada bedanya. Namun dia tetap dingin.
Jangan-jangan dia memang menyukai yang agresif?
Dengan kesal dia mencoba merosot dari tubuhnya. Baru mau pergi, lengan pria itu dengan gesit menarik lengannya, membalikkan posisinya kembali ke atas tubuhnya.
Sebelum melihat sorot matanya, senyum tipis mengembang di bibir Sheng Youran, seperti anak kecil yang mendapat pujian.
Tapi begitu menengadah, matanya langsung bertemu sorot mata dingin pria itu yang menatapnya tajam.
“Ada apa?” Matanya membelalak. “Suasana hatimu tidak baik?”
“Tidak ada.” Mu Yibei menatap wajahnya, “Kamu ke rumah sakit untuk apa?”
“Bukankah sudah kukatakan? Aku menjenguk Joe Shaojing.” Sheng Youran masih memikirkan ucapan Joe Shaojing, “Lalu Joe Shaojing bilang...”
Raut wajah Mu Yibei langsung muram saat mendengar kalimat pertama, nada bicaranya bertambah dingin, “Joe Shaojing?”
Percakapannya terpotong, sesaat dia bingung harus berkata apa.
Pria itu menyeringai masam, tiba-tiba menariknya dari pangkuannya lalu bersiap berdiri.
“Mu Yibei.” Sheng Youran meraih lengannya dari belakang.
“Aku tanya sekali lagi.” Mu Yibei tidak menoleh, suaranya datar dan beku, “Kamu ke rumah sakit, untuk apa?”
“……”
Kepalanya tertunduk, dahinya menempel di punggungnya, senyum pengertian mengembang.
Jadi begitu rupanya.
Sheng Youran tersenyum masam sambil mengaitkan bibir, “Kalau sudah tahu, mengapa harus bertanya?”
“Apa yang dilakukan di rumah sakit, ketemu siapa?” Yang terdengar tetap hanya pertanyaan repetitif ini.
Kecemasan di hatinya tiba-tiba berubah menjadi geli yang tak tertahankan.
Sheng Youran duduk tegak, merapikan rambutnya ke belakang telinga, berkata datar, “Kau mengirim orang bukan untuk melindungiku, tapi memata-mataiku. Mengawasi setiap gerak-gerikku? Karena Ye Yunting atau karena kau pikir aku terlibat, jadi kau mengawasiku selama penyelidikan?”
Bibir tipisnya terkunci rapat, dia meliriknya, mata yang penuh kemarahan dalam terpancar, terutama saat mendengar nama itu.
“Kalau kau curiga padaku, interogasi dengan penyiksaan saja.” Sheng Youran merasa lucu, menatap kemarahan di wajahnya hampir membuatnya tertawa, “Kau yang tahu segalanya, apa kau memasang alat penyadap di tubuhku? Siapa yang kutemui, apa yang kubicarakan, kau tak tahu?”
“Sheng Youran...” Bibir tipisnya bergerak, pupil dinginnya bagai es.
Entah karena marah atau sakit, tadi ia masih tertawa, tiba-tiba tangan yang menggenggam bajunya mulai gemetar.
“Aku menemui Ye Yunting.” Suaranya bergetar dingin, “Kau ingin tahu alasannya?”
Mu Yibei menyentak tangannya dari tubuhnya, berdiri.
Baru beberapa langkah, suara SMS terdengar dari ponsel.
Sheng Youran menunduk, memegang ponsel, rekaman itu telah dikirim.
Orbit matanya memerah, air mata yang tak jatuh bagai kabut tipis.
“Sejak masuk aku sudah mulai merekam, sadar mungkin tak perlu, tapi sangat visioner.” Ia berdiri sambil bicara, “Tidak, karena aku yang merekam, anggap saja ini rencana yang kusiapkan dari awal. Aku bersekongkol dengannya, rekaman ini palsu...”
Suara yang awalnya tenang tiba-tiba kebablasan di akhir.
Sheng Youran mengusap air mata di sudut mata, “Semua palsu! Aku siapkan naskah untuk kau dengar! Kau tak perlu dengar karena kau takkan tertipu! Mu Yibei, untuk apa sialan aku melakukan ini!!”
Dia tak bisa melanjutkan, bergegas menuju pintu dan hampir mendahuluinya melewati ambang pintu.
"Berhenti!!"
