Bab 338 Dia Masih Mau Menemuinya
Mendengar suara, Sheng Youran berhenti berjalan.
Dari suaranya saja, dia langsung mengenali itu Su An'an.
Baru kemarin melihat berita tentang penampilannya di bandara, hari ini sudah bertemu di sini.
Benar-benar jalan sempit untuk musuh bebuyutan.
"Oh, kamu." Suara Sheng Youran sangat dingin, sorot matanya tak berbekas kehangatan, "Ada perlu apa?"
Beberapa tahun tak bertemu, seluruh kondisi Su An'an sudah jauh berbeda dari dulu.
Raut wajahnya pucat, riasan pun tak bisa menutupi kepayahan itu.
Meski memakai kacamata hitam, kelelahan pada dirinya masih jelas terlihat.
Tampak sangat menua, sepertinya tahun-tahun ini hidupnya tidaklah mudah.
“Tak kusangka setelah aku kembali, orang pertama yang kutemui adalah kamu.” Suara Su An'an terdengar rendah, nada bicaranya sarkastis namun tajam, "Berani sekali kamu kembali?"
Sheng Youran tertegun sejenak, lalu baru teringat bahwa Su An'an sama sekali tidak tahu semua kejadian di sini.
Kali ini dia benar-benar orang luar.
"Mengapa aku tak boleh kembali? Justru kehadiranmu di sini yang mengejutkanku."
Su An'an mengira dia melihat laporan-laporan dan berita itu.
Bibirnya tergigit, mata di balik kacamata hitam penuh kebencian.
Enam tahun lalu, Sheng Youran dan Mu Yibei bercerai.
Dulu dia mengira kesempatannya akhirnya tiba, tinggal bercerai dari Mo Yuchen saja.
Sebenarnya mereka sudah berjanji, pernikahan ini bisa diakhiri kapanpun dia membutuhkan.
Tapi siapa sangka, setelah Sheng Youran pergi, Mu Yibei tetap bersikap dingin padanya.
Meski dia tahu persis kasus keguguran Sheng Youran adalah rekayasa, sama sekali tidak ada hubungannya dengannya, dialah yang difitnah secara tak berdosa.
Saat itulah dia baru menyadari, penghalang antara dirinya dan Mu Yibei bukanlah Sheng Youran semata.
Melainkan perubahan total yang terjadi setelah kemunculan Sheng Youran.
Rasa bersalah sedikit yang pernah dimiliki Mu Yibei padanya, sudah lenyap bagai asap.
Setelah ayah Mu dipenjara, Mo Yuchen mundur dari Grup Mu, tak lama setelah bercerai dengan Mo Yuchen, dia pun diusir keluar dari keluarga Mu.
“Dia awalnya mengira masih bisa tinggal di Kota Suci, tapi tak menyangka karirnya mulai bermasalah.”
“Posisi yang baru saja dia perkokoh, hancur reputasinya di bawah tekanan skandal-skandal bertubi-tubi.”
“Bahkan beredar gunjingan bahwa dia pura-pura hamil untuk menjilat anak haram keluarga Mu, lalu buru-buru bercerai setelah si anak haram gagal, dicap sebagai perempuan licik yang menghalalkan segala cara demi masuk kalangan elite.”
“Begitu kondisinya mulai melemah, fitnah dan fitur troll langsung menyerbu satu arah.”
“Dibilang setelah kehilangan 'suami elite' sebagai dukungan, dia tak bisa apa-apa lagi...”
“Dia menyalahkan semua ini pada Sheng Youran.”
“Kalau saja Sheng Youran tidak muncul, Mu Yibei pasti tak akan sekejam ini padanya.”
“Melihatnya dalam kesulitan, melihatnya merengek minta tobon, tetap tak tergoyahkan.”
“Hanya bilang grup Mu bukan perusahaan film, tak bisa membantu.”
“Su An'an menyeringai dingin, 'Semoga beruntung.'”
“Jika masih berani muncul di hadapan Mu Yibei, itu sama dengan bunuh diri.”
“Satu-satunya yang membuatnya lega adalah hal ini.”
“Meski dia kalah, Sheng Youran juga tak menang, bahkan kerugiannya lebih parah.”
“Pasti Mu Yibei membencinya, siapa suruh 'dirinya sendiri' mengangkat batu menghantam kakinya sendiri.”
“Masak sampai menggugurkan anaknya sendiri hanya untuk balas dendam dan memframingnya.”
“Akhirnya seperti dugaan, dia sama sekali tak ingin bertemu lagi.”
“Su An'an yang masuk rumah sakit juga tak mau peduli pada sosok Sheng Youran ini.”
“Kepulangannya pastilah bukan karena dia.”
“'Permisi, saya mau bertemu Dokter Nie.'”
Perawat mengangkat kepala, "Dokter Nie sedang menunggumu."
Melihat Su An'an masuk, perawat buru-buru memotret foto.
"Berdecak, Su An'an ya, dia masa datang mencari Dokter Nie. Bukannya dia sudah tidur dengan semua anak orang kaya di Kota Suci? Sekarang bahkan Dokter Nie tidak dibiarkan lepas."
"Sungguh keterlaluan, reputasinya buruk sampai seperti ini benar-benar akibat perbuatannya sendiri."
"Dokter Nie kami meski juga anak orang kaya, tapi pasti bukan tipe yang akan tertarik padanya."
"Tentu saja..."
Hua Bao berjalan mendekat dengan jas putih polos, "Apa yang sedang kalian bicarakan?"
Dia penasaran melihat para perawat di depan pintu kantor Nie Jinshen sedang bergosip.
Perawat langsung melambai padanya, berkata mesra, "Hua Bao kami beritahu, Dokter Nie mau direbut orang."
Para perempuan ini bergosip sampai ceritanya jadi tidak karuan.
Awalnya hanya dugaan berdasarkan reputasi Su An'an, beberapa kalimat langsung dianggap sebagai Su An'an yang menggoda Dokter Nie.
Mereka selalu menyukai Hua Bao, dan karena sering dekat dengan Nie Jinshen, paling tahu betapa perhatiannya Dokter Nie pada Hua Bao, sering bilang mereka cocok sekali.
"Iya iya, cepat masuk lihat."
Hua Bao mengerutkan alis, "Direbut apa hubungannya denganku?"
Perawat memegangi mulut sambil tertawa, "Kamu masuk lihat sendiri, masa tega melihat Dokter Nie digoda si penunggang ribuan orang?"
"Kalian sebenarnya sedang membicarakan siapa?"
"Su An'an!"
Hua Bao tertegun sejenak, "Yang baru saja masuk itu Su An'an?"
Dia datang ke sini karena sebelumnya Nie Jinshen pernah meneleponnya, sebenarnya hari ini dia tidak perlu datang.
Tapi Nie Jinshen mengatakan ada penelitian kasus langka, dia tertarik dan memintanya datang melihat.
Dia datang lebih awal, belum sampai waktu janji yang disepakati.
Lalu ternyata sekarang yang ditemuinya adalah Su An'an.
"Aku masuk melihat." Hua Bao langsung mengerutkan alis begitu teringat perempuan bernama Su An'an ini, segera berjalan menuju kantor Nie Jinshen.
Para perawat serentak memberi semangat, "Usir si bus itu keluar, jangan sampai dia mencemari Dokter Nie kita."
Hua Bao mendengar ucapan ini antara ingin tertawa dan menangis.
Dia mengetuk pintu, masuk setelah mendapat izin.
Su An'an benar-benar menunjukkan ekspresi terkejut begitu melihatnya, "Kamu... Nie Jinshen, apa maksudmu ini."
Nie Jinshen berkata dengan dingin dan datar, "Kasusmu sangat langka, aku memintanya melihat apakah ada solusi. Kalau tidak mau ya sudah."
"Tidak!" Su An'an saat ini tidak punya pilihan lain, merendahkan suara, "Periksa aku dulu, kumohon."
*
Beberapa jam kemudian, Su An'an memegang hasil pemeriksaan, berdiri di bawah gedung Grup Mu.
Dia sudah tidak punya cara lain...
Jika Mu Yibei tetap kejam seperti ini, mungkin dengan mengatakan kebenaran masih ada harapan.
Lagipula, semua ini juga karena dia...
"Bagaimana kamu tahu dia tidak mau menemuiku tanpa bertanya!"
"Maaf Nona Su, Anda tidak membuat janji temu..."
Su An'an dihalangi di lantai satu, dia tertawa mengejek, "Kamu tanyakan sekali sekarang juga, dia pasti akan menemui saya, atau biarkan saya bicara dengannya lewat telepon..."
Resepsionis akhirnya menyerah, mengingat dia dulu pernah menjadi mantan istri kakak laki-laki keluarga Mu.
Lalu dengan hati-hati, menelepon ke atas.
Secara tak terduga, resepsionis menatapnya, "Maaf, Nona Su bisa naik sekarang."
Su An'an sendiri sempat tertegun.
Dia tak menyangka bisa naik secepat ini, mengira Mu Yibeu takkan mau bertemu sebelum dia menjelaskan maksud kedatangannya.
Tak sempat berpikir panjang, dia segera naik.
Sesampai di lantai kantor presiden direktur, dia menarik napas dalam-dalam lalu masuk ke kantor Mu Yibeu.
"Yibei, terima kasih masih mau menemuiku." Su An'an masuk dengan suara berat.
Lelaki di balik meja kerja itu memancarkan aura tegas, sorot matanya dingin tanpa emosi.
Entah mengapa, dia merasa pandangan yang mengarah padanya tajam seperti pisau.
"Tak perlu berterima kasih." Suaranya sedingin tulang sumsum, "Kebetulan aku sedang ingin mencarimu."
