Bab 341 Kantor, jangan seperti ini
Tentang apa yang sebenarnya ingin dikatakan Su An'an, dia akan menyelidikinya sampai tuntas.
"Lepaskan, aku mau keluar dulu." Sheng Youran menarik-narik tangannya.
Dia sangat paham lelaki ini bukan orang yang sopan, bisa birahi di sembarang tempat.
"Keluar?" Kepalanya menunduk, bibir tipisnya menempel di lehernya seperti api, tertawa rendah. "Sudah masuk mengapa mau keluar?"
"Lepaskan dulu." Dia menarik lebih keras, tapi gagal melepaskan genggaman tangannya. Nada bicaranya mulai kesal. "Sekretarirmu bilang nanti ada rapat."
"Masih lama."
Ciuman-ciuman halus mulai berjatuhan.
Tubuhnya terasa ringan, ternyata dia diangkat dan diletakkan di atas meja kerja olehnya.
“Mu Yibei! Mu Yibei, turunkan aku!”
Begitu Sheng Youran selesai berbicara, bibirnya sudah disumpal olehnya.
Tangan yang berusaha mendorongnya pun tak mampu mengerahkan tenaga.
Hampir tidak ada jalan mundur, kecuali... dia membalikkan badan dan merayap turun dari sisi lain meja kerja.
Meski begitu, dia tahu dirinya tak bisa menghindar darinya.
“Kalau terus memberontak, ini bukan sekadar ciuman biasa.” Mu Yibei memegangi kepalanya, suara melengkingnya berkata, “Penolakanmu ini, jangan-jangan karena aku mengizinkannya masuk, jadi kamu cemburu? Hm?”
“Tidak.” Gerakan meronta-ronanya justru memicu reaksi lebih kuat darinya, suaranya melunak, “Ini kantormu, bisakah... jangan begini?”
Bibirnya berpindah dari bibirnya, mencium ke arah belakang telinga, “Hal lebih liar belum pernah kita lakukan di sini?”
“……” Bajingan.
“Baik-baik, jangan cemburu lagi. Aku tak akan mengizinkannya masuk mulai sekarang, hm?”
Sheng Youran merasa frustasi, berapa kali lagi harus menjelaskan bahwa dia benar-benar tidak cemburu...
Meski sebenarnya dia sengaja masuk karena tahu Su An'an ada di dalam.
Tapi bukan karena cemburu, hanya penasaran, sekaligus mengingatkannya bahwa dia sudah datang.
“Mu Yibei...”
Suaranya akhirnya ditelan.
Sheng Youran malas menjelaskan lagi. Jika dia ngotot mengira dirinya cemburu, biarkan saja.
Lagipula dari sikapnya, sepertinya dia sangat menikmati "anggapan cemburu" ini.
"Mengapa dulu dia tidak menyadari pria ini juga bisa sesekali bersikap kekanak-kanakan seperti ini?"
Sheng Youran merapikan meja yang berantakan tadi sambil melirik ke arahnya.
Saat ini kemeja Mu Yibei sudah tertata rapi, duduk tegak di depan meja kantor dengan ekspresi asketik yang dingin.
Sambil pura-pura santai merapikan, diam-diam matanya mengamati gerak-geriknya.
"Bajingan berkelas!"
Sangat berbeda dengan penampilannya tadi.
Semakin serius wajahnya sekarang, semakin keterlaluan kelakuannya sebelumnya.
Tanpa mengangkat kepala, jari-jari Mu Yibei menari cepat di keyboard laptop. Bibirnya bergerak,"Masih kurang? Kalau kurang, tunggu beberapa menit lagi."
Wajah Sheng Youran memerah. Tangannya mencengkeram dokumen tak jelas lalu melemparkannya ke arah tubuh pria itu.
"Keterlaluan!"
"Apakah mati kalau tidak menggoda aku?!"
"Di-Direktur Mu..." Sekretaris Ding yang baru saja mendorong pintu langsung menyaksikan adegan itu.
Perempuan itu terpaku seperti patung.
Sheng Youran sudah gila? Masa berani melempar barang ke Direktur Mu?
"Saya permisi dulu." Sheng Youran kaku menarik kembali gerakannya. Baru teringat, tadi dia yang menyuruh sekretaris masuk.
Sebelum keluar, ingat mungkin membuat Sekretaris Ding kaget, dia menambahkan dengan wajah serius,"Mohon Direktur Mu lebih menjaga sikap ke depannya."
Usai bicara, langkahnya cepat meninggalkan kantor.
Sekretaris Ding berdiri kaku di samping meja dengan dokumen di tangan, raut wajahnya lebih pucat dari mayat.
"Ya Tuhan, apa yang sebenarnya terjadi tadi!"
"Mengapa dia harus masuk di saat seperti ini!"
Saat Sekretaris Ding mempersiapkan skenario darurat untuk menyambut sisa amarah Mu Yibei.
Tapi yang ditemukan justru tidak ada sedikitpun kemarahan di wajahnya, juga tidak terlihat malu-marah setelah ketahuan mempraktikkan aturan terselubung ke anak buah lalu ditegur secara serius di depan orang.
"Taruh di sana lalu keluar." Mu Yibei berbicara dengan tenang.
Sekretaris Ding hampir membeku kaget, pantas menjadi Tuan Mu...
Sungguh ketenangan tingkat dewa.
Begitu keluar dari kantor, raut wajah Sekretaris Ding langsung tidak bisa menahan.
Dengan ekspresi seperti melihat hantu, dia berlari ke Sheng Youran, "Sekretaris Sheng, kamu... kamu tadi bagaimana? Kamu berani membuang barang ke Tuan Mu!"
Ksatria!
Di seluruh perusahaan, sekalipun suasana hati Tuan Mu sedang baik, tidak ada satu orang pun yang berani melakukan ini.
Bahkan adegan seperti ini hampir tidak bisa dibayangkan.
Kalau tidak melihat langsung, sulit dipercaya.
"Dia malah tidak langsung memecatmu di tempat."
Sheng Youran dengan tenang menyeduh kopi, sudut mulutnya sedikit melengkung, "Dia yang merasa bersalah."
Sekretaris Ding: "..." Berantakan diterjang angin.
"Terhadap pelecehan seksual di kantor seperti ini, harus ditolak tegas."
"...Kamu benar-benar tidak takut? Lagipula, benarkah Tuan Mu melakukan pelecehan seksual padamu?"
Sebelum Sheng Youran sempat menjawab, suara membersihkan tenggorokan terdengar di depan pantry.
"Xiao Lin." Sekretaris Ding berbalik, langsung menyapa saat melihat orang di depan pintu.
"Xiao Lin menyeduh secangkir teh, dengan raut wajah dingin melirik mereka beberapa kali baru pergi."
Sekretaris Ding melihat dia keluar, baru mendekat, berbisik di samping Sheng Youran, "Gawat, entah dia dengar atau tidak percakapan tadi."
"Memang tidak boleh didengar? Aku juga tidak bicara hal memalukan."
"Bukan begitu!" Sekretaris Ding menjelaskan, "Xiao Lin itu satu-satunya di lantai ini yang masih nekad mendekati Tuan Mu meski sering dihajar tekanan. Kalau dia dengar kau bilang Tuan Mu melecehkanmu, bisa-bisa disebarkan ke seluruh lantai karena dikira fitnah."
Setelah berkata demikian, dia kembali berpikir sejenak.
"Tapi kalau sampai percaya, mungkin dia malah akan mencoba sendiri apakah bisa dilecehkan."
Sheng Youran selesai menyeduh kopi, tersenyum, "Aku akan mengantarkan ini ke Tuan Mu."
Baru saja melangkah keluar, Xiao Lin menghampiri sambil tersenyum, "Sekretaris Sheng, kan kamu baru izin sakit, tubuh belum pulih betul. Biar kubantu antar kopi Tuan Mu ya?"
"Baik." Sheng Youran menyerahkan kopi itu tanpa banyak bicara, lalu berjalan ke meja kerjanya yang dulu dan mulai merapikan barang secara acak.
Untuk sementara tidak ada pekerjaan, di sini saja mengisi waktu sembari menanti Mu Yibei selesai rapat.
Namun belum lama berselang, terlihat Xiao Lin keluar dari kantor dengan mata berkaca-kaca.
Tak lama kemudian, Sekretaris Ding datang membawa gosip, "Xiao Lin dipecat! Sekarang semua pada nebak-nebak alasannya. Menurutku, pasti dia coba jalankan aturan terselubung ke Tuan Mu sampai kena pecat!"
Sheng Youran bersikap angkuh memegang cangkir kopi, tersenyum santai.
Saat dia bersiap minum kopi, tiba-tiba sepasang tangan bertulang menonjol meraih dan merebut kopi dari tangannya.
Mu Yibeu berdiri di samping mejanya, memegang cangkirnya, "Minum yang lain."
"Mu Yibeu kembalikan!" Sheng Youran menekan suaranya di tenggorokan.
"Akhir-akhir ini kamu sedang minum obat, harus ganti perban lagi. Jangan minum kopi, nanti imbasan efek obat." Mu Yibeu melempar kalimat itu, membuang kopinya dan pergi rapat sambil berpesan ke Sekretaris Ding, "Larang dia minum kopi."
Sekretaris Ding: "...Baik."
