Bab 342 Melacak Sheng Youran
Baru setelah sosok Mu Yibeu tak terlihat lagi, Sekretaris Ding tersadar dari lamunannya.
Saat menoleh ke Sheng Youran, dia melihat Sheng Youran sedang membereskan meja dengan ekspresi tenang.
"...Sekretaris Sheng, apa kamu dengar ucapan Tuan Mu tadi?"
"Hm, dia ikut campur urusan orang." Sheng Youran bahkan malas mengangkat kepala, mengambil dokumen kerja hari ini sambil bertanya-tanya berapa lama rapat ini akan berlangsung.
"Ahem." Sekretaris Ding segera mendekat, "Menurutku sikap Tuan Mu itu bukan sekedar aturan terselubung biasa."
Sheng Youran mengangkat bibir bawahnya, "Aturan terselubung masih ada level sederhana dan kompleks?"
"Ah, kamu ini!" Sekretaris Ding baru benar-benar yakin, sikapnya sama sekali tidak seperti karyawan yang diganggu atasan.
"Ada masalah apa denganku?"
Sekretaris Ding mendengus, "Aku tidak tahu masalah apa yang kau punya, yang jelas pasti ada masalah antara kau dan Tuan Mu. Pantas saja permintaan Tuan Mu begitu aneh, di hari pertamamu langsung menyuruhmu untuk tidak terlalu sibuk juga tidak terlalu menganggur..."
"Dia bilang begitu?" Sheng Youran tak pernah tahu dia pernah mengajukan permintaan unik seperti ini.
Sekretaris Ding menepuk dahinya sendiri, "Kenapa aku bisa sebodoh ini. Di sekitar Tuan Mu jarang ada wanita, aku malah benar-benar mengira dia akan jomblo selamanya."
Sama sekali tak terpikir olehnya, selama ini mengira itu kerabat keluarga Mu yang tiba-tiba diturunkan dari langit.
"Abaikan saja omonganku tadi." Dia menyatukan telapak tangan, "Tuan Mu bilang, ini tidak boleh diberitahukan padamu. Kumohon, aku tidak ingin dipecat, masih ada orang tua dan anak yang harus ku tanggung."
Setelah bercanda sebentar dengan Sekretaris Ding, Sheng Youran menyadari Mu Yibei hari ini cukup sibuk.
"Tolong bilang padanya, aku akan pergi dulu." Dia merapikan barang-barangnya, merasa tidak ada gunanya menunggu di sini.
"Janganlah." Sekretaris Ding tahu kedatangan Sheng Youran ke perusahaan bukan untuk bekerja tapi menunggu Tuan Mu, kalau tiba-tiba pergi duluan, bisa-bisa Tuan Mu nanti marah besar, "Mainlah game yang tidak perlu menggerakkan leher. Bukannya obatnya sudah diganti? Lebih baik kau istirahat di ruang rehat."
"Aku teringat masih ada urusan." Sheng Youran menepuk bahunya, langsung pergi sambil membawa tas.
Baru sampai di depan lift, dia bertabrakan dengan seorang gadis berusia awal dua puluhan yang sedang keluar.
Ekspresi wajahnya terlihat sangat naif, memandang segala sesuatu dengan rasa penasaran.
Sheng Youran tak sengaja memperhatikannya lebih lama, wajah dan emosi seperti ini yang muncul di lantai ini benar-benar langka.
Biasanya pengunjung lantai ini lebih banyak menunjukkan emosi serius dan tegang.
Tapi gadis kecil ini...
"Apa kamu tidak salah lantai?" Sheng Youran menahan pintu lift tetap terbuka, bertanya penasaran.
Secara umum, pasti ini kasus salah lantai.
Usianya juga tidak memungkinkan untuk bekerja di sini.
"Tentu tidak." Wen Xin menoleh, baru memperhatikan perempuan yang berbicara ini.
Tadinya tidak terlalu diperhatikan, sekarang baru terasa familiar.
"Kamu adalah..."
"Sekretaris." Sheng Youran menjawab singkat.
Wen Xin sudah bisa memastikan ini adalah mantan istri Mu Yibei, rival asmara terbesar Feng Zhiru.
Meski belum pernah bertemu, tapi foto perempuan ini pernah dilihatnya.
Senyum manis langsung merekah di wajah Wen Xin, "Benarkah? Kalau boleh tahu, apakah Kakak sepupu Yibei ada di sini?"
"Kamu... sepupunya?" Sheng Youran terkejut.
Tapi setelah dipikir, tidak ada yang aneh.
Beberapa saudara keluarga Mu pernah ditemuinya, tapi masih banyak yang belum dikenalnya.
Seperti Wen Ruohan waktu itu, sama sekali tidak dikenalnya hingga hampir terjadi kesalahpahaman.
"Hm. Apakah dia ada waktu sekarang?"
"Sedang rapat, pertemuan ini mungkin akan berlangsung cukup lama."
Sheng Youran sedang ingin menyarankannya untuk pergi ke ruang istirahat, tapi sebelum sempat berkata apa-apa, sudah melihatnya kembali masuk ke dalam lift.
"Kalau begitu, lebih baik tidak usah." Wen Xin berkata dengan nada yang sangat pengertian, "Nenek saudara menyuruhku datang main, tapi juga bilang jangan sampai mengganggu pekerjaannya. Kalau kakak sepupu sedang rapat, ya sudah. Sekarang kamu masih bekerja?"
"Bukan, aku..."
Wen Xin tersenyum gembira, "Sudah pulang kerja? Kalau begitu bisa temani aku jalan-jalan sebentar? Aku tidak akan ganggu, bisa tunggu kamu selesaikan urusan dulu. Aku belum pernah ke Kota Suci sebelumnya, sangat ingin jalan-jalan tapi tidak kenal siapa-siapa. Kakak, kamu... sibuk banget ya?"
Sheng Youran agak ragu-ragu, "Mau ke mana?"
"Aku nggak ada tujuan khusus." Wen Xin langsung menekan tombol tutup lift, tersenyum manis padanya, "Kayaknya kamu masih ada urusan. Bagaimana kalau kamu urus dulu, anggap aku tidak ada saja. Nanti malam kita jalan-jalan bareng, ya? Soalnya sekarang juga belum waktunya buat bersenang-senang. Lagian aku nggak punya mobil, tadi naik taksi malah dibodohi, males naik lagi."
Sheng Youran berpikir mengingat dia adalah sepupu Mu Yibei, sebaiknya menjamunya.
Ia mengangguk, lalu membawanya ke area parkir dan menemukan sopir.
"Begini saja, kalau mau jalan-jalan, suruh sopir antar ke mall. Aku mau ke rumah sakit dulu, nanti lihat lagi mau kemana?"
Wen Xin menggaruk-garuk kepala, "Tapi aku juga nggak suka belanja. Sebenarnya aku agak ngantuk. Kakak pergilah, aku istirahat di mobil sambil nungguin kamu."
Sheng Youran melihat dia menguap, memang terlihat agak mengantuk.
Dia mengangguk, menyuruh sopir mengantar ke rumah sakit.
Saat hendak bertanya beberapa hal pada gadis ini, dia menoleh dan melihatnya sudah tertidur di mobil.
Sheng Youran berpikir sejenak, lalu berbisik pada sopir untuk menyesuaikan suhu AC agar tidak terlalu dingin.
Sebenarnya dia tidak terlalu menyukai gadis ini. Meski tersenyum manis dan polos seperti tak mengerti apa-apa, entah mengapa senyumnya mengandung kesan yang membuat tidak nyaman.
Rasanya senyum itu terlalu dipaksakan, jadi terlihat palsu.
Sheng Youran melihat jam, sempat berpikir jika gadis ini ingin ke tempat lain, dia bisa menunda kunjungan ke rumah sakit.
Tapi karena gadis itu langsung tertidur di mobil, dia tak tega membangunkannya.
Sesampai di rumah sakit, dia membuka pintu mobil dengan pelan.
Juga berpesan pada sopir untuk menghubunginya jika ada keperluan.
Begitulah Sheng Youran turun, Wen Xin langsung membuka mata.
Tak ada bekas kantuk di matanya.
Dia menempelkan wajah di kaca jendela, menyaksikan Sheng Youran berjalan masuk ke gedung rumah sakit.
Matanya berkedip-kedip, lalu dengan senyum manis berkata pada sopir, "Paman, aku haus dan agak sesak. Aku turun dulu beli minum dan jalan-jalan sebentar, nanti kembali menunggu kakak ini."
Sopir tentu saja tidak keberatan.
Gadis ini kelihatan sudah hampir dua puluh tahun, bukan anak di bawah umur yang tak bisa mengurus diri.
"Permintaan seperti ini mana ada alasan untuk tidak menyetujuinya."
Wen Xin turun dari mobil, lalu langsung masuk ke rumah sakit.
Kenapa perempuan ini ada luka di lehernya? Jangan-jangan... dia menggunakan ancaman bunuh diri untuk memaksa kakak sepupu menikahinya?
Dia nekad masuk untuk menyelidiki, kalau benar begitu justru bagus, Nenek pasti tidak akan mengizinkan perempuan yang memaksa dengan ancaman mati masuk ke keluarga Mu.
Dia mengikuti dari jarak yang cukup, tidak terlalu dekat maupun jauh.
Setelah masuk ke salah satu gedung rumah sakit, dia melihat Sheng Youran naik lift.
Kebetulan lift sedang sepi, dia menunggu sampai pintu lift tertutup lalu segera berlari kecil melihat ke lantai berapa tujuannya.
"Kenapa kamu di sini?"
Tiba-tiba terdengar suara tidak senang dari belakang.
Wen Xin menoleh dan kaget, wajahnya agak pucat, "Kakak..."
Wen Ruohan menyipitkan mata, tatapannya dingin menusuk, nada bicaranya penuh sindiran, "Kakak? Aku tidak ingat ibuku pernah melahirkan adik perempuan sepertimu."
