“Bab 372: Mengapa Kakak Sepupu Sampai Sekarang Tidak Mengizinkan Kalian Mengubah Panggilan?”
Luo Sangsang pernah berkata agar Joe Shaojing tidak tahu, lalu siapa sebenarnya Ye Mo'er itu?
Sheng Youran mendengarkan dengan bingung, orang yang tadinya lemas perlahan mulai sadar kembali.
Sampai telepon Mu Yibei akhirnya ditutup.
“Apa terjadi sesuatu?”
Ekspresi Mu Yibei menjadi serius, ia membuka selimut dan turun dari ranjang, “Joe Shaojing ingin bertemu Sangsang.”
“Bagaimana dia bisa tahu tentang Luo Sangsang?”
“Tampaknya meskipun aku tidak memberi tahu, pasti ada orang lain yang bocor.” Mu Yibei mengenakan celana bahan dan kemeja sambil memasang wajah muram, “Aku akan menanganinya.”
Baru saja selesai berpakaian, ia menoleh dan melihat mata perempuan itu masih terbuka.
“Tidak ngantuk lagi?”
Saat Sheng Youran hendak bangun, tiba-tiba ia duduk di tepi ranjang dan menyelimutiinya kembali.
Suara Mu Yibei tak terbantahkan, “Tidur lagi. Jika tidak bisa tidur, pulihkan tenagamu.”
Memulihkan tenaga...
Melihatnya hendak bicara lagi, alis Mu Yibei berkerut, “Kenapa? Sangat manja? Aku pergi sebentar saja tidak boleh? Harus membawamu? Hm?”
“......” Sheng Youran memutar matanya dengan datar, “Pergilah, aku mau tidur.”
Sudut bibirnya melengkung, ia menunduk dan menciumnya hingga perempuan itu rebah kembali di ranjang, “Tidur yang baik. Kurangi main game, atau jaringan akan kucabut!”
Benar-benar kejam!
Melihatnya malas-malas masuk kembali ke dalam selimut, Mu Yibei berdiri dengan ekspresi kembali dingin, mengambil jaket dan pergi.
Sheng Youran memang hanya tidur beberapa jam, kali ini cepat tertidur.
Saat bangun, seperti dugaan sudah siang hari.
Erbao dan Sanbao sudah pergi ke sekolah. Saat turun tangga dia melihat Bibi Zhou, mengangkat kepala bertanya, "Yibei belum kembali?"
Bibi Zhou tersenyum, "Belum, kakak-kakak berangkat pagi. Tampak ada urusan darurat, katanya malam ini mungkin tidak pulang makan, suruh kami masak makanan favorit Nona Sheng. Nona Sheng, mau makan apa?"
Ditanya begitu, Sheng Youran justru terdiam sejenak.
Entah karena pusing habis tidur, atau sudah terlalu banyak makan enak, sampai tidak tahu lagi mau makan apa.
Rasanya setiap hari makan makanan favorit.
Dia berpikir sejenak, "Terserah saja, jangan terlalu merepotkan, yang sederhana saja."
"Bibi ipar."
Bibi Zhou belum pergi, terdengar suara manis memanggil.
Wen Xin mengenakan pakaian feminim, keluar dari kamar dengan wajah berseri.
Bibi Zhou ragu-ragu, "Nona Wen, makan siang di sini juga?"
Wen Xin menjawab wajar, "Tentu, perlu ditanya lagi? Aku temani bibi ipar makan."
Bibi Zhou hanya mengangguk.
Selama beberapa hari Nona Wen tinggal di sini, jarang dia makan bersama.
Sesekali bersabar menemani kakak-kakak dan adik perempuan, tapi dia bisa lihat Nona Wen tidak begitu senang, meski tak tahu alasannya.
Mungkin karena tinggal di keluarga Mu, terpaksa melakukan begitu.
"Bibi Zhou belum pergi, tiba-tiba mendengar Wen Xin berkata, 'Tante Zhou, waktu itu sudah kukatakan, ini salahmu. Bibi ipar ini statusnya sah, jangan panggil dia Nona Sheng.'"
Sambil menatap Sheng Youran, dia melanjutkan dengan nada membela, "Bibi ipar, kau terlalu baik. Pelayan-pelayan ini biasa memperlakukanmu seperti ini? Kalau mereka tidak mau mengganti sebutan, itu penghinaan! Sungguh keterlaluan!"
"Nona Wen, jika benar ingin membela Nona Sheng, silakan protes ke Tuan Qiao."
Bibi Zhou sebenarnya juga punya temperamen, tapi mengingat status Wen Xin sebagai anggota keluarga, ia memilih diam.
Dulu saat Nona Sheng pertama kembali, hubungan Tuan Qiao dan Nona Sheng masih tegang. Itu perintah Tuan Qiao sendiri.
Sekarang pun, pertama: Tuan dan Nona Sheng belum meminta perubahan sebutan. Kedua: Tuan belum mau rujuk dengan Nona Sheng. Ini cara kami memberi peringatan halus.
"Tante Zhou, maksudmu apa? Aku ini berniat baik!"
Sheng Youran melirik Wen Xin, lalu berkata pada Bibi Zhou, "Bibi Zhou, tolong siapkan makan siang untuk Nona Wen dulu."
Bibi Zhou segera turun ke dapur.
Wajah Wen Xin memerah karena marah, "Bibi ipar, kau terlalu toleran! Aku ingin membantumu, pelayan-pelayan ini benar-benar tidak tahu diri!"
"Terima kasih. Tapi Nona Wen, aku teringat ada urusan mendesak. Jadi tidak perlu reput menemani makan siang."
Sheng Youran baru ingat janjinya dengan Ai Ke'er untuk belanja hari ini.
Rupanya gadis itu belum tahu Joe Shaojing akan kembali lagi.
Meski janjinya di sore hari, setelah bangun tidur ini, waktunya juga hampir tiba.
Daripada makan siang bersama Wen Xin, dia lebih memilih keluar sendiri.
Wen Xin melihat sosak Sheng Youran turun tangga, mendengus kecil lalu melengkungkan bibirnya.
Dia sudah cukup baik padanya, bahkan menyuruh pelayan memanggilnya Nyonya Muda, tapi para pelayan menolak.
Tampaknya mereka belum rujuk sampai sekarang, juga membuktikan hubungan dengan kakak sepupu tidak begitu baik.
Wen Xin melirik jam, lalu kembali mengganti baju. Saat turun, Bibi Zhou sudah menyuruh orang menyiapkan makan siang.
"Maaf ya, Tante Zhou." Wen Xin tersenyum manis, "Saya juga ada urusan harus keluar, jadi tidak makan siang di sini."
Bibi Zhou berkata dengan nada dingin, "Nona Wen silakan sesuka Anda."
Setelah berjalan beberapa langkah, Wen Xin tiba-tiba berbalik, "Tapi Tante Zhou, bolehkah saya bertanya mengapa kakak sepupu sampai sekarang tidak mengizinkan kalian mengganti sebutan untuknya?"
"Jika Nona Wen ingin tahu, lebih baik tanya langsung pada Tuan Muda."
Bibi Zhou tahu Tuan Muda membenci Nona Wen. Dengan diganggu pertanyaan seperti ini, mungkin dia akan segera menyelesaikan urusan yang belum tuntas - itu juga bagus.
Melihat sikapnya yang enggan meladeni, Wen Xin malah tidak buru-buru pergi. Dia berjalan mondar-mandir kembali.
“Tante Zhou, Anda pasti tahu mengapa saya datang? Sebenarnya, ini juga keinginan Nenek. Dia hanya ingin tahu bagaimana cucu menantu yang tidak terlalu memuaskan ini. Tante Zhou, bocorkan sedikit saja.” Godaan Wen Xin yang merasa superior, “Saya tahu gaji kalian biasa tidak tinggi, agar bisa memberi jawaban memuaskan untuk Nenek nanti... Jika Bibi Zhou membuat saya puas, kalian juga bisa dapat penghasilan tambahan!”
Uang adalah segalanya, apalagi untuk pelayan seperti mereka. Masak ada yang tidak bisa disuap dengan uang?
Bibi Zhou sangat paham maksudnya, tetap dengan sikap dingin, “Nona Wen jika ada urusan, jangan ditunda. Hal seperti ini, kami tidak pernah ikut campur. Keluarga Mu punya aturannya sendiri. Rumah leluhur ada peraturan, sini juga ada. Saya tetap pada perkataan: Nona Wen benar-benar ingin tahu, tanya langsung pada kakak-kakak baru dapat jawaban paling akurat!”
“Hmph!” Akhirnya raut wajah Wen Xin tidak bisa lagi berpura-pura, meliriknya dengan kesal sebelum pergi.
Pelayan ini benar-benar sombong sekali, bicara soal aturan melulu.
Ingin mengorek informasi sedikit untuk Feng Zhiru ternyata sangat sulit.
*
Sheng Youran sudah janji makan dengan Ai Ke'er lebih awal, tapi Ai Ke'er bersemangat mengusulkan, “Ayo ke Kota A nonton pertandingan e-sports, event internasional! Manfaatkan waktu Joe Shaojing tidak ada, Mu Yibeu juga sibuk.”
“Joe Shaojing dia...” Sheng Youran ragu-ragu, “Sebaiknya kita jangan keluar Kota Suci dulu.”
