Bab 375: Kali ini jangan harap Mu Yibei
Putri!
Dua kata ini bagi Sheng Youran adalah titik lemah.
"Putri baru saja dijemput oleh orang yang seharusnya tidak ada di sini." Telepon Ye Yunting langsung menyusul, memberitahukan ada kabar tentang putrinya.
Arti dari semua ini sudah sangat jelas.
Wajah Sheng Youran memucat, satu tangan mencengkeram ponsel dengan kencang, tangan lain mencengkeram pembatas gedung sekolah sekuat tenaga, "Apa kamu gila?"
Sejak kejadian itu, dia belum pernah bertemu Ye Yunting lagi, dan tahu bahwa masa toleransi Ye Yunting padanya sudah berakhir.
Jika dia tetap tinggal di Pelabuhan Barat, mungkin hidupnya masih bisa berjalan tenang.
Tapi pilihannya adalah pergi, kombinasi pilihan pasif dan aktif untuk memilih Mu Yibei.
Sebelumnya Ye Yunting sudah mengatakan, itu adalah yang terakhir kalinya.
Dia tidak berharap akan diberi kesempatan kedua, tidak berani menyimpan harapan seperti itu.
"Mungkin." Suara di telepon tetap tenang, seolah membawa sedikit senyuman, "Bertemu langsung, atau mungkin kamu tidak akan pernah melihat putrimu lagi. Sheng Youran, kali ini jangan berharap pada Mu Yibei. Aku sengaja memilih waktu ketika Mu Yibei tidak ada. Aku kasih waktu maksimal tiga jam untuk pertimbanganmu. Mu Yibei tidak mungkin bisa kembali tepat waktu."
"......" Sheng Youran menggigit celah giginya hingga berderit, "Katakan."
Saat ini dia tidak punya pilihan lain selain mendengarkan apa yang diinginkan pria itu.
Ye Yunting memberitahukan alamat dan batas waktu terakhir.
Jika dia tidak muncul, atau datang membawa orang lain, dia akan kehilangan putrinya selamanya.
Setelah menutup telepon, rasanya seperti tenaganya terkuras habis.
"Ai Ke'er ikut panik, melihat raut wajahnya yang memucat karena ketakutan, 'Youran, ada apa? Sebenarnya terjadi apa?'"
"Terjadi apa..."
"'Apakah... apakah Xingbao dia...'"
"Ai Ke'er menatapnya dengan tegang, dua kata 'penyanderaan' bahkan tak bisa diucapkannya."
"Sangat khawatir jika dia mendengar akan kembali trauma."
"Dia limbung bersandar di pembatas, mengangguk."
"Sensei di samping hampir histeris, tidak menyangka terjadi insiden sebesar ini."
"Sheng Youran sudah tak sempat menghadapi sensei, segera bergegas meninggalkan sekolah."
"Tangannya gemetar di kemudi saat menyetir mobil."
"Ai Ke'er melepaskan sabuk pengaman, 'Turun, aku yang nyetir. Kondisimu seperti ini aku takut kita celaka.'"
"'Aku baik-baik...'"
"'Turun!'"
"Ai Ke'er bersikeras, akhirnya dia tak menolak lagi."
"Lagipula tubuhnya benar-benar lemas, Xingbao masih sangat kecil."
"Dia sendiri pernah mengalami penyanderaan, tahu betapa menakutkan pengalaman itu."
"Anak sekecil itu tak tahu akan mengalami apa, atau apakah ini akan menjadi trauma psikologisnya."
"Sekadar memikirkannya, hatinya langsung sakit tak terkira."
"'Kurasa, untuk sementara jangan dengar dia dulu.' Ai Ke'er berkata tenang sambil menyetir, 'Ini baru pernyataan sepihak Ye Yunting, kau belum tahu detailnya.'"
"Sheng Youran mengangguk, menarik napas dalam-dalam, 'Aku tahu, antarkan aku ke Kediaman Mu dulu.'"
"Sambil berkata demikian, tangannya gemetar menghubungi telepon rumah."
"Ibu Zhou yang mengangkat telepon. Saat mendengar pertanyaan tentang Wen Xin, nada bicaranya langsung terdengar aneh.
Tapi dia tetap tenang memberitahu bahwa Nona Wen Xin baru saja kembali, bersama dengan anak buah Mu Yibeu.
Harapan terakhir Sheng Youran pun pupus. Tampaknya benar, anak-anak itu hilang.
Dia melihat waktu. Kecepatan mobil Ai Ke'er dipacu hingga batas aman, sehingga tidak butuh waktu lama sampai di Kediaman Mu.
Begitu masuk pintu, dia melihat Wen Xin yang sedang menjawab pertanyaan pengawal di ruang tamu sambil terus menangis.
"Bibi ipar!" Wen Xin terhenti bicara, sorot mata berlinang air mata memandangnya dengan penuh kepasrahan.
Pengawal itu mengerutkan alis dengan kesal.
Sheng Youran sudah pulih dari kondisi lemas akibat trauma tadi.
Dengan raut wajah muram, dia bergegas masuk ke aula dari depan pintu.
Hal pertama yang dilakukannya bukan menanyakan kondisi pengawal, melainkan langsung menampar Wen Xin.
Bunyi 'Prak!' yang nyaring membuat Wen Xin terhempas ke sisi sofa, menunjukkan tamparan itu dilakukan tanpa ampun.
Pengawal hanya diam berdiri di samping.
"Bibi, kamu...!" Wen Xin memegangi pipinya yang perih, memandangnya dengan tatapan tak percaya.
Sebenarnya hatinya sangat kesal. Bagaimanapun, bagi mereka dirinya hanya tidak sengaja menghilangkan anak, tak pantas diperlakukan seperti ini.
Namun Wen Xin yang baru ingin membantah langsung diam membeku melihat raut wajah Sheng Youran.
Sorot mata dingin dan menusuk itu membuat bulu kuduk merinding.
“Ada apa ini?” Sheng Youran bertanya dengan nada dingin kepada pengawal.
Pengawal tersebut langsung menceritakan semua informasi yang telah mereka ketahui sementara ini.
Termasuk alasan Wen Xin tiba-tiba ingin menjemput Nona Xingbao yang disebutkannya tadi - bahwa dia sudah berjanji pada Nona Xingbao untuk mengajaknya ke rumah permen, merasa kasihan melihat gadis itu selalu dijemput pulang sekolah oleh pelayan setiap hari, dan memutuskan untuk pergi melihat hari ini karena ada waktu luang.
Wen Xin mendengar penjelasan dingin tanpa emosi dari pengawal itu, perasaannya semakin tersakiti.
Dengan suara tersedu-sedu, dia berkata, "Bibi ipar, aku tahu ini salahku, tapi... aku juga tidak tahu akan terjadi hal seperti ini! Pukul saja aku, andai tahu akan begini, aku pasti tidak akan mengajaknya!"
Sheng Youran memandangi wajah basah oleh air mata yang ditutupi tangannya itu, lalu berkata dingin, "Baik."
Begitu selesai bicara, tamparan lagi mendarat di pipi sebelahnya yang masih utuh.
Setelah suara tamparan itu reda, tak seorang pun berani bersuara.
Seluruh pelayan di ruangan itu hanya diam menyaksikan.
Wen Xin memegangi pipi sebelahnya yang kini sudah mati rasa di kedua sisi akibat pukulan itu.
Dia hampir tidak percaya - meski dia sendiri yang meminta, tapi Sheng Youran benar-benar main fisik.
"Ulangi lagi! Katakan padaku kau tidak tahu ini akan terjadi!" Sheng Youran menatapnya tajam, tidak berniat bertele-tele, mengucapkan setiap kata dengan tekanan berat.
Wen Xin: "......"
Dia tidak berani bicara, juga tidak mengerti maksud pertanyaan mendadak Sheng Youran ini.
Jangan-jangan dia sudah tahu sesuatu?
"Bukan perempuan itu Su An'an, yang setelah dia berhasil malah menambah masalah, kan!"
Dia sudah sangat menyesal percaya pada perempuan itu, yang ternyata setelah dia menyelesaikan semuanya langsung memutuskan kontak dengannya.
Janji yang awalnya dijanjikan padanya sama sekali tidak ditepati.
Awalnya dia berpikir bahwa Su An'an toh juga figur publik, sudah lama berada di dekat Mu Yibei, pasti tidak akan mengingkari janji, makanya dia setuju.
Sekarang semuanya tidak pasti.
Su An'an tiba-tiba menguap begitu saja.
"Katakan!"
Wen Xin gagap, "A-Aku tidak tahu mau kau suruh aku ngomong apa... Bibi ipar, kau boleh pukul atau maki aku, tapi jangan tuduh sembarangan! Aku benar-benar tidak tahu, kalau tidak percaya kau bisa cek rekaman kamera pengawas toko! Sungguh! Orang itu tiba-tiba masuk dan membawa pergi anaknya, aku sama sekali tidak sempat bereaksi. Saat kami kejar, sudah tidak ada orang lagi."
Melihat Sheng Youran masih tidak bergeming, tangisannya semakin keras, "Apalagi, orang-orang Kakak sepupu saja tidak bisa mengejar, berarti itu bukan orang biasa, mana mungkin aku bisa melindungi."
"Bagaimana kau berhubungan dengan mereka? Imbalan apa yang kau dapat?" Sheng Youran tetap tidak bergeming, "Wen Xin, jangan buang waktuku."
