Bab 384 Hanya Nona Sheng yang Bisa Membuatnya Kehilangan Kendali
Di luar jendela mobil, terlihat seorang perempuan berjaket putih berdiri di tepi jalan yang terpisah satu jalur, disapa angin puyuh.
Meski hanya tampak sisi wajah, bola mata Mu Yibei langsung menyempit tajam seketika, hampir langsung membuka pintu mobil dan turun tergesa-gesa.
"Tuan Mu, di sini tidak boleh parkir." Sopir yang kaget oleh teriakan itu mengurangi kecepatan, tetapi tak berani berhenti total.
Sekadar mengurangi kecepatan saja hampir membuat kendaraan di belakangnya menabrak.
Sopir itu ketakutan setengah mati.
Di jalan raya yang dipenuhi kendaraan melaju kencang, jalur mereka tidak dekat trotoar sehingga tak bisa langsung merapat atau berhenti.
Han Qi segera menenangkan sopir, lalu setelah melihat arah pandangan Mu Yibei, langsung menyuruh sopir berbalik arah di persimpangan depan.
"Tuan Mu tunggu sebentar, kita akan segera berbalik arah. Ada apa gerangan?" Han Qi terkejut bukan main, ini pertama kalinya ia melihat bosnya panik seperti ini.
Apa yang terjadi sampai bisa membuat Tuan Mu...
Tiba-tiba Han Qi membelalakkan mata.
Tidak mungkin, kan?
"Tuan Mu, jangan-jangan..."
Tiga kata terakhir itu tak berani ia ucapkan.
Namun selain Nona Sheng, ia tak bisa menemukan alasan lain.
Hanya Nona Sheng.
“Aku tidak tahu.” Hanya sekejap mata, mobil melintas dan pandangannya terhalang bus bertingkat.
Saat dia melihat ke arah itu lagi, orang yang terlihat tadi sudah menghilang.
Mu Yibei terlihat linglung, matanya masih menatap tak berkedip ke arah tersebut, bibir tipisnya yang terkunci gemetar halus.
Telapak tangan besar dengan tulang menonjol menekan kuat tepi jendela.
Mobil segera berbalik arah, begitu berhenti di pinggir jalan, dia membuka pintu mobil dan berlari ke arah tadi.
Han Qi tentu langsung turun mencari, tapi di alun-alun depan hotel, tak ada satu pun yang merupakan Sheng Youran.
Lokasi ini cukup terbuka, hampir tidak perlu usaha mencari, semua orang bisa terlihat sekilas.
"Tuan Mu." Suara Han Qi melemah.
Dia tak ingin mengucapkan kata-kata putus asa, tapi kemungkinan Nona Sheng berada di sini terlalu kecil.
Kota Yue sendiri merupakan cabang terpenting Grup Mu. Jika Ye Yunting ingin membawa pergi Nona Sheng tanpa ketahuan Tuan Mu, mustahil menyembunyikannya di sini.
"Tuan Mu, yang Anda lihat... apakah Nona Sheng sendirian?"
Mu Yibei berdiri di tempat bayangan samping yang tadi terlihat, diam membisu.
Pertanyaan Han Qi sangat spesifik - apakah dia sendirian.
Karena kecil kemungkinannya dia berkeliaran sendirian.
Setelah lama, Han Qi akhirnya berkata, "Tuan Mu, pesawat masih menunggu."
"Hm." Mu Yibei masih menatap ke arah ini, tetap tak rela, "Selidiki area ini."
Jika ada kamera pengawas, mungkin sempat terekam.
Mu Yibeu kembali ke dalam mobil, Han Qi segera menghubungi dan melakukan penyelidikan.
Di satu sisi mengambil rekaman CCTV, di sisi lain bertanya kepada satpam hotel.
Tapi bertanya ke satpam mungkin tidak akan mendapat jawaban, karena pos satpam letaknya cukup jauh dari sini.
Di posisi ini, kemungkinan besar adalah pejalan kaki yang kebetulan lewat, bukan orang yang menuju atau keluar dari hotel.
Hasilnya cepat keluar, dari pihak satpam memang tidak ada yang memperhatikan apakah ada perempuan berdiri di sini, apalagi soal penampilannya.
Di CCTV, lampu merah di jalan seperti ini memang punya kamera pengawas, tapi jangkauannya terbatas dan tidak sampai ke area hotel.
Jika perempuan itu melewati trotoar, seharusnya terekam.
Tapi setelah diperiksa bolak-balik, di trotoar juga tidak terlihat perempuan seperti yang dideskripsikan Mu Yibeu.
Han Qi tetap mengirim orang untuk mengawasi hotel dalam jangka panjang, sayangnya sejauh ini hasilnya lagi-lagi mengecewakan...
"Tadi turun?" Mo Qing yang duduk di kursi belakang mobil menyelidik perempuan yang bersandar di pintu, "Bukannya sudah janji tidak turun? Apa kamu ingin tinggal lebih lama di rumah sakit?"
"......" Sheng Youran tidak bisa membantah.
Setelah berdiri sebentar mereka keluar, kebetulan saat itu angin mulai bertiup kencang.
Dia ingin bilang turun mencari udara segar, tapi ucapan seperti ini sama saja dengan mengumbar omong kosong.
"Bahkan sempat menyetir, cukup hebat." Mo Qing memandangi reaksinya dengan senyum sinis.
Sheng Youran tetap diam, baru pada saat ini membela diri, "Polisi lalu lintas bilang mobil kalian melanggar, mau kena tilang, aku cuma membantu saja."
“Kamu kan sudah tidak ingat apa-apa, berani-berarannya menyetir?”
“Aku merasa mungkin bisa menyetir, jaraknya terlihat dekat, jadi coba-coba...” tambahnya.
“Merasa bisa menyetir lalu berani benar-benar nyetir?” Mo Qing mengangkat alisnya, menekankan nada bertanya.
Song Yang tak tahan tertawa, “Nona Ling Luo keberanianmu luar biasa, bagaimana kalau perasaanmu salah? Meskipun mobil ini hanya dibeli sembarangan oleh Tuan besar untuk dipakai di Yuecheng, tapi tetap mahal lho.”
“Seberapa mahal?”
Mo Qing menyilangkan kakinya, terkekeh, “Seberapa mahal pun sama saja bagimu? Bahkan sepeda pun kamu tidak mampu mengganti.”
Tertusuk titik sakit.
Dia tidak punya uang, satu poin pun tidak.
Tatapan Sheng Youran perlahan beralih ke wajah Mo Qing, “Dulu apakah aku juga semiskin ini?”
Mo Qing sengaja berkata, “Iya, uangmu semua dariku. Kalau aku tidak memberi, kamu langsung miskin.”
Kalau tidak bagaimana bisa disebut gigolo.
“Aku tidak percaya.” Sheng Youran tak tahan membantah.
Soal gigolo atau bukan, dia tidak yakin bisa berdebat dengannya, hanya merasa dirinya bukan.
Karena dia merasa bukan tipe orang seperti itu, prinsip dasar seharusnya tidak berubah meski kehilangan ingatan.
Tapi kalau sampai kemampuan bertahan hidup pun tidak ada, dia benar-benar sulit percaya.
“Bukannya aku bisa menyetir? Aku jadi sopirmu saja!”
Mo Qing menjawab tenang, “Kamu jadi sopirku seumur hidup pun tidak akan cukup bayar biaya pengobatan. Hemat-hematlah!”
“Aku akan pulang merawat diri baik-baik!”
“Tinggal setengah bulan lagi.” Mo Qing perlahan-lahan merenung sejenak.
Setengah bulan ini sibuk, setelah selesai seharusnya pulang.
Mengenai dia, karena ingatannya belum bisa kembali sementara, biarkan orang lain mencoba membantu.
Bagi Sheng Youran, setengah bulan berlalu dengan cepat.
Selain tidak boleh keluar gerbang bagian rawat inap, kehidupan sehari-hari tidak ada masalah.
Setengah bulan kemudian, dia mengikuti lelaki yang mengaku memeliharanya keluar dari bandara internasional.
Dia menunduk melihat paspornya, "Apa benar namaku ini?"
Nama ini terasa asing, bahkan namanya sendiri tidak ingat.
Mo Qing hanya menjawab santai, malas menjelaskan asal-usul paspor palsu ini.
Saat tiba di London, waktu Inggris menunjukkan jam 3 sore.
Sheng Youran memandang sekitar yang asing, tetap tidak ada sedikitpun rasa familiar.
"Aku masih ada urusan, ikut Song Yang saja, dia akan mengatur semuanya. Dua hari ini istirahat dulu, jangan berkeliaran, kalau tidak paham tanya Song Yang, dia akan jadi penerjemahmu." Setelah memberi penjelasan, Mo Qing langsung pergi.
Song Yang mengangguk.
Sheng Youran menoleh bertanya, "Kenapa dia sibuk sekali?"
"Presiden Direktur Mu masih di Inggris sementara, dia harus menemui beliau." Song Yang menjelaskan sambil lalu, "Ikuti aku baik-baik, nanti kalau tersesat mau tidak mau harus pakai bahasa isyarat."
Sheng Youran bermuram, memandangi tulisan asing di sekelilingnya.
Bahasa isyarat?
Tapi sepertinya semua tulisan ini bisa dia pahami!
