Bab 399 Jalan Sempit untuk Musuh Bebuyutan
Sheng Youran menoleh, hanya melihat lelaki berjas hitam sedang keluyuran santai ditemani penjaga toko.
"Iya, dia." Ai Ke'er menggandeng lengannya, berpura-pura jalan sambil berbisik, "Aku tidak sengaja perhatikan dia sudah mengikuti kita sejak masuk mall. Sekarang masuk toko yang sama, menurutmu ini bermasalah?"
Sheng Youran mengamati ekspresi normal pria itu, bahkan tidak sekali pun melirik ke arah mereka.
Penjaga toko juga sedang menjelaskan berbagai model dasi padanya dengan wajar.
"Mungkin hanya kebetulan?"
Ai Ke'er merenung, "Mungkin. Setelah kejadian lalu, kewaspadaanku berlebihan. Kadang aku mencurigai semua orang."
"Kejadian lalu?"
Ai Ke'er menunduk, sorot mata penuh penyesalan muncul.
“Youran, perihal kamu dibawa pergi oleh Ye Yunting, sebenarnya bisa dibilang aku yang mengantarmu sendiri.” Suaranya terdengar serak, “Sanbao diculik, Mu Yibeu tidak ada di tempat, waktu yang dia berikan sangat singkat. Kamu sama sekali tidak punya waktu untuk berpikir panjang. Aku... akulah yang mengajakmu mencari Ye Yunting dengan mobil, itu terakhir kalinya aku melihatmu. Hasilnya...”
“Tidak apa.” Sheng Youran menyeringai dingin, “Mungkin karena aku memaksamu seperti ini. Bahkan jika waktu itu kamu tidak menuruti permintaanku, aku tetap akan pergi sendiri, bukan?”
“Aku...”
“Waktu itu percuma kamu membujukku, mereka sudah menyandera putriku. Jika kamu melarangku pergi dan akhirnya terjadi sesuatu pada putriku, kamu pasti akan menyalahkan diri sendiri, kan? Semua ini tidak ada 'jika'-nya. Mungkin inilah hasil terbaik. Setidaknya sekarang putriku selamat.” Sheng Youran melirik ke arah pria itu yang sedang menuju ke kasir.
Ai Ke'er juga memandang ke podium kasir, “Sepertinya orang ini tidak bermasalah, aku yang terlalu curiga. Begitu tiba di tempat Ye Yunting, aku langsung dipukul pingsan. Setiap orang yang lewat terlihat seperti penyamar.”
“Ye Yunting, apakah dia orang yang menculikku dan menghapus ingatanku?”
Ai Ke'er mendengus sinis, “Dia secara nominal adalah putra pamanmu, bisa dibilang sepupumu. Tapi sejak kecil dia sudah mengincarmu. Saat mengira dirinya adalah sepupumu, dia masih menjaga jarak. Tapi setelah kembali, terutama setelah tahu dia bukan anak kandung pamamu, niatnya pasti sudah berubah.”
“Dulu ketika kamu dan Mu Yibeu berpisah karena kesalahpahaman, kamu membawa dua anak hidup sendiri di luar selama beberapa tahun, kami semua tidak tahu. Saat itu dia masih merawatmu, aku bahkan mengira dia orang baik. Sebelum kamu berbaikan dengan Mu Yibeu, dia memang cukup baik. Tapi kamu tidak mencintainya, begitu kalian rujuk, Ye Yunting langsung mulai berulah.”
Sheng Youran berkata datar, "Lalu bagaimana?"
"Lalu dia mati lah!" Ai Ke'er masih belum puas, "Setelah kamu dibawanya pergi, sebenarnya Mu Yibeu hampir menemukan kapal pesiarnya. Tapi kapal itu meledak di laut. Mayatnya sudah dikonfirmasi, kalau bukan karena takdirmu kuat, kamu juga sudah tenggelam di laut. Ngapain kamu harus mati bersamaku?! Untung Tuhan adil."
Lelaki berbaju setelan jas hitam membeli dasi.
Dari meja kasir menuju gerbang toko, saat melewati area yang dekat dengan mereka, mendengar kata-kata penuh amarah Ai Ke'er.
Langkah lelaki itu terhenti sebentar, tangan yang memegang tas belanja menggenggam lebih kencang.
Gerakan halus ini tidak ada yang menyadari.
Lelaki itu keluar dari toko.
"Meskipun ingatanmu hilang, tapi dibandingkan hasil terburuk, ini sudah cukup baik." Ai Ke'er menarik napas panjang, "Untungnya kamu baik-baik saja."
Sambil bicara, melihat lelaki itu sudah benar-benar pergi.
Ai Ke'er akhirnya lega, "Sudah, dia pergi. Mungkin tadi benar-benar kebetulan, semoga kejadian buruk dulu tidak terulang lagi. Lagipula Ye Yunting sudah mati, pasti tidak akan terjadi lagi."
“Khawatirmu terlalu banyak.” Sheng Youran melanjutkan berjalan dengannya, “Bukankah ada pengawal yang ikut? Seharusnya tidak akan terjadi masalah.”
Ai Ke'er dalam hati berkata, pengawal pun tidak sepenuhnya bisa diandalkan.
Kecuali jika pengawal terus-menerus memberikan perlindungan jarak dekat setiap hari, tapi kehidupan seperti itu terlalu tidak bebas.
“Sudahlah, tidak ada masalah. Mari kita lanjut melihat.”
Setelah selesai berbelanja, kedua gadis itu membeli banyak barang namun belum memilih hadiah yang tepat.
“Sulit benar memilihnya. Apa yang bisa kubeli yang cukup unik dan masih terjangkau?” Ai Ke'er menatap jam tangan mewah berharga selangit di etalase.
Membeli sepasang jam tangan juga ide bagus, tapi ketika mengingat nilai setiap arloji Joe Shaojing, diam-diam dia ingin mengurungkan niat ini.
“Kurasa kau terlalu banyak berpikir.” Sheng Youran tertawa ringan, “Keunikan tidak ada hubungannya dengan harga. Sekalipun kau memberinya hadiah bernilai puluhan juta, dia tidak akan menganggapnya mahal. Menurutku, selama itu darimu, bahkan segelas air pun boleh.”
“Memang benar, tapi jika benar-benar hanya memberinya segelas air, lelucon ini bisa dibicarakan selama setahun.” Ai Ke'er akhirnya menyerah dari butik-butik mewah ini, “Sudah, lebih baik aku pulang dan menyelesaikan beberapa dungeon lagi, meledakkan peralatan untuk hadiahnya.”
Sheng Youran: “...” Rupanya bisa seperti itu.
Setelah menemukan solusi, Ai Ke'er langsung merasa lega.
“Ayo kita beli beberapa setel baju lagi. Terburu-buru datang kemari, aku bahkan tidak membawa pakaian.” Ai Ke'er menariknya ke area pakaian wanita, “Aku tidak percaya seleranya.”
Meski bukan gadis anggun, Ai Ke'er justru lebih menyukai pakaian bergaya socialite klasik.
Tapi Tuan Qiao selalu menganggapnya seperti anak kecil, merasa cukup pakai bercetak tikus saja.
Ai Ke'er waktu itu hampir naik pitam, saat itu dia mau pergi ke premier film baru Ji Chixi, tapi disarankan Joe Shaojing pakai kaos bergambar tikus.
Yang paling keterlaluan, itu bukan tikus, tapi Pikachu!
"Yang ini lumayan."
Penjaga toko segera membantunya menemukan ukuran.
"Nona Yun, ini semua koleksi baru musim ini."
Tiba-tiba ada tangan menggapai ke arah sana.
Yun Wei menunjuk deretan baju, "Ini semua, ukuranku dibungkus satu set, aku mau coba."
Penjaga toko di samping Yun Wei saat mengambil baju yang tadi dipilih Ai Ke'er, menyadari ukuran mereka sama dan hanya tersisa satu set.
"Maaf, Nona." Penjaga toko itu mendekat sambil tersenyum ke Ai Ke'er, "Ukuran Anda sudah habis."
Ai Ke'er bingung bukan main, "Yang di tanganku ini ukuranku."
"Tapi itu sudah dibeli Nona Yun." Senyum penjaga toko tetap ada tapi sikapnya tegas.
Lagipula Nona Yun adalah pelanggan tetap yang biasa beli belasan set sekaligus.
Mana yang lebih penting, dia pikir sudah bisa menimbang dengan jelas.
"Tapi tadi aku bilang mau mencoba, waktu itu belum ada yang beli." Ai Ke'er bukan tipe yang mau dirugikan, merasa ini tidak masuk akal.
Yun Wei menginjakkan sepatu hak tinggi, memandang mereka dengan senyum menggoda, "Kakak, kebetulan sekali ya."
