Bab 402 Hasil Verifikasi DNA
Yun Wei mulai panik, kebingungan.
“Guru, apakah tindakan Anda tidak berlebihan?” Suaranya gemetar hampir menangis, sangat panik, “Tadi benar-benar cuma salah paham, Anda... Anda tidak pertimbangkan kepentingan besar? Saya kan putri Keluarga Yun, hanya dengan satu telepon Anda masukkan saya ke daftar hitam...”
Di kalangan orang kaya di sini, latar belakang keluarganya termasuk yang terbaik di antara orang Tionghoa.
Terutama setelah kehilangan seorang kakak, dia menjadi satu-satunya putri Ayahnya.
Biasanya mana ada orang yang berani mempermalukannya?
Meskipun ada yang tidak akur, lawannya paling-paling hanya menahan diri, tidak berani benar-benar berbuat sesuatu padanya.
Bagaimanapun juga harus mempertimbangkan harga diri Keluarga Yun.
Apalagi ini bukan masalah besar, paling-paling hanya selisih paham, dan perempuan itu tadi sudah mempermalukan dirinya.
Benar-benar keterlaluan!
Dia yakin, bahkan Mu Yibeu pun bukan orang yang tidak peduli kepentingan besar seperti ini.
Tapi yang tidak dia sangka, Joe Shaojing sudah terbiasa tak kenal hukum sejak di Kota Suci, selalu bertindak sesuka hati.
Paling tidak suka mempertimbangkan muka orang lain, terutama wajah orang yang membuatnya tidak senang.
Joe Shaojing terlihat seperti mendengar sesuatu yang sangat aneh dan menggelikan.
Memang, ucapan seperti ini tidak akan pernah didengarnya di Kota Suci, tapi perempuan ini jelas tidak paham situasi, bahkan tidak tahu siapa dirinya.
Dengan sorot mata tertunduk, dia berkata dengan nada mengejek, "Nona Yun, kebetulan saya bisa memasukkanmu ke daftar hitam hanya dengan satu telepon. Kau patut bersyukur tadi hanya kesalahpahaman, kalau lebih dari itu, bukan cuma beli baju di toko ini, toko lain pun kau takkan bisa beli baju."
"Kau!!!"
Yun Wei gemetar marah, orang ini benar-benar terlalu sombong.
Dia pikir siapa dirinya? Bisa bertindak semaunya?
Dia bukan orang yang bisa diperlakukan semena-mena, tapi terus dihina seperti ini berulang kali.
“Sampai tidak tahan lagi,” katanya dengan ekspresi sedih menatap Sheng Youran, “Kak, tadi aku benar-benar tidak tahu, hanya ingin yang terbaik untukmu. Cara mereka bertindak seperti ini jelas-jelas tidak menghargai keluarga Yun sama sekali.”
Sheng Youran menunjuk ke arah Ai Ke'er dengan dagunya, “Kamu harus minta maaf padanya, bukan cari masalah di sini. Tadi kenapa kamu bicara seperti itu, apakah ini kesalahpahaman atau bukan, kita semua sudah tahu di hati, buat apa dipersoalkan.”
Wajah Yun Wei memerah dan pucat silih berganti.
Dia benar-benar tidak menganggap keberadaan dirinya.
Mengira setelah diakui Ayah, dia akan mendapatkan segalanya.
Hati Yun Wei sangat tidak nyaman, dia ternyata benar-benar tidak berniat membela dirinya.
Sepertinya sama sekali tidak menganggap dirinya sebagai Nona keluarga Yun yang sah.
Dulu bahkan Yun Na pun tidak berani mengabaikan adiknya sendiri seperti ini.
Tapi sekarang, dia sama sekali tidak punya cara.
“Maaf, tadi aku kurang awas.” Mata Yun Wei memerah, kepalanya menunduk.
Memaksanya minta maaf di depan umum, apalagi di hadapan para pelayan toko yang dulu selalu memujinya.
Rasanya seperti ditampar berkali-kali, wajahnya terasa panas, bahkan tidak berani menatap pandangan orang sekitar.
Selama berada di bawah bayang-bayang Yun Na, tidak pernah sekalipun merasa semalu hari ini.
“Tidak apa-apa.” Ai Ke'er berkata datar, lalu menoleh bertanya pada Sheng Youran, “Masih mau jalan-jalan? Kalau tidak, ayo kita Pergi!!”
Sheng Youran mengangguk.
Joe Shaojing melihat jam tangannya, “Saya dan Ke'er akan kembali ke hotel dulu untuk menyesuaikan perbedaan waktu. Yibei menunggu di luar.”
Yun Wei masih berdiri di tempatnya, setelah kata "tidak apa-apa" tadi, ketiga orang ini seolah menganggapnya tidak ada.
Saat dia mengangkat kepala lagi, mereka sudah keluar dari pintu toko.
Dari manajer hingga pelayan toko di sekitarnya, pandangan mereka padanya penuh ketidaknormalan.
Sensasi terbakar di wajahnya semakin terasa...
Ponsel manajer toko tiba-tiba berdering. Setelah mengangkat dan berbicara sebentar, ekspresinya pada Yun Wei berubah drastis.
“Nona Yun,” kata manajer dengan dingin, “Kami menerima pemberitahuan dari markas besar bahwa syarat keanggotaan Anda dicabut. Seperti kata Tuan tadi, mulai sekarang... Anda dilarang datang ke toko kami. Maaf.”
Selama ini mereka menjilat si penyandang dana, tapi juga tak luput dari perlakuan Membuat Susah-nya.
Kini bahkan syarat untuk masuk membeli baju pun hilang, pantas saja.
Orang-orang yang pernah dibuat susah olehnya kini memandangi kekacauan penampilannya dengan sorot mata penonton pertunjukan.
Kedepannya tak perlu lagi menyakiti pelanggan lain karena dirinya.
“Nona Yun, silakan meninggalkan toko kami.”
Dengan wajah muram, Yun Wei melangkah keluar tanpa sepatah kata.
Kebetulan saat dia keluar, seseorang sedang masuk ke toko. Tapi langkahnya terlalu cepat hingga tak sempat mengenali.
“Nona Lin, selamat datang.”
Perempuan yang masuk itu heran melihat Yunna yang berlari keluar dengan raut wajah suram tadi, “Apa yang terjadi? Dia bahkan tak menyapa. Siapa yang membuatnya emosi lagi?”
“Siapa yang membuat dia marah? Sebenarnya dia yang ingin menyusahkan tamu lain, tapi malah ketemu orang yang lebih hebat. Sekarang dia sudah masuk daftar hitam merek kami, tidak boleh lagi beli baju di sini.”
“Daftar hitam?” Perempuan yang baru masuk juga terkejut.
Dia segera mengeluarkan ponsel dan mengirim pesan ini untuk bertanya.
Siapa sih yang tega sampai membuat perempuan sombong ini (yang merasa paling tinggi sejak kakaknya meninggal) jadi dipermalukan seperti ini?
Tak lama, hampir semua orang di lingkaran mereka tahu kabar ini.
Sheng Youran keluar dari toko, melihat Ai Ke'er yang terlihat lelah. Dia tahu gadis ini langsung terbang menjenguknya tanpa istirahat yang cukup.
Setelah mereka berdua pergi dengan mobil, terlihat seorang lelaki sedang menelepon di pinggir jalan yang sudah menatap ke arahnya.
Mu Yibei masih dengan penampilan formalnya, berdiri anggun di bawah senja dengan aura bangsawan yang memancar.
Keanggunannya yang menyilaukan di antara kerumunan orang, membuat pandangan sulit berpaling.
Sinar senja di kemeja putihnya seolah membingkai pinggiran emas, membuat sosoknya terlihat begitu mulia.
Sheng Youran merasa jantungnya berdegup kencang. Perasaan yang berlapis-lapis itu semakin membesar seiring tatapannya.
“Hm, untuk sementara lakukan seperti itu. Aku mungkin belum bisa pulang dalam waktu dekat. Serahkan semua pekerjaan terkait ke sini. Rapat video besok juga ditunda dulu.”
Mu Yibei menutup telepon, tangan kanannya dengan perlahan masuk ke saku celana bahan.
Bibir tipisnya yang indah sedikit terangkat, “Ke sini.”
"Suaranya tidak keras, tapi menembus jalan komersil, terdengar sangat jelas."
Sheng Youran berjalan mendekatinya, "Kamu... ada perlu lagi denganku?"
Mu Yibei menggenggam tangannya, "Ada urusan atau tidak, waktumu hari ini milikku. Masih harus ada hal penting buat kenal lebih dekat dengan istriku sendiri?"
"Tapi..."
Perempuan itu belum selesai bicara sudah dipotongnya, "Jangan bilang 'tapi', aku sudah bicara dengan Yun Qiuyuan. Jika malam ini kamu ingin pulang, akan kuantar. Jika tidak, tinggal saja di sini."
Sheng Youran merasa ayahnya mungkin tidak ingin dia terlalu sering berinteraksi dengan lelaki ini.
"Dia setuju?"
Mu Yibei menyunggingkan senyum sinis, menggenggam tangan perempuan itu lebih erat sambil melangkah santai, "Masih bisa menolak? Hasil tes DNA sudah keluar, dia tak bisa mengelak. Sekarang tinggal menunggu persetujuanmu. Apa, kamu akan menolak?"
