Bab 427 Kewaspadaan dan Permusuhan di Matanya
"Kamu..."
Keterkejutan sesaat membuatnya tak bisa berkata-kata.
Di ranjang pasien, jarum infus masih menancap di tangannya.
Tapi akibat gerakannya, selang infus hampir terlepas.
"Tutup!" Suara lelaki itu meski lemah, tetap mengandung wibawa yang tak berkurang.
Sheng Youran segera menutup gorden, membuat kamar kembali dalam kondisi remang-remang.
Lampu kamar tidak dinyalakan, hanya sedikit cahaya yang tembus dari gorden.
Dengan hati-hati dia melangkah mendekati ranjang.
Jantungnya berdegup kencang.
Sebenarnya dia tak pernah benar-benar memikirkan, apakah mengharapkan orang ini bangun atau tidak.
“Mengira kemungkinan dia sadar terlalu kecil, dirinya sendiri sama sekali tidak membutuhkan pemikiran yang tidak perlu ini.”
“Siapa sangka dia benar-benar terbangun.”
Ye Yunting bersandar di ranjang, lengannya masih menutupi matanya, napasnya tersengal-sengal.
“Jangan mendekat!”
Teriakan kedua membuat Sheng Youran berhenti pada jarak 1-2 meter darinya.
Suara itu sama sekali tidak mengandung niat baik.
Meski tidak ingat tentang Ye Yunting, dari perkataan Guru Shen diketahui bahwa orang ini memiliki obsesi sangat dalam padanya.
Banyak keputusan kontroversial yang dibuatnya selama ini, semuanya bermula dari dirinya.
Bahkan bisa dikatakan, kejatuhannya sampai seperti sekarang ini adalah karena dia.
“Seharusnya dia sangat mencintai diriku.”
Tapi dari beberapa kalimat tadi, tidak sedikitpun rasa itu terasa.
Yang dirasakan hanya temperamen buruknya, suara yang menyimpan amuk di dalamnya.
Saat Sheng Youran ragu-ragu memanggil dokter, tiba-tiba dia melihat Ye Yunting mencabut jarum infus di tangannya.
“Tunggu!” Panik, secara naluri dia berteriak, “Apa yang kau lakukan?!”
Ye Yunting menurunkan lengannya, sorot mata keabuan yang dingin dan mengabaikan menatap tajam.
Bola matanya yang hitam pekat itu, dalam kondisi emosi yang meluap, tajam seperti pisau, penuh dengan "menghalau" dan permusuhan.
Sekilas pandang saja membuat wibawa Sheng Youran langsung melemah.
“Aku bukan memerintahmu…” Suara Sheng Youran melemah, berkata dengan hati-hati, “Jangan cabut jarum itu, nanti tubuhmu bisa bermasalah.”
Ye Yunting masih menatapnya dengan sorot mata yang sangat asing, tajam dan dingin tanpa gerakan.
Sheng Youran menggigit bibirnya, sama sekali tak punya waktu untuk berpikir apakah seharusnya dia ikut campur.
Kalau dia mati sekarang, sepertinya juga tak ada untungnya bagiku.
“Kau sudah lama tak sadar, bertahan dengan cairan nutrisi yang dipupuk. Meski sekarang sudah bangun, tapi tubuhmu masih sangat lemah. Jika dipaksa mencabut sekarang, tubuh tak akan kuat menahan. Nutrisimu kurang, bisa-bisa kau tak sadar lagi.”
Sheng Youran tak berani diam, tapi juga tak tahu harus berkata apa, hanya mengoceh sembarangan.
Soal apakah benar mencabut jarum akan membuat pingsan, dia sama sekali tidak tahu.
Tapi kalau benar dibiarkan mencabut, jangan-jangan dia terjatuh dan tak bisa bangun lagi. Nanti saat dokter dan Guru Shen masuk, mungkin mengira dialah yang sengaja mencabut jarum untuk membunuhnya.
“Jika tak ingin pingsan lagi, pulihkan dulu tenagamu sementara.”
Melihat Ye Yunting sepertinya ragu setelah mendengar perkataannya, barulah dia lega dan melanjutkan bujukan.
Detak jantung Sheng Youran berdegup kencang, di bawah sorot matanya yang menyilaukan, dia mengangkat kedua tangan, “Aku lemah tak berdaya, tak ada ancaman untukmu.”
Lama kemudian, sepertinya Ye Yunting mulai bisa bernapas lega, suaranya lirih bertanya, “Ini tempat apa? Kenapa aku ada di sini?”
“Aku tidak tahu.”
Sheng Youran merasa sedikit konyol, pria ini setelah sadar malah bertanya darimana asalnya.
Seolah-olah dialah yang mengurungnya di sini.
Yang paling absurd, dari sorot matanya sama sekali tidak terlihat sedikitpun cinta yang sampai ingin menghancurkan ingatannya dan membawanya pergi.
Bibir Ye Yunting yang terkunci ketat kembali bergerak, "Aku tanya sekali lagi, ini tempat apa?"
"Aku benar-benar tidak tahu, sebenarnya aku..."
"Hukh-hukh..." Tiba-tiba dia memegangi dadanya, batuk beberapa kali, wajahnya mendadak menunjukkan ekspresi kesakitan yang ekstrim.
Sheng Youran awalnya tidak ingin menolongnya, atau memanggil dokter.
Tapi siapa tahu di sini ada kamera, kalau Shen Xiansheng tahu dia hanya berdiri menyaksikan tanpa menolong, pasti tidak akan membiarkannya lepas.
"Kamu kenapa? Aku panggilkan dokter..."
Sambil mendekati ranjang pasien, belum selesai bicara tiba-tiba tubuhnya direngkuh paksa oleh lelaki itu.
Padahal ini pria yang baru sadar dari koma setengah tahun, bahkan bisa dirasakan betapa lemah genggaman tangannya.
Tapi dengan mudah dia dikendalikan.
Punggungnya ditekan, lalu selang infus dililitkan ke lehernya dan ditarik keras ke belakang.
Seluruh tubuhnya dalam kondisi disandera, setiap saat bisa dicekik sampai mati.
"Aku tanya terakhir kali, ini sebenarnya dimana?!"
Suara kasar dan melengking di telinganya mengandung keteguhan yang tak terbantahkan.
"......" Dia benar-benar kehilangan kata-kata.
"Dia memang sedang disandera."
"Itu pun tertipu oleh orang yang baru bangun tidur pura-pura menderita."
"Yang paling menggelikan, dia justru karena pria ini terjebak di sini."
"Ye Yunting... Ahem, aku benar-benar... benar tak tahu..."
"Kau memanggilku apa?"
Sheng Youran merasakan lehernya semakin tercekik, "Ye... Ye Yunting... Bukankah namamu Ye Yunting? Jangan-jangan mereka... salah orang..."
Setelah hening sejenak, dia jelas merasakan tekanan selang infus di lehernya mengendur.
"Siapa 'mereka'?" desak Ye Yunting, "Siapa yang menangkapku?"
Sheng Youran tak bisa melepaskan diri, terengah-engah, "Tak ada yang menangkapmu, mereka adalah orang-orangmu, sedang berusaha menyelamatkanmu... Yang ditangkap justru aku... Apa otakmu ada masalah...?"
Hampir 90% dia yakin Ye Yunting mengalami kehilangan ingatan.
Perasaan bangun tanpa ingatan apapun ini sangat dia pahami.
Hanya saja saat dia dulu bangun, hanya ingin tahu identitas aslinya. Karena tak mengerti apapun, dulu saat bicara dengan Mo Qing selalu hati-hati.
Tapi Ye Yunting jelas berbeda, kewaspadaannya terlalu berlebihan.
Sampai sekarang pun masih tak percaya padanya.
Untuk 10% kemungkinan tersisa, mungkin mereka kebetulan menyelamatkan orang yang mirip dengannya.
Kemungkinan ini lebih tidak masuk akal daripada Ye Yunting yang kehilangan ingatan.
"Suruh mereka masuk," perintah Ye Yunting.
Sheng Youran menunjuk tombol di sisi ranjang itu, tenggorokannya sudah tak bisa mengeluarkan suara.
Begitu tombol ditekan, dokter dan perawat segera masuk ke dalam kamar.
Para dokter berambut pirang bermata biru itu terus menerus memanggil "Tuhan" saat melihat pemandangan mengejutkan di kamar.
"Aku bukan mencari mereka." Ye Yunting masih mengacungkan senjata ke Sheng Youran, suaranya parau, "Masih ada siapa lagi?"
Sheng Youran batuk beberapa kali, berkata pada mereka, "Cari Guru Shen..."
Pelayan segera berlari keluar dengan tergesa-gesa.
Situasi langsung berada dalam kebuntuan.
Ketika Shen Qing tiba, sekelompok dokter dan perawat hanya berdiri di depan pintu tak berani masuk.
Di dalam kamar, Ye Yunting mengencangkan cengkeramannya di leher Sheng Youran, dengan ekspresi dingin berhadapan dengan mereka.
