Bab 442 Cintakah aku, jawab dengan serius
“Tidak mau? Tadi kau begitu bergairah, kukira kau sangat menyukainya. Rupanya hanya sekadar basa-basi karena kasihan aku mempertaruhkan nyawa menyelamatkanmu.”
“Bukan.” Sheng Youran menundukkan suaranya, “Tapi, benar-benar tidak ada harapan?”
“Bukan juga sama sekali tidak ada.” Mata lelaki itu berpendar dalam kegelapan, tangannya malas mengelus ujung rambutnya, “Sudah kukatakan, selama kita tidak mati kelaparan dan bisa bertahan sampai mereka mampu menggeser semua batu di tempat ini. Berapa hari kau bisa tahan?”
Sheng Youran menunduk, dahinya menempel di dadanya. Saat ini saja dia sudah merasa pusing karena lapar.
Tenaganya sudah terkuras habis. Janggan membuat keajaiban, bahkan bertahan seperti orang biasa pun tidak mampu.
Dia menutup mata sebentar, lalu merangkulnya kembali. Mengangkat dagunya, menyodorkan bibirnya.
Mu Yibeu mencibir, menciumnya sebentar. Benar-benar terasa seperti ciuman perpisahan menjelang ajal.
“Dia duduk lebih tegak, melipat salah satu lututnya dan membuatnya duduk mengangkang di pahanya, lalu memeluknya,”Selama ini apa kau merindukanku?”
Postur paling intim ini membuatnya tidak bisa sedikitpun menolak.
Sheng Youran tetap menundukkan kepala di dadanya, menutup mata, tidak tahu harus tinggal di sini berapa lama.
“Rindu.” Suaranya rendah,“Tapi aku juga takut kau benar-benar datang. Shen Qing pernah mengancamku, jika kau sampai menemukan tempat ini...”
“Apa kau tidak percaya pada suamimu sendiri?”
Saat bicara, nada suaranya sama sekali tidak seserius suasana hati perempuan ini.
Sheng Youran hanya mengira dia sengaja mencoba meredakan emosinya.
“Untuk sementara anggap saja kau khawatir padaku.” Mu Yibei perlahan menutup mata,“Bagaimana dengan Ye Yunting? Apa yang dia katakan? Kenapa tadi kau terus bersamanya?”
Sheng Youran menceritakan garis besar kejadian selama ini padanya.
Setelah selesai bercerita, tubuhnya terasa lelah.
“Kurang lebih seperti itu. Dia kehilangan sebagian ingatan, tidak ingat siapa aku.” Sheng Youran bersandar di dadanya, dalam kesunyian yang mencekam, selain suaranya sendiri hanya terdengar desahan napas dan detak jantungnya yang tenang,“Awalnya aku ingin kabur bersamanya dulu sebelum mencarimu, tapi...”
“Kalau kau pergi dengannya, dia akan melepasmu?” Mata Mu Yibei yang terbuka memancarkan kedinginan.
Kehilangan sebagian ingatan?
Tidak ingat siapa dia?
Dia tidak percaya, tapi juga tidak ingin menjelaskan pada Sheng Youran.
Jika dia ingin berpikir begitu, juga tidak masalah.
“Tapi, itu adalah satu-satunya kesempatanku.”
Mu Yibeu membelai punggungnya dengan lembut, "Selain aku tidak terlalu suka kamu kerja sama dengan pria lain, aku akan cemburu, pilihanmu tidak salah. Seperti yang kubilang, meski ingin mengatakan tidak akan ada next time, tapi jika benar terjadi lagi, kamu tetap harus lakukan ini. Dalam kondisi waktu penyelamatan tidak pasti, gunakanlah sumber daya terbaik di sekitarmu."
Dia mengangkat kepala, dagu menempel di dada-nya, "Tidak peduli apakah kamu cemburu atau tidak?"
Dalam kondisi tanpa cahaya ini, dia tidak bisa melihat wajah suram Mu Yibeu saat ini.
Suara beratnya terdengar, "Hm, saat genting, tentu takdir lebih penting dari cemburuku. Tapi di waktu lain berbeda, jadi ke depannya jangan terlalu dekat dengan pria lain."
"Bukannya kamu bilang kita tidak bisa keluar?" Sheng Youran mengerutkan alis, tampak bingung, "Lagi pula, kamu beberapa kali bilang 'nanti', dari mana ada 'nanti'?"
Mu Yibeu memeluknya erat kembali, "Maksudku generasi bawah."
Sheng Youran: "......"
Jangan-jangan ini tipuan.
"Yang penting kita mati bersama, lalu bereinkarnasi bersama, hm?"
Dia memutar mata, entah mengapa mulai meragukan ucapan "tidak bisa keluar dan akan mati kelaparan di sini"-nya.
"Youran, kenapa diam saja?"
Namun, Sheng Youran tiba-tiba terpikir, mungkin pemikirannya masuk akal.
Tempat seperti ini memang sulit menunggu penyelamatan.
"Tidak apa, aku hanya memikirkan Erbao dan Sanbao, harus bagaimana." Ucapnya dengan kekagetan.
“Mu Yibei terdiam sejenak, akhirnya mengangkat kepala perempuan itu dan menciumnya kembali.”
“Setidaknya dengan menciumnya sekali bisa mengalihkan cukup banyak perhatiannya.”
“Hanya saat ini, dia merasa apapun cara dia mencium, perempuan itu selalu kooperatif.”
“Kepatuhannya membuat beberapa 'pikiran jahat' di hatinya hampir tak terkendali.”
“Sayangnya jam tangan tidak dibawa, komunikator pun sudah dia matikan.”
“Tak bisa menghitung waktu.”
“Sheng Youran yang telah dicium sekelirik, dengan tajam merasakan reaksinya.”
“Kau...”
“Lelaki itu terkecik pendek, tangan mencengkeram pinggangnya erat-erat, 'Menginginkanmu, apa anehnya? Apa kau lebih suka aku tidak bereaksi? Kalau begitu kita benar-benar harus introspeksi diri.'”
“Maksudku kenapa kau selalu..." Bibir bawahnya tergigit, tak tahu harus berkata apa lagi padanya.”
“Mu Yibei membelai lembut wajahnya yang memerah, 'Youran, cintakah kau padaku?'”
“Dia tertegun, tak menyangka pertanyaannya yang tiba-tiba berubah arah.”
“Mencintainya?”
“'Aku hanya ingin dengar kebenaran.' Bibir tipisnya sesekali menyentuh pipi dan lehernya, 'Katakan.'”
“Cinta atau tidak.”
“Sheng Youran memejamkan mata, tubuhnya limbung oleh ciumannya.”
“Dia hampir tak pernah memikirkan pertanyaan ini.”
“Setiap kali terkait hal itu, hatinya selalu berpikir: begitu ingatannya pulih, cinta itu akan datang secara alami.”
“Seolah diri tanpa ingatan yang mengenalnya kembali ini, tak perlu mempertimbangkan masalah cinta.”
“'Ingatanku belum pulih...'”
"Mu Yibei mengangkat dagunya dengan tangan,"Aku hanya bertanya padamu sekarang, tidak peduli masa lalu. Jika bisa membuatmu jatuh cinta padaku dua kali, itu akan menjadi prestasi. Jika tidak, sedikit terkesan pun tak apa. Aku hanya ingin mendengar kebenaran. Kau tak perlu langsung menjawab, pikirkan baik-baik."
Sheng Youran gelisah di pangkuannya, dipeluk erat hingga tak bisa menghindar.
Tapi dia malah dipaksa memikirkan pertanyaan serius ini, dan harus jujur.
"Kau... kau menyuruhku berpikir, bisakah kau memberiku waktu..."
Suara Mu Yibei parau, mencium telinganya,"Maaf, jika ada syarat aku akan memilih tidak menggoda-mu, tapi mandi air dingin, lalu membahas ini dengan pikiran jernih. Tapi sekarang..."
Sekarang dia harus mengendalikan diri.
Semakin lama dia berpikir, semakin lama dia harus menahan diri.
Mu Yibei menarik napas dalam, nada bicaranya berat,"Apa perlu waktu sebanyak ini untuk pertanyaan itu?"
"Aku tak pernah memikirkannya. Selalu kupikir setelah ingatanku pulih, atau setelah lebih lama mengenalmu, jawabannya akan datang dengan sendirinya. Tapi kau memaksaku memikirkannya..."
Dia terkekeh,"Kalau begitu katakan, apa jawaban pertamamu saat mendengar ini?"
Sheng Youran jujur menjawab,"Cinta."
Di benaknya memang reaksi pertama itu: mungkin dia benar-benar mencintainya.
Tapi mengatakannya langsung terasa seperti mengelak.
Ingin mencari alasan yang masuk akal, tapi tak juga ditemukannya.
“Benang yang menegang di otak Mu Yibeu mulai mengendur, sudut bibirnya kembali melengkung. Ia duduk sambil menempelkan bibirnya ke bibirnya, "Aku juga mencintaimu."”
“Bab 443: Dia ditipu pria ini!”
“Bab 443: Dia ditipu pria ini!”
“Sheng Youran baru ingin bicara ketika celah giginya tiba-tiba diserbu, kembali tenggelam dalam ciumannya.”
“Tubuh pria yang terkendali namun tegang, menggenggam tangannya. Bibir tipisnya menjelajahi tubuhnya, suaranya parau dan emosinya mulai tak terkontrol, "Bantu aku? Hm?"”
……
“Boom!”
“Suara ledakan lagi.”
“Sheng Youran tak tahu apa yang terjadi, gemuruh itu kembali mulai.”
“Tempat angker ini, jangan-jangan mau...”
“Mu Yibeu yang sudah melepas baju mengeringkan diri seadanya, melempar pakaian ke samping. Satu tangan memeluknya, bergumam, "Ternyata butuh waktu lama."”
“Dari kejauhan, cahaya samar muncul.”
“Tuan Mu, Istri.”
“Sheng Youran segera menutup mata, wajah memerah hingga ke pangkal telinga.”
“Bukannya kata mereka, kita tak mungkin diselamatkan?”
“Dia ditipu!”
“Ditipu!”
“Kalian sendiri yang bilang, berapa lama waktu yang dihabiskan untuk urusan kecil ini?" Mu Yibeu masih duduk di lantai, pandangan dinginnya mengawasi pendatang, "Cuti tahun ini semuanya dipotong."”
“Anak buah bingung, "..."”
“Tapi tadi, Ye Mo bilang jangan masuk dulu.”
“Cahaya lampu berkedip samar di wajah mereka.”
“Sheng Youran segera turun dari tubuhnya.”
Ledakan Boom! menghancurkan pintu dan menerobos masuk, hasilnya mereka melihat kedua orang itu berpelukan, sementara baju atas Mu Yibei sudah terbuka...
Dia sampai mengira tadi pria itu hendak membuka baju untuk mengeringkan diri, hanya demi penampilan mayat yang lebih pantas...
"Istri, tolong dukung aku." Mu Yibei setelah melotoki orang-orang itu, baru berpaling ke Sheng Youran dengan nada bicara yang lembut.
"Pergi!!" Sheng Youran merah padam malu dan marah, membentak keras sebelum berbalik keluar melalui pintu tanpa menengok.
Ye Mo meliriknya, jelas Sheng Youran tidak mengenali dirinya sendiri.
Ia tersenyum tipis tanpa suara, masuk ke dalam, melihat Mu Yibei yang berdiri dengan ekspresi tidak nyaman di lantai, baju tergeletak di samping.
Di dalam ruangan tercium semacam aroma... yang sulit diungkapkan dengan kata-kata.
"Di mana saja kau bisa nafsu birahi." Ye Mo menyunggingkan senyum datar, "Kalau saja mulai peledakan lebih cepat, aku khawatir kau akan bermasalah."
Mu Yibei dengan wajah dingin, berpegangan pada tembok lalu berdiri, "Maksudku, kau datang terlalu terlambat. Seharusnya bisa membuka pintu dengan Boom! sejak awal."
"Oh, maaf." Ye Mo mengangkat kedua tangan, "Tadi kena badai, jadi terganggu."
Suara Mu Yibei terdengar mengabaikan dan mengejek, "Benarkah? Kukira matamu hanya melihat Ye Mo'er lagi."
Ye Mo: "......"
Garis tubuh wajah Ye Mo langsung menegang.
Namun sekelirik kemudian, suara manis di depan pintu berkumandang, "Kok aku dengar namaku disebut? Yibei, sedang membicarakan apa di belakangku lagi?"
"Mu Yibei tidak menunjukkan raut wajah yang baik, sebelum pergi, dia melontarkan ejekan dingin, "Kalau bukan karena dia, mungkin aku benar-benar tidak akan membiarkanmu lepas. Dia yang membujuk untukmu, ini terakhir kalinya."
Ye Mo Er tahu dirinya bukan orang yang disukai, muncul di sini pun tidak akan mendengar kata-kata baik.
Tapi, tadi mata Ye Mo hanya tertuju padanya.
Sekarang lagi...
Ia menyaksikan Mu Yibei pergi, lalu memindahkan tatapan ke Ye Mo, sudut mulutnya mengukir senyum manis, "Kakak Ye Mo, rupanya kau tetap membela aku."
"Aku tidak." Suara kaku Ye Mo memotongnya, langsung berjalan keluar melewatinya, "Kau percaya omongannya?"
Ye Mo Er bersandar di dinding, berkata malas, "Lainnya tidak kupercaya, tapi kalimat 'aku mencintai' ini yang kudengar, kupercaya. Aku mau lihat kondisi istrinya, sepertinya wajahnya pucat..."
"Jangan pergi." Ye Mo yang belum jauh langsung meraih pergelangan tangannya dengan erat.
Meski saat ini Mu Yibei tidak berminat menghitung utang dengan Ye Mo Er, tapi jika dia mendekati Sheng Youran sekarang, bisa saja timbul kecurigaan.
"Untuk apa kau pegang tanganku? Aku cuma mau lihat kondisinya, dia sepertinya juga terluka." Jika Ye Mo Er benar-benar ingin melepaskan diri... sebenarnya sangat sulit.
Lelaki lain bukanlah lawannya.
Tapi Ye Mo, pria yang tak pernah bisa dikalahkannya.
"Sudah kukatakan jangan pergi." Suara Ye Mo datar dan dingin, "Aku mengizinkanmu datang bukan untuk menyenangkan hati istrinya."
"Ye Mo Er menghela napas pasrah, malas-malasan mengibaskan rambut panjangnya, 'Bukannya anggota Tim R itu sudah ditangani? Masalah lain di pulau juga sudah beres, Shen Qing pun sudah ditangkap. Soal Ye Yunting, dia pasti masih di sini, kalian cari saja. Sekarang aku tidak ada urusan lagi, aku akan menemui Sheng Youran. Siapa tahu Yibei tidak akan menyusahkanku lagi nanti.'"
Tenaga di pergelangan tangannya tidak berkurang sedikit pun.
Ye Mo Er menunduk memandangi gerakan keras kepala itu, "Apa kamu takut aku dalam bahaya? Kalau memang tidak membelaku, kenapa khawatir Mu Yibei akan salah paham aku mendekati istrinya? Salah pahamnya dia, ada hubungannya denganmu?"
Suara Ye Mo dingin membeku, "Kalau mau mati, pilih cara lain."
"Ahem!" Anak buahnya maju, "Tidak ada orang hidup di dalam, tapi semua data sudah hancur. Komputer itu yang pertama meledak sendiri, kami tidak bisa mencegahnya."
Meski sudah sering dengar kabar hubungan tidak biasa antara Bos dengan Ye Mo Er, tapi melihat langsung tetap...
"Lupakan, itu bukan tujuan utama kita." Ye Mo berkata sambil menarik tangan Ye Mo Er pergi.
Urusan di pulau diserahkan pada anak buah, tapi Ye Mo Er...
Ye Mo menghela sakit kepala sambil menyalakan rokok, akhirnya mengunci perempuan itu di kamar menggunakan borgol khusus.
Saat bersiap menuju kamar Mu Yibei, dia melihat Sheng Youran yang tampak berantakan.
"Mau mencarinya?" Ye Mo berjalan mendekat dengan tangan di kantong celana, bertanya datar, "Meski dokter sedang membungkus lukanya, tidak ada yang melarangmu masuk."
Sheng Youran menunjukkan ekspresi yang sulit diungkapkan di wajahnya, setelah beberapa saat ragu-ragu, "Apakah lukanya parah?"
"Awalnya tidak terlalu parah, tapi terlalu lama ditunda, ditambah banyak gerakan-gerakan berlebihan setelah terluka." Ye Mo mengerutkan alisnya, "Tapi secara keseluruhan tidak masalah, istirahat saja setelah pulang."
Ia melirik perban di kepala Sheng Youran, "Kunjungi dia, lalu pulanglah untuk istirahat."
"Sudahlah." Sheng Youran akhirnya menggelengkan kepala, "Biar dia beristirahat dengan baik, aku tidak akan masuk."
Dia pergi dari depan pintu kamar, terus berjalan ke dek kapal sambil mengangin-anginkan badan.
Malam yang panjang ini baru saja berlalu, hingga fajar baru terbit.
Cahaya menyebar dari permukaan laut di kejauhan, langit dan bumi terasa transparan dan jernih.
Dia menarik napas dalam-dalam, malam ini terasa begitu panjang.
Meskipun hati dan tubuh lelah, jiwa hingga tenaga terkuras habis, tetap saja dia tidak bisa tidur.
"Istri." Anak buah mendekat, "Tuan Mu bilang Anda harus kembali tidur, tidak boleh mengangin-anginkan badan di luar..."
Anak buah itu teringat nada bicara Tuan Mu, lalu memilih kata-kata dengan hati-hati.
"Jika... Jika Anda tidak mau kembali tidur..."
Sheng Youran menoleh, "Lalu apa?"
"Katanya kalau kami tidak bisa membujuk, mungkin beliau akan turun tangan sendiri."
Ekspresinya tenang, hanya terlihat letih, "Masih ada tenaga untuk turun ranjang sendiri?"
Anak buah itu menunduk, "Nyonya, pulanglah dan istirahat. Kalau tidak, Tuan Mu juga tidak bisa tenang dan tidak bisa beristirahat dengan baik."
Setelah hening sejenak, "Ye Yunting, kalian sudah menemukannya?"
