Bab 453 Istri sendiri tidak boleh dilihat?
Hm, alasan yang dipelintir ini cukup kuat.
“Oh, ternyata karena aku menakutkan.” Ye Mo Er jelas juga tidak memedulikan ucapannya, hanya menatap wajah Ye Mo yang semakin muram dan gelap total, tanpa menunjukkan rasa takut, “Tapi tanganku benar-benar sakit, aku pantas menderita dan tetap merasakan sakit. Kondisi ini sangat buruk, dan tanganku juga terkilir.”
Tangan terkilir bukanlah poin utamanya, yang penting adalah lecet.
Kemudian Sheng Youran menyaksikan Ye Mo dengan wajah muram hampir membawa kembali orang itu ke dalam.
“Ada apa?”
Dia berbalik, melihat Ye Yunting yang baru selesai mandi keluar dari kamar mandi.
Pakaian yang dikenakannya bukan baju aslinya, tapi di kamar ini juga tidak ada pakaian yang bisa dia pakai, akhirnya hanya mengenakan jubah mandi.
“Tidak ada, tadi hampir terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.” Sheng Youran masuk sambil menutup jendela lantai ke langit di balkon, sekaligus menutup tirai dengan rapat, “Mungkin aku meremehkan bahaya di sini, tadi ada yang hampir masuk. Saat aku tidak ada, kamu harus lebih berhati-hati.”
Dia berpikir kalau dia bisa menghindari pelacakan dan kabur ke kapal tanpa sepengetahuan dewa maupun hantu, pasti bukan orang yang ceroboh.
Masalah Ye Mo Er meskipun sempat membuatnya ketakutan, tapi mengingat sikap Ye Mo, seharusnya dia tidak akan lagi bertindak semaunya seperti ingin mengobrol lalu memanjat tembok datang begitu saja.
Setidaknya, Ye Mo akan mencari cara untuk menguncinya lebih ketat dalam waktu dekat.
“Ngomong-ngomong, di sini pasti tidak ada baju yang bisa kamu pakai, aku juga tidak bisa mengaturnya. Kamu pakai jubah mandi seharian juga tidak baik...” Sheng Youran mengamat-amatinya, berpikir sejenak, tiba-tiba berkata, “Mau tidak aku carikan dua kaos wanita untukmu?”
Raut wajah Ye Yunting yang tegang seolah berkedut, ia meliriknya, “Tidak perlu, bajuku tadi sudah dicuci, besok bisa dipakai.”
“Oh, kalau begitu silakan saja. Aku mau pergi makan malam, mungkin pulang larut. Di meja samping ada snack, kalau lapar bisa dimakan dulu.”
Ye Yunting tetap hanya menyapu pandangan, “Kamu tidak perlu mengurusiku.”
Sheng Youran tidak melanjutkan tarik-menarik dengannya.
Apa yang sudah dilakukannya sudah maksimal, tidak perlu memperlakukannya sebagai tamu dan menyuruhnya makan.
Baru beberapa langkah keluar kamar, kebetulan bertemu Ye Mo yang juga keluar dari kamarnya.
Ada sedikit kecanggungan di wajah Sheng Youran yang melihat rahasia kecil mereka, “Mr. Ye...”
“Hm.” Ekspresi Ye Mo tetap biasa saja, menatapnya sejenak, berkata, “Yibei sudah bangun.”
“Aku baru saja mau ke sana. Tapi, bagaimana dengan Ye Mo Er? Tadi situasinya sangat berbahaya, apakah dia terluka?” Dia bertanya dengan niat baik.
Di wajah Ye Mo yang awalnya datar, muncul ketegasan, “Kamu tahu namanya?”
“Dia baru saja memberitahuku, katanya dia adalah adikmu.” Sheng Youran teringat ketegangan di antara mereka, “Urusan tadi jangan disalahkan padanya, dia hanya terlalu bosan, jadi ingin mengobrol denganku dan main ke sini. Tapi orangnya belum sempat datang, sudah ketahuan olehmu.”
Mata Ye Mo memancarkan kilau samar, nada datarnya berucap, “Aku tahu, aku akan ambilkan kotak obat untuknya. Tapi Youran, lain kali tidak perlu menanggapi dia.”
Dia mengangkat kepala dengan ekspresi bingung, tidak memahami maksud Ye Mo.
“Aku tahu dia terlihat tidak berbahaya, mungkin kau juga mengira dia tidak punya niat buruk padamu... Kurasa sekarang dia memang tidak berani berniat jahat. Tapi dia juga bukan sesederhana yang kau kira, orang berbahaya macam ini, nanti apapun yang dia katakan padamu, tidak usah dihiraukan sama sekali.” Ye Mo menjelaskan dengan dingin, “Jangan pikirkan soal sopan santun, bahkan Yibei mungkin ingin membunuhnya kalau melihatnya.”
Sheng Youran membelalakkan mata, memandang Ye Mo dengan setengah tidak percaya.
Saat Ye Mo Er menyebut nama Mu Yibei, baik nada bicara maupun emojinya sama sekali tidak menunjukkan ketidaknormalan.
Meskipun Mu Yibei sering bertindak semaunya, dia bukan tipe orang yang mudah membunuh.
Apalagi, dia adalah adik Ye Mo.
Lagipula dia perempuan, Sheng Youran tidak ingat Mu Yibei pernah bersikap keterlaluan pada perempuan.
Masalah apa lagi yang bisa membuatnya ingin membunuh Ye Mo Er?
“Tapi, sekarang dia tidak akan menimbulkan ancaman bagi kalian.” Ye Mo melihat perubahan ekspresinya, suaranya kembali datar, “Dia pekerja bayaran, beberapa hal memang di luar kendalinya. Sekarang gajinya dari saya, jadi tidak masalah.”
Sheng Youran mengangguk paham, “Aku tahu. Aku juga tidak punya masalah dengannya. Lagipula di sini, hanya dia satu-satunya perempuan yang mau mengajakku bicara. Aku juga tidak akan membiarkan Mu Yibei melakukan hal-hal yang tidak pantas.”
Meski terkesan terbuka dalam membahas masalah ini, Ye Mo sebenarnya tidak memihak Ye Mo Er.
Namun bisa dilihat, kalimat terakhirnya tadi adalah bentuk pembelaan, dan dia tidak akan benar-benar membiarkan Mu Yibei menyakiti Ye Mo Er.
Sheng Youran hanya penasaran, kesalahan apa yang pernah dilakukan Ye Mo Er sampai bisa bermusuhan begitu hebat dengan Mu Yibei.
“Sudah, kamu pergi dulu. Aku akan ambilkan obat untuknya. Tangannya terluka, akhir-akhir ini dia tidak bisa mengganggumu.”
Setelah Ye Mo pergi, Sheng Youran termenung sejenak sebelum melanjutkan langkah melewati koridor menuju dapur untuk memilih beberapa hidangan.
Camilan sore habis diberikan ke Ye Yunting. Waktu itu memang seleranya sedang turun dan tidak berminat makan manis, tapi sekarang perutnya mulai keroncongan.
Saat menyuruh pelayan mendorong kereta makan ke kamar Mu Yibei, dia melihat pria itu masih duduk di ranjang sambil bekerja di laptop.
Mendengar suara langkah, kelopak matanya baru terangkat perlahan. Sorot mata yang tadi fokus dan serius mulai memudar.
“Ayo makan.” Sheng Youran menyuruh pelayan mengatur hidangan di atas meja.
Setelah pintu tertutup, dia mengangkat kepala dan melihat Mu Yibei menyipitkan mata, bibirnya terkait dengan senyum tanpa bicara.
Sheng Youran agak merasa bersalah, tatapannya langsung menghindar saat bertemu sorot mata pria itu.
Takut sekali kalau-kalau dia bisa melihat masalah dari perubahan kecil pada dirinya.
Lagipula, dia menyembunyikan seorang lelaki di kamarnya—pria yang paling tidak ingin dibiarkan lolos oleh Mu Yibei...
"Tidak lapar? Memandangiku tidak akan membuat perutmu kenyang." Dengan cepat Sheng Youran menaruh makanan Barat yang sudah dipersiapkan di atas meja kecil di ranjangnya.
"Istri sendiri tidak boleh dipandang lagi? Ini aturan apa sekarang?" Mu Yibei memegang pisau dan garpu, bicara dengan tenang.
Sheng Youran menarik napas pelan, lalu berbalik dan duduk di meja makan.
Karena pesanan makan malam adalah masakan Barat, dia tidak perlu berdesakan di ranjang bersamanya.
Mu Yibei makan dengan gerakan elegan nan anggun. Setelah beberapa suapan, matanya menyipit memperhatikan perempuan yang sedang melahap makanannya. "Kau sangat lapar?"
Sheng Youran mengangkat kepala dengan wajah polos, tidak mengerti maksud pertanyaan tiba-tiba ini.
Setelah mengunyah perlahan, pria itu meneguk air lemon di sampingnya. "Katanya kau sudah makan banyak sejak bangun tidur sore tadi. Jarak waktunya belum terlalu lama."
Hatinya langsung berdebar. Ternyata dia bahkan tahu makanan apa yang dipesannya.
Bagaimana dengan masalah Ye Yunting...
Tidak, mustahil dia tahu.
Kalau tahu, pasti sikapnya tidak akan santai tanpa prasangka seperti sekarang.
“Baru saja…memakan terlalu banyak yang manis, jadi ingin makan sesuatu yang asin. Juga tidak terlalu lapar, tapi aromanya enak.” Sheng Youran berkata dengan samar.
