Bab 459 Kita Seharusnya... Tidak Akan Bertemu Lagi
Sheng Youran mengangguk, "Hm, kau sendiri harus lebih berhati-hati beberapa hari ini."
Sebenarnya banyak konsekuensi yang tidak dia perkirakan sejak awal.
Saat melihat Ye Yunting di dek kapal, dia sama sekali tidak tahu harus berbuat apa.
Menyuruhnya berteriak meminta orang menangkapnya, memikirkan konsekuensi yang mungkin dia terima, dirinya merasa tidak sanggup menjadi algojo.
Tapi menyuruhnya menolong, risikonya juga benar-benar besar.
Dan awalnya sebenarnya tidak ada konsep "menyelamatkan" di otaknya, hanya terbatas pada apakah akan membocorkan keberadaannya.
Saat ragu-ragu, suara yang didengarnya memaksanya memutuskan seketika apakah akan menyuruh orang menangkap Ye Yunting.
Akhirnya dia diam, malah mengalihkan perhatian orang-orang.
Lalu melihat luka di tubuh Ye Yunting, mungkin karena saat akan meninggalkan pulau dia terjatuh, sebenarnya dia bisa meninggalkannya tapi malah menggendongnya terus berjalan, yang mendorongnya memutuskan membawa pulang pria itu dulu.
Soal apakah dia akan membocorkan rahasianya, apakah ini cara penyanderaan khusus, atau tujuan menaiki kapal yang mencurigakan, semua itu baru terpikir belakangan.
Tapi karena sudah sampai di tahap ini, dan entah mengapa meski sikapnya dingin sama sekali tidak seperti menghadapi penyelamat, malah membuatnya merasa lebih tenang.
Tidak merasa dia akan melakukan hal yang membuatnya terlalu menyesal.
Sekarang ini hanya sebuah taruhan, bertaruh semuanya akan berjalan lancar.
Tapi periode ini sebaiknya dipersingkat, diperpendek lagi.
Pintu kamar mandi tertutup, tatapan Ye Yunting masih tertuju pada pintu itu.
Kenapa dia sama sekali tidak "menghalau"-nya?
"Karena tidak ingat, jadi baginya dia hanya seseorang yang merasa pernah menolongnya?"
Dia sama sekali tidak ingat bagian mana dari dirinya selama ini yang terlihat seperti orang baik.
Paling tidak, jelas bukan tipe orang yang pantas dia selamatkan dengan mengambil risiko sebesar ini.
Tak ada yang menyangka, bahkan dirinya sendiri tidak menduganya.
Mu Yibei tentu semakin tidak menyangka, bahwa dirinya bersembunyi di kamar Sheng Youran.
*
Selama lebih dari seminggu pelayaran, Sheng Youran menghabiskan hari-harinya dalam ketegangan.
Meski Ye Yunting hampir tidak membutuhkan bantuannya, justru karena itulah setiap kali pergi dia mempertaruhkan risiko yang cukup besar.
Akhirnya, dengan susah payah sampai di waktu bersandar, akan berhenti di pelabuhan Seattle sebentar sebelum melesat kembali ke London.
Cedera Mu Yibei selama ini sudah mulai stabil, saran dokter adalah setelah sampai di Amerika, sekalian melakukan pemeriksaan menyeluruh di rumah sakit.
Sheng Youran buru-buru kembali ke kamar, kapal hampir bersandar.
Saat mendorong pintu, Ye Yunting juga ada di dalam kamar.
Perempuan itu melihatnya sedang mengganti perban di lukanya, masih ada noda darah di perban.
"Lukamu kenapa? Terbelah lagi?" Sheng Youran mendekat.
Ye Yunting tetap tenang melanjutkan ganti perban, nada datar, "Hal kecil, tidak apa."
"Kalau kamu bisa mendapat perban, seharusnya juga bisa dapat obat. Apa tidak menemukan obat yang cocok? Atau sulit mendapatkannya?"
“Dalam hampir setengah bulan ini, luka Mu Yibeu sudah cukup stabil. Tapi Ye Yunting, selain terlihat lebih rapi dibanding saat pertama naik kapal, sepertinya tidak ada perubahan signifikan.”
“Tapi, setiap kali dia pergi seperti ini pasti harus menggunakan tenaga.”
“Bisa jadi setiap kali lukanya terkoyak kembali.”
“Dia juga pernah bilang, dia bisa meminta pelayan mengantar makanan ke sini. Tapi Ye Yunting tetap menolak, bilang dia bisa cari cara sendiri.”
“Bawa terlalu banyak mudah menimbulkan kecurigaan. Gapapa, cuma luka kecil.” Katanya datar, mata masih menatap lukanya sambil membalut perban.
Sheng Youran tahu tak bisa mengalahkannya dalam berdebat. Sejak di pulau dulu sudah merasakan, saat dia nekad tak ada yang bisa menghentikan.
“Kapal sebentar lagi merapat ke Seattle. Kau punya cara turun? Bagaimana kalau tidak bisa?”
Ye Yunting menoleh padanya, “Tidak bisa turun?”
“Di pelabuhan ada pemeriksaan imigrasi. Kau tak mungkin turun bersama kami.”
Sheng Youran tahu kalau dia bisa menyelinap naik kapal, pasti juga punya cara turun.
“Lukanya memang belum sembuh total, tapi untungnya tidak memburuk.”
“Tapi dengan kondisi Ye Yunting sekarang, bagaimana bisa lolos imigrasi?”
“Dia melirik Sheng Youran, lalu mengikat simpul di perban. “Aku takkan melalui jalur resmi. Tak punya surat tugas, dan mudah ketahuan awak kapal.”
“Lalu kamu...”
Suara Ye Yunting tetap tenang, “Aku akan turun lebih dulu.”
Kabur ke laut?!
Matanya berkedip kaget memandangnya, “Loncat... loncat ke laut?”
"Kau punya cara yang lebih baik?" Ye Yunting bertanya serius, bersandar di sofa mewah.
Sheng Youran: "......"
Tentu saja dia tidak punya cara, apalagi membantunya menyelesaikan masalah ini.
"Meski tidak punya solusi lebih baik, kabur ke laut itu ide yang buruk. Rompi pelampung akan sangat mencolok di laut, mungkin baru saja kau lompat lalu..."
"Siapa bilang aku pakai rompi pelampung." Ye Yunting memotong dengan tenang, "Pokoknya tak perlu kau urus. Aku terlatih dalam hal ini, bukan masalah sulit bagiku."
"Saat latihan, apa kau juga terluka? Lukamu sudah terbuka, masuk air laut tidak meradang?"
Menghadapi pertanyaan Sheng Youran, ia tersenyum tipis, "Lalu kenapa? Coba kau tanyakan pada hati nuranimu sendiri, apa lebih buruk daripada ketahuan dia?"
Sheng Youran diam. Jawabannya jelas.
Dia memang tidak punya hak, bahkan tidak perlu ikut campur keputusannya.
"Lagipula, Nona Sheng. Mengapa kau peduli nyawaku?" Sorot mata Ye Yunting menatapnya tajam, "Hanya karena kau menyelamatkanku?"
"Ya. Aku menyelamatkanmu. Jika kau mati di laut atau ada sesuatu yang tidak diinginkan, usahaku sia-sia. Jika kau tertangkap, mudah ketahuan aku yang menyembunyikanmu."
Ia tertawa pendek, "Kalau ada situasi khusus, lebih baik aku mati saja. Paling tidak takkan mengorbankanku."
Sheng Youran menekan titik antara alisnya, menggeleng, "Terserah. Itu urusanmu. Jika kau memang ingin mengorbankanku, aku juga tak bisa halangi."
"Ye Yunting" bibirnya masih menyimpan senyuman, sorot matanya tetap dingin dan tenang, nada bicaranya formal, "Nona Sheng, kali ini terima kasih banyak. Menurutku jika tidak ada sesuatu yang tidak diinginkan, seharusnya kita... tidak akan bertemu lagi."
Waktu berjalan lambat sekalipun, tetap akan tiba hari ini.
Hari di mana kita tidak akan bertemu lagi.
Hal yang sudah lama disesalinya tak bisa diperbaiki, justru dialah yang meski tidak ingat, tapi sadar bahwa pria inilah penyebabnya mengalami kecelakaan, kehilangan ingatan, bahkan nyaris tewas dalam kecelakaan laut, namun malah menyelamatkannya.
Sheng Youran belum sempat menjawab, sosok ramping lincah melompat masuk dari balkom.
"Balkom di sini benar-benar susah didaki ya." Ye Mo'er membersihkan debu di bajunya, menatap mereka dengan senyum kecil, "Kubilang, kalau memang tidak akan bertemu lagi, buat apa adegan perpisahan sentimentil begini."
