Bab 479 Aku Sarapan Bareng Istri Loe Aja Digangguin
Begitu Ye Mo Er sedikit memberi tekanan, wajah pria kulit hitam itu langsung berubah menyeringai kesakitan.
Sumpah serapah berawalan F keluar deras dari mulutnya.
Sheng Youran semakin bingung, orang ini menjatuhkan dirinya, tapi dia sama sekali tidak mengenalnya.
Sepertinya ada yang mengirim, tapi kualitasnya terlalu rendah.
Siapa yang mau mengirim orang sekadar ini untuk merepotkannya?
Lihatlah postur besar itu, di hadapan Ye Mo Er bagaikan kertas basah.
Melihat kehadiran Ye Mo Er, anak buahnya tahu diri tak bisa berfungsi sebagai pengawal, buru-buru menelepon memberi laporan sambil menghubungi manajer restoran.
“Tidak menyangka mulutmu cukup keras, lebih baik membuang air liur untuk memaki daripada mau jujur.” Ye Mo Er memiringkan kepalanya sejenak, “Kalau begitu aku harus melepas satu lenganmu dulu...”
Si kulit hitam ketakutan hingga jiwa dan raganya tercerai-berai, langsung merengek minta ampun, “Jangan, jangan lakukan itu! Aku akan bicara jujur sekarang! Aku benar-benar tidak mau lagi menerima pekerjaan sialan begini!”
Awalnya mengira cuma perempuan Asia biasa.
Saat menemukan ada dua orang, dia juga tidak berpikir panjang.
Apa bedanya dua perempuan Asia dengan satu perempuan Asia?
Menurutnya tidak ada bedanya sama sekali.
Merasa bisa mematahkan leher seseorang dengan satu tangan, bahkan sekaligus dua orang.
Soal latar belakang mereka, paling cuma geng orang Tionghoa, dia tidak takut.
Tapi baru saja mendekat, bahkan belum sempat menunjukkan sikap mengancam, perempuan yang terlihat polos seperti anak kecil itu langsung membuatnya tak berdaya.
Bahkan dia seperti tidak mengeluarkan tenaga sama sekali, masih duduk tersenyum manis di kursinya.
“Yang bayar aku untuk cari masalah ini orang Tionghoa.” Si kulit hitam kesakitan hampir menangis, tapi tidak bisa dan tidak berani mengeluarkan tenaga. Sedikit saja dia mengerahkan tenaga, lengannya seperti mau copot.
Ye Mo Er memutar matanya, “Omong kosong!”
Seketika terdengar lagi jeritan mengerikan dari si kulit hitam yang membuat bulu kuduk merinding.
“Aku bilang, aku bilang. Aku tidak kenal orang itu, dia juga tidak kasih tahu namanya, hanya menyuruhku mencari masalah dengan Nona ini, memberi pelajaran.” Orang kulit hitam itu menangis, “Tapi orang itu terlihat seperti dipukul sampai kepala babi, sepertinya sedang sangat marah. Bilang kalau tidak bisa membuat kalian geng ini mati, ya... ya setidaknya tidak akan membiarkan kalian tenang.”
“Geng? Geng apa?”
“Dia bilang begitu, bilang kami sudah berurusan dengan geng Tionghoa di sini. Aku benar-benar mengira ini cuma geng biasa, bukan masalah besar, jadi ya datang. Aku tidak tahu kungfu kalian ternyata benar-benar hebat, aku sumpah tidak berani lagi macam-macam dengan orang Tionghoa!” Orang kulit hitam itu menangis tersedu-sedu, “Kalian persis seperti di film! Tidak, Nona ini bahkan lebih hebat dari orang Tionghoa di film!”
Ye Mo Er malas menghiraukan upayanya mengambil hati, sama sekali bingung.
“Sepertinya orang kemarin itu.” Sheng Youran mendengar kata "geng", langsung teringat kalimat Bos Li: "Kalian geng-geng ini jangan terlalu angkuh."
Katanya sudah membabak belur orang itu, dan mulai menghubungi pihak W-TV, berencana mengirim masa lalu kelamnya ke semua direktur perusahaannya.
Tak disangka baru satu hari, orang ini sudah menyuap geng lokal lain untuk membalas dendam.
Anak buah di sampingnya sudah berkoordinasi dengan manajer hotel, sekaligus memesan seluruh area.
"Setelah selesai menangani, dia mendekat, 'Pasti itu Tuan Li kemarin. Kemarin setelah kami memberinya pelajaran, identitas kami tidak terbongkar. Sejarah kelamnya mempekerjakan wanita penghibur seharusnya sampai ke kotak surat atasannya pagi ini. Mungkin dia mengira kami melaporkan secara anonim, jadi ingin membalas dendam dengan menyusul istri. Ibu tidak perlu khawatir, saya akan segera menangani ini agar dia tidak berani lagi.'"
Ye Mo Er justru penasaran, tersenyum bertanya, "Geng pun tidak takut? Lalu berapa uang yang mereka tawarkan?"
Si kulit hitam segera menjawab, "Uangnya tidak banyak, tapi dia juga berjanji memberikanku seorang perempuan untuk kumainkan selama tiga hari, bahkan seorang artis... Dengan imbalan seperti ini hanya untuk mengganggu seorang wanita, tentu aku setuju. Tapi sekarang aku menyesal, aku tidak berani!"
Su An'an.
Sheng Youran tidak menyangka Su An'an tiba-tiba menjadi imbalan untuk bos Li.
Ye Mo Er sepertigus langsung tahu maksudnya, malas melanjutkan pertanyaan.
Sekali tendang menghempaskan tumbal itu.
"Dia maksud Su An'an, kan? Kau kenal?"
Ye Mo Er duduk kembali, "Tidak terlalu. Tapi aku tahu Su An'an berhubungan dengan William. Dulu saat pembunuh lain yang dikirim William menyandera putrimu, dia terlibat. Awalnya dia menolak kerja sama dengan William, tapi kemudian menghubunginya sendiri. Sepertinya karena keracunan tapi Mu Yibei tidak peduli, akhirnya terpaksa dia beralih ke William."
Sheng Youran mengepal tangannya. Awalnya dia mengira hubungannya dengan Su An'an paling-paling hanya rival asmara.
Tapi tak disangka Su An'an juga terlibat dalam penyanderaan putrinya.
"Ada apa?"
Sheng Youran menarik napas dalam-dalam lalu duduk sambil berkata, "Aku menyesal melepaskannya. Kemarin aku bertemu dengannya, masalah dengan orang ini juga karena dia. Saat melihatnya dihina, awalnya masih ada sedikit belas kasihan. Tapi ketika dia melihatku, uang yang berceceran di lantai bahkan tidak diambilnya sebelum kabur. Aku yang mengumpulkan uang itu dan menyuruh orang mencari dia, baru tahu ternyata dia mengenalku."
Ye Mo'er menggelengkan kepala tak habis pikir, "Lepas atau tidak, sebenarnya sama saja. Bagi William, dia sudah tidak punya nilai manfaat sama sekali. Meski aku tak terlalu mengikuti dunia hiburan, tapi tahu reputasinya sudah hancur lebur. Awalnya kecanduan narkoba juga dikarenakan William yang menyuruh orang merayunya, ingin memaksanya menyerah untuk melawan Mu Yibei. Waktu itu dia masih punya sedikit harga diri, bahkan setelah skandalnya terbongkar dan reputasinya jatuh, tetap menolak untuk bekerja sama."
"Tuan Mu."
Suara dari kejauhan membuat Sheng Youran menoleh.
Mu Yibeu masuk melalui gerbang restoran, pupil matanya yang dingin menatap tajam ke arah pria kulit hitam itu sambil melangkah mendekat dengan tekanan yang mencekam.
Anak buahnya menjelaskan seluruh kejadian padanya.
"Selesaikan ini sebelum aku pergi," suara Mu Yibeu terdengar kejam tanpa ampun, "Dan bawa perempuan yang disebutkan tadi."
"Siap, Tuan Mu."
Ye Mo Er memberikan isyarat mata ke Sheng Youran sambil menurunkan suara, "Kamu ke sana saja, dia akan marah kalau melihatmu duduk semeja denganku."
Andai tahu hanya perlu memanggil Mu Yibei turun, dia tak akan duduk bersama Sheng Youran.
Melihatnya mendekati istrinya lagi, tak tahu apakah dirinya akan dibuang keluar oleh Mu Yibei.
Sebelum Sheng Youran sempat berdiri, Mu Yibei sudah berjalan mendekat dengan wajah muram.
Wajah tampan luar biasa itu seolah diselimuti es dingin. Matanya yang berpupil tajam menatap Ye Mo Er sambil menyeringai dingin, "Masih belum kapok? Urusanmu sudah selesai, mengapa belum pergi?!"
Ye Mo Er tetap duduk dengan tenang sambil mengangkat tangan, "Aku ingin pergi, bukankah kalian yang menangkapku kembali? Lagipula aku bukan monster banjir, sarapan bersama istrimu saja mengganggumu? Aku ini perempuan, bukan lelaki."
