Bab 482 Selama ini ia yakin, setidaknya ada secercah perasaan masa lalu dari Mu Yibeu
Lagipula meski saat itu ia mengungkap identitas mereka pun percuma, si orang itu sama sekali tak mengenal Mu Yibeu.
"Sementara itu, orang bermarga Li itu sama sekali tidak muncul di hadapannya."
Su An'an membenci pria bermarga Li itu. Dia tahu, jika pria itu bahkan hanya menyentuh satu jari Sheng Youran sekalipun, Mu Yibei pasti tidak akan membiarkannya lepas.
Tapi yang tidak dia duga, pria kulit hitam itu tidak hanya gagal, malah mengungkapkan semua rahasia hingga dirinya yang sebenarnya hanya sebagai perantara imbalan pun ikut terbongkar.
Namun Mu Yibei justru mendatanginya pertama kali, bukan pria bermarga Li itu.
Baginya, saat ini bahkan lebih baik jatuh ke tangan pria kulit hitam itu daripada berada di genggaman Mu Yibei.
"Yibei, aku benar-benar tidak sengaja muncul di hadapanmu! Ini semua ulang orang bermarga Li itu, aku sama sekali tidak tahu apa-apa. Kalau kau selidiki, kau akan tahu aku juga cuma korban balas dendamnya, yang dijanjikannya ke pria kulit hitam itu!" Suara Su An'an melengking tersedu-sedu.
Dia mengira pengalaman memalukan selama ini dan insiden nyaris mati itu membuatnya tak lagi takut akan hidup dan mati.
Tapi saat ini, di hadapan Mu Yibei, rasa gagal itu masih merayap dari dasar hatinya lapis demi lapis.
Tatapannya menusuk dadanya bagai puluhan pisau.
Rasa sakit yang tak bisa diberikan oleh siapapun.
Persis seperti ucapannya pada Sheng Youran kala itu, dia benar-benar tidak ingin Mu Yibei melihat kondisinya yang sekarang.
Sorot mata penuh jijik itu seolah menganggapnya najis hanya dengan sekali pandang.
"Yibei percayalah padaku, sungguh!"
"Suara parau yang sudah rusak sejak lama" suaranya rendah dan serak, tangisannya bahkan membuat orang mengerutkan alis.
Di kamar yang sunyi untuk beberapa saat, hanya terdengar permohonan putus asa dan tangisannya, serta suara Sheng Youran sedang menyeduh kopi di kejauhan.
Mu Yibeu bersandar di sofa mewah, sesekali melirik ke arah Su An'an, namun lebih sering memandang Sheng Youran yang sedang menyeduh kopi.
Ia mengerutkan alis, ekspresinya penuh arti namun juga terlihat bingung.
Mungkin Sheng Youran sendiri tidak menyadari, meskipun terlihat sedang menyeduh kopi.
Tapi hanya dari melihat punggungnya, gerakan tubuhnya sudah menunjukkan bahwa pikirannya tidak fokus pada kopi, melainkan menyimak perkataan Su An'an.
"Mengapa aku harus mempercayaimu?" Suaranya dingin tanpa emosi, bahkan sikap sengaja mengabaikan sebelumnya sudah hilang, "Bagaimana aku tahu, apakah ini bukan ulahmu yang sengaja mengatur skenario ini?"
Kalimat sederhana itu justru membuat Su An'an semakin bersemangat.
Yang paling ia takuti adalah kecurigaan darinya!
Menganggap bahwa tindakan bodoh yang sebenarnya dilakukan oleh si idiot bermarga Li itu, sebagai akal-akalannya yang sengaja membuat keributan untuk menjatuhkan Sheng Youran.
"Mana mungkin aku sengaja melakukan kebodohan seperti ini!" Su An'an panik, "Yibei coba pikir, apa untungnya bagiku melakukan ini? Aku jelas rugi besar, kalau ketahuan pasti kau temukan, bukankah aku tahu konsekuensinya jika jatuh ke tanganmu? Lari saja tidak cukup cepat darimu, mana mungkin aku nekat datang sendiri. Benar-benar bukan aku yang melakukan."
Dia menyipitkan mata, kembali menatap Sheng Youran, berkata dingin, "Bisa saja kau berpikir seperti itu. Lagipula, kau jatuh ke tanganku belum tentu berakhir buruk. Apa kau mau bertaruh apakah aku masih mempertimbangkan perasaan lama?"
Perasaan lama?
Su An'an menggigit bibir, bahkan tidak tahu apakah kata-kata Mu Yibei ini sindiran untuknya.
Di masa lalu, memang demikian pikirannya.
Selama ini dia mengira, setidaknya ada sedikit perasaan dari Mu Yibei padanya.
Entah itu karena terkesan di masa lalu, kedekatan setelah bersama, atau sedikit rasa bersalahnya.
Dia tidak hanya membuat Sheng Youran salah paham bahwa Mu Yibei mencintainya, bahkan dalam hatinya sendiri yakin ada perasaan tertentu darinya.
Tapi setelah Sheng Youran pergi, baru dia sadar betapa keras hati pria ini padanya.
Dengan atau tanpa Sheng Youran, tetap saja dia tidak akan memilih untuk meliriknya.
Hingga setelah menderita bertahun-tahun, dia datang dengan harapan terakhir.
Keracunan, tapi lebih memilih mati daripada menerima syarat William.
Berharap dia mau menolong sekali saja, mungkin kesempatan terakhir mereka.
Sayangnya dia terlambat selangkah.
Saat menemui Mu Yibei, dia sudah berbaikan dengan Sheng Youran, dan mempercayai semua perkataannya.
Bukan hanya kehilangan kesempatan, kebencian dan kekejamannya padanya juga semakin nyata.
“Jadi perasaan lama?” Sejak momen dia memutuskan untuk menyembunyikan fakta bahwa William masih bisa menyelamatkannya saat itu, dan segera memutuskan mencari William, dia tidak lagi menyimpan harapan semacam ini terhadap Mu Yibei.
Untuk memahami hal ini dengan jelas, dia telah membayar efek samping yang sangat mahal.
“Menurutmu beranikah aku bertaruh?” Jawab Su An'an dengan ekspresi dipenuhi rasa kehilangan.
Itu sudah menjadi titik tersakit di hatinya.
Apapun yang pernah dilakukannya, ada satu hal yang takkan berubah: selama bertahun-tahun dia telah mencintai lelaki ini dengan sangat dalam.
Justru karena itulah, hatinya merasa begitu tersiksa.
Saat berbicara, dia tidak berani menatap Mu Yibei, juga tidak melihat bahwa Mu Yibei masih menatap ke arah mesin kopi sambil berbicara.
“Justru menurutku kamu bisa mencoba bertaruh.” Mu Yibei berbisik, “Saat ini kamu sudah tidak punya apa-apa lagi. Tidak ada lagi yang bisa kau kehilangan, jadi apa yang perlu ditakuti? Jika kau bisa mengantarkan dirimu sendiri ke hadapanku dengan berbagai cara, mungkin masih ada peluang mencari jalan keluar.”
Su An'an tiba-tiba mengangkat kepala, memandangnya dengan sorot mata penuh keheranan dan keraguan yang sulit dibedakan antara kejujuran dan kebohongan.
Sebutir gula di tangan Sheng Youran jatuh ke dalam kopi.
Dia menunduk, alisnya semakin berkerut.
“Jadi, sulit untuk memastikan apakah kamu yang bermain hantu di balik semua ini. Lagipula, apapun yang kau katakan sekarang, aku tidak akan percaya.”
Su An'an tiba-tiba tersadar, “Tidak, benar-benar bukan aku... Sheng Youran tahu! Sheng Youran pasti tahu ini bukan ulahku!”
Sheng Youran kali ini bahkan lebih terkejut lagi.
"Dia tinggal di sini hanya ingin melihat apa yang akan dikatakan Su An'an kepadanya, apakah dia akan membocorkan urusan Mo Yuchen."
"Selama ini tidak disebutkan, dia mengira Su An'an tidak akan mengatakannya."
"Siapa sangka kedatangan Mu Yibei ini, demi pertahanan diri, dia malah akan mengorbankanku dengan menceritakan semua pertemuanku dengannya?"
"Untung dia tidak keluar!"
"Sheng Youran, katakan padanya bahwa hal ini sama sekali tidak ada hubungannya denganku. Lagipula aku tidak tahu kalian di sini, aku benar-benar tidak tahu apa-apa."
"Bagi Su An'an, Sheng Youran saat ini bagai tali penyelamat terakhir."
"Hanya jika Sheng Youran bisa memberikan surat keterangan bahwa dialah yang datang mencariku, barulah ada sedikit harapan."
"Hanya saja dia juga tidak ingin menyebutkan soal memberitahu lokasi Mo Yuchen pada Sheng Youran, jadi dia langsung melempar topik ini padanya, biarkan dia berimprovisasi sendiri."
"Jika dia bisa menjelaskan dengan logis, aku akan kooperatif."
"Su An'an tahu Mu Yibei sejak dulu tidak menyukai Mo Yuchen, sedangkan Sheng Youran tumbuh besar bersama Mo Yuchen yang selalu sangat memperhatikan 'adik' ini."
"Mu Yibei tidak mungkin mentolerir hal-hal seperti ini."
"Karena itu dia berusaha tidak menyebut nama Mo Yuchen, biarkan Sheng Youran menyelidiki dan mencari sendiri. Hal semacam ini baru akan efektif ketika Mu Yibei mengetahuinya nanti, semakin dalam dan lama disembunyikan."
"Sheng Youran mendengar lemparan masalah itu, gerakan mengaduk di tangannya terhenti."
