Bab 502: Kalau Memalukan Lagi, Pergi!! Kembali ke Kangcheng
Pelayan itu hanya melihat wajahnya pucat pasi, keringat dingin mengucur deras.
Meski gerakan tubuhnya terlihat aneh dan berubah, tak ada luka fisik yang jelas terlihat. Disangka penyakit epilepsi atau sejenisnya yang kambuh.
"Mari bangun dulu, saya antar Nona ke area istirahat, sekalian hubungi dokter." Pelayan itu membantu Sheng Meiyi berdiri sambil bertanya,"Ada obat darurat yang dibawa?"
Kalimat pelayan itu belum selesai diucapkan ketika teriakan mengerikan menggema di telinganya.
Dia kaget setengah mati.
Refleks melepaskan pegangan, lalu hanya bisa memandang Nona yang baru saja dibantunya berdiri itu kembali roboh ke lantai.
Dia tidak tahu bahwa tangan yang digunakan untuk membantunya bangun, justru adalah tangan Sheng Meiyi yang terkilir sampai terlepas sendinya.
Bahu yang terlepas, menyambung ke seluruh lengan, saat ini sama sekali tidak bertenaga, sakitnya menusuk jantung.
"Tolong, tolong—— Tanganku, tanganku patah, tanganku patah!!!"
Kepanikan merayap cepat dari hati Sheng Meiyi.
Rasa sakit tadi sudah terasa tidak biasa, tapi otaknya sudah terlalu sakit sampai tak ada celah untuk berpikir.
Sekarang ditarik pelayan ini, sakitnya hampir membuatnya mati.
Baru menyadari, seluruh lengan kanannya tidak bisa digerakkan, sakitnya membuatnya tak ingin hidup lagi.
Tapi malah dia sama sekali tidak pingsan, harus menanggungnya dengan keras.
Meskipun ini posisi sudut taman, teriakan seperti babi disembelih ini tetap menarik perhatian banyak orang.
Kebetulan Sheng Ziyan ada di dekat sana, mendengar suara tadi langsung mengenali orangnya.
Wajahnya langsung dipenuhi kebencian, tapi Sheng Meiyi adalah orang yang dibawanya, tidak bisa diabaikan, akhirnya pasti akan kembali ke dirinya.
Dia melangkah besar mendekat, menggertakkan gigi marah, "Apa yang sebenarnya terjadi?"
Sheng Meiyi terus menangis tak henti, merintih sambil tersedu, "Kakak, sakit, sakit!! Sangat sakit! Tanganku patah, dilanggar perempuan itu sampai patah!"
Pelayan itu juga sudah berdiri di samping dengan wajah pucat ketakutan.
"Bukan, bukan aku, bukan aku!"
Dia hanya ingin membantunya bangun, sama sekali tidak mengerti mengapa begitu menyentuh lengannya, lengan itu langsung menjadi seperti ini.
“Guru, saat aku melihatnya, dia sudah dalam kondisi seperti ini.”
Sheng Ziyan melihat semakin banyak orang yang menoleh ke arah mereka, raut wajahnya semakin muram.
Sungguh memalukan!
Tanpa pikir panjang, dia langsung mengangkat Sheng Meiyi dari lantai dengan pelukan di pinggang, bertanya pada pelayan, "Tolong antar kami ke kamar."
“Sakit, sakit sekali!!”
Gerakan Sheng Ziyan mengangkatnya dari lantai juga tidak dilakukan dengan hati-hati.
Setelah diangkat, lengan Sheng Meiyi yang tidak bisa digerakkan terkulai secara tidak wajar, posisi terpelintir yang membuatnya semakin kesakitan hingga dahi berkeringat.
Butiran keringat besar mengalir dari dahinya, raut wajahnya pucat menakutkan.
“Kecilkan suaramu! Sungguh tidak berguna,” Sheng Ziyin membentak sambil segera membawanya pergi dari tempat umum.
Kemudian dibawa ke sebuah kamar tamu sesuai petunjuk pelayan keluarga Mohisme.
Sambil menunggu dokter, dia memeriksa bagian yang dikeluhkan Sheng Meiyi.
Tidak ada luka terlihat, kecuali kemerahan di pergelangan tangannya.
Begitu disentuh, Sheng Meiyi kembali menjerit.
Bahkan tenaganya sudah habis untuk berteriak, tapi rasa sakit tak tertahankan.
“Diam!!” Sheng Ziyan menghardik dengan wajah gelap saat melihat tak ada orang sekitar, “Aku mengajakmu karena masih ingin memanfaatkan wajahmu, bukan untuk membuat masalah dan aib. Orang yang melihat keributan tadi pasti mengira kau gila! Kalau masih berisik, pulang saja ke Kangcheng!”
“Kakak, aku difitnah orang!” Sheng Meiyi menangis tersedu-sedu, “Tanganku dipatahin orang, ada yang ingin celakakan aku!”
Sheng Ziyan memandangnya dengan penuh kebencian, “Tempat ini seperti apa, kau lebih paham dariku. Sifat aslimu pun tak perlu kujelaskan lagi. Mungkin ada orang yang menyakitimu tanpa alasan? Dari cara lukamu ini, pelakunya pasti bukan orang sembarangan, bahkan bisa saja membunuhmu langsung dengan tangan kosong. Tapi hanya membuat lenganmu terkilir, artinya mereka masih mengasihani.”
Soal membuat masalah, Sheng Meiyi juga tidak punya kemampuan membuat keributan besar, paling-paling cuma bikin orang jengkel.
Sheng Meiyi menggigit giginya, “Bukan, Kakak dengarkan aku. Itu perempuan di dekat Sheng Youran, perempuan itu pasti bermasalah.”
“Perempuan?” Sheng Ziyan mengerutkan alisnya.
Dia bisa langsung mengenali kondisi lukanya karena sebagai ahli waris Keluarga Sheng, dia pernah menjalani pelatihan khusus.
Tapi mungkinkah seorang perempuan punya kemampuan dan tenaga sehebat itu?
Tadi jaraknya dengan lokasi Sheng Meiyi tidak terlalu jauh, tapi sama sekali tidak ada gerakan mencurigakan.
Saat ada suara, yang ada di sebelah hanya seorang pelayan.
Ternyata pihak yang bisa dengan mudah melepas bahunya dalam sekejap itu adalah seorang perempuan.
“Itu perempuan yang selalu nempel sama Sheng Youran, dia juga menggoda Mo Shi!” Suara Sheng Meiyi serak karena terus menangis, “Aku benar-benar tidak buat masalah, pasti Sheng Youran yang menyuruhnya, dia itu pengawal Sheng Youran.”
Sheng Ziyan memikirkan kejadian yang baru saja terjadi, Sheng Meiyi hampir membongkar identitas asli Sheng Youran di hadapan banyak orang. Tidak heran kalau dia membenci Sheng Meiyi.
Jadi wajar saja kalau Sheng Youran ingin memberi pelajaran padanya, ini bukan hal yang aneh.
Lagipula status sebagai putri tertua keluarga Yun, siapa yang tidak ingin mempertahankannya?
Tapi Sheng Youran, dia juga cukup dipahami beberapa hal, tidak terlihat seperti orang yang akan bertindak begitu kejam dan tegas.
Dokter keluarga Mohisme segera masuk.
Bersamaan dengan itu, Mo Shi juga masuk.
Sheng Ziyan mengumpulkan kembali perasaannya, "Tuan Kedua, sungguh memalukan, ini kecelakaan kecil yang dialami adikku sendiri. Maaf merepotkan."
Sebelumnya Sheng Meiyi bilang, perempuan itu sedang menggoda Mo Shi.
Sebagai orang yang cukup memahami sepupunya ini, dia hampir mengerti alasannya.
Yang seharusnya menggoda Mo Shi adalah Sheng Meiyi sendiri, dialah yang sebenarnya punya bobot tertentu.
Air mata Sheng Meiyi masih terus menetes, dengan penuh kekecewaan berkata, "Perempuan itu telah meracuniku..."
"Meiyi!" Sheng Ziyan meninggikan suaranya, mencoba mengingatkannya.
Mo Shi tertawa rendah, melirik ke arah orang di ranjang, "Kecelakaan yang terjadi sendiri?"
"Ya, dia tidak sengaja." Sheng Ziyan langsung paham dari sikap Mo Shi bahwa Sheng Meiyi mustahil bisa mendapatkan keadilan di sini, "Tolong Tuan Kedua panggilkan dokter."
“Dirinya sendiri bisa sampai tidak sengaja membuat bahu terkilir, adikmu ini benar-benar berbakat alamiah.” Sorot mata Mo Shi yang seperti bunga persik memancarkan senyum, terlihat kilatan tajam, namun sudut mulutnya semakin melengkung, “Tapi, ada yang mengaku padaku.”
Sheng Ziyan menoleh ke arah depan pintu.
Di belakang Sheng Youran, masuk seorang perempuan cantik berbibir merah dengan gaun panjang hitam, kulitnya putih bersinar.
Berdiri di samping Sheng Youran, yang satu elegan lembut, yang lain seksi berbahaya, kontras yang mencolok.
Sheng Meiyi di ranjang berusaha mundur ketakutan, “Tidak, jangan mendekat.”
“Mo’er.” Mo Shi berkata penuh arti, “Kau yang mengenalinya.”
