Bab 519 Cahaya seperti ini benar-benar terlalu buram dan ambigu
Ye Mo Er menundukkan sorot mata.
Orang yang lebih tinggi 20cm darinya menghadang di depan. Tanpa menengadah, ia hanya bisa melihat dadanya.
Ada secercah ejekan di mata. Sungguh sulit sekali dihindari saat orang ini ingin melepaskan diri.
“Kau terlalu banyak berpikir, aku sudah bilang akan menepati janji. Kalau tidak, bukankah lebih mudah bagiku untuk pergi setelah sampai di Kota Hua? Orang-orangmu pikir bisa mengawasi Sheng Youran, tapi apakah mereka bisa menghalangiku jika aku benar-benar ingin pergi?” Saat Ye Mo Er mengangkat kepala kembali, sorot matanya berbinar dengan senyum manis, “Bahkan jika ketika waktu perjanjian kita habis, Sheng Youran belum pulang dan kau juga tidak muncul, aku tetap akan kembali untuk memastikannya langsung darimu.”
“Benarkah?” Suara datar yang membalas seolah tanpa riak.
Terhimpit di depan pintu oleh tubuhnya, Ye Mo Er menyandar di daun pintu sambil memiringkan kepala. Wajah manisnya menyungging senyum ambigu, “Meski aku terkejut kau datang sendiri, tapi pasti bukan karena mengira aku akan kabur. Ada keperluan apa? Tadi omonganku pada Mu Yibei tentang pembatalan kontrak dini hanya bercanda. Yang menyewaku bukan dia, sisa waktu ini aku tidak akan malas.”
Ye Mo melihat jam tangannya, “Ada urusan kecil.”
Ia berbalik menuju kamar di seberang koridor, menggesek kartu untuk membuka pintu.
Setelah mendorong pintu terbuka, bahkan tanpa menoleh ia melempar kalimat, “Masuklah.”
Ye Mo Er dalam hati memutar mata, selama dia bisa menahan diri untuk tidak ‘tidur’ dengannya, masuk kamar pun tak masalah.
Mengingat akhir-akhir ini dia sedang ‘berpuasa’, seharusnya tidak akan...
Dia menyusul, menyelipkan tangan tepat sebelum pintu kamar tertutup otomatis.
Ye Mo mengenakan jas hitam polos yang menegaskan postur tegapnya bagai mercusuar.
Cahaya lampu di kamar tidak terlalu terang, di luar jendela lantai ke langit terhampar kegelapan malam yang dihiasi gemerlap lampu kota.
Ye Mo Er tiba-tiba merasa bahwa pencahayaan seperti ini terlalu remang-remang dan ambigu.
Jari-jarinya mengetuk pintu dengan suara Prak! Prak! Prak!
Seluruh ruangan tiba-tiba terang benderang bak siang hari.
Saat Ye Mo berbalik, dia melihat perempuan itu masuk dengan santai lalu duduk di sofa tunggal terjauh darinya, "Bicaralah."
Pria itu tidak langsung menjawab, hanya menatapnya tajam.
Ye Mo Er mengenakan sweater merah muda pucat yang membuatnya terlihat tenang dan anggun, bertolak belakang dengan sifat aslinya.
"Ye Mo!" Sorot matanya tiba-tiba menatap tajam, meski senyuman masih mengembang di wajah, matanya sudah memberi peringatan untuk segera membahas urusan penting.
Ye Mo duduk di sofa dengan wajah dingin, "Mo Yuchen telah menemui Sheng Youran."
Ekspresi santai di wajah itu tiba-tiba berubah menjadi keterkejutan.
"Kau tidak tahu?" tanyanya datar.
Ye Mo Er mengangkat alis sambil menggeleng, "Aku benar-benar tidak tahu. Kapan itu terjadi?"
Sepertinya Ye Mo sudah memperkirakan reaksinya karena mengetahui keberadaannya.
"Tadi sore," jawab Ye Mo, "Kau tidak ada di sini."
Ye Mo Er menyangga dagu sambil mengerutkan kening, "Pantas saja aku tidak tahu."
Pantas pula Sheng Youran tiba-tiba menyuruh mereka kembali.
“Tunggu, bukankah itu waktu Mu Yibei di sini?” Ye Mo Er langsung sakit kepala, “Kenapa dia tidak mengamuk kali ini?”
Suara lelaki terdengar datar, “Karena dia belum tahu. Sebelum Yibei datang, dia naik dua kali pesawat berturut-turut. Dia tidak pernah tidur dengan di pesawat. Kutebak setelah turun pesawat sampai di sini, dia langsung istirahat. Kau dan Black Eagle bawa Xingbao dan Lingxi keluar, Sheng Youran yang nganggur pergi ke kasino.”
Ye Mo Er: “……”
“Belakangan ada sedikit masalah, dibawa orang kasino untuk diselidiki, sampai mengganggu pihak atasan.”
“Mo Yuchen ada di sini.” Ye Mo Er langsung paham mendengar ini, dia sangat tahu proyek seperti apa yang dikelola Mo Yuchen.
Ye Mo memandangnya dingin, “Sebelum ke sini, tepatnya setelah Yibei menyerahkan transaksi Shen Qing padanya, dia mengirimkan penawar untuk ingatan Sheng Youran yang hilang.”
Ye Mo Er yang pernah membantu investigasi Sheng Youran justru tak tahu sama sekali, “Bukannya kalian hanya menemukan seorang doktor yang sangat ahli di bidang ini? Sekarang penawarnya sudah didapat?”
“Baru saja obat aslinya selesai diriset, penawar langsung diperoleh. Sekarang sudah mulai diuji, kondisinya sangat stabil. Tapi, satu-satunya obat yang dipakai untuk eksperimen masih perlu waktu sampai Doktor Rong membuat ulang penawarnya...”
Ye Mo Er tertawa, “Mau minta satu lagi darinya? Yibei tahu tidak?”
“Menurutku Yibei tidak perlu tahu detail urusan ini.” Ye Mo berkata dengan nada datar, “Terutama dalam kondisi seperti ini. Saat bertransaksi dengan Mo Yuchen, dia tidak terlalu senang dan malah menyuruh Su An'an mendekati Mo Yuchen lagi.”
“Kau menyuruhku menemui Mo Yuchen untuk mengambil penawar?”
Jika ingin mengambil penawar dari tangan Mo Yuchen tanpa sepengetahuan Mu Yibei, alasan Ye Mo memberitahunya sekarang pasti hanya itu.
“Hm.” Ye Mo mengangguk, “Bukan cuma ambil penawar, sekalian beri tahu dia jangan berbuat hal tidak rasional.”
“Contohnya, dia tidak pantas muncul di hadapan Sheng Youran? Atau jangan coba-coba memanfaatkan Sheng Youran?” Ye Mo Er menyilangkan kaki dengan ekspresi penuh arti, “Entah kenapa, mungkin karena akhir-akhir ini aku malas berpikir, tapi kurasa kalian mungkin terlalu paranoid.”
Ye Mo tidak menjawab.
“Baik, aku berangkat sekarang.”
Ye Mo Er langsung berdiri dari sofa mewah tanpa menunda sedetik pun.
Jika Mu Yibeu sampai tahu urusan ini, hanya Tuhan yang tahu apa yang akan dipikirkannya.
Meski situasi Mo Yuchen dan Ye Yunting sangat berbeda, tapi bagaimanapun itu adalah kakak tirinya seayah. Hubungan mereka tidak hanya karena seorang Sheng Youran.
“Mo Er.” Suara Ye Mo menghentikan langkahnya yang baru beberapa meter.
“Ada perintah apa?” jawabnya dengan malas-malasan.
“Aku akan mengirim orang bersamamu, dia tidak datang sendirian.” Ye Mo menurunkan suaranya, “Aku belum tahu tujuan Yibei mengirimnya ke sini. Sejauh ini tidak ada hubungan dengan kita, jadi jangan ikut campur. Tapi orang-orang yang datang bersamanya bukan orang biasa. Tidak mudah bagimu untuk mendekatinya.”
Ye Mo'er hanya mengucapkan "Oh" dengan santai, tidak menunjukkan niat untuk berhenti.
“Mo'er, aku tidak sedang menakut-nakutimu!”
Ye Mo'er akhirnya berbalik dengan pasrah, “Aku bisa menilai risikonya sendiri. Peringatanmu sudah kuterima. Tapi aku biasa bekerja sendiri, tidak perlu dikirim pendamping.”
“Aku akan mengirim orang bersamamu!” Ye Mo mengulang perlahan dengan nada yang tak terbantahkan.
*
Kediaman Keluarga Rong bersinar terang oleh lampu-lampu.
Mobil Mu Yibei tiba di depan rumah Rong. Kepala Rumah Tangga sendiri yang membuka pintu.
“Ibu, aku sangat gugup.” Sanbao menekan jantung kecilnya, berkedip-kedip dan berbisik pada Sheng Youran, “Apakah Siqing Kakak akan tetap tidak keluar bahkan untuk makan?”
Erbao menyela, “Sulit diprediksi. Katanya dia tidak pernah ikut acara keluarganya sendiri.”
