Bab 522: Ke sini, aku mau memelukmu
Saat ini bukan lagi soal siapa yang bertanggung jawab, ini murni kecelakaan.
Dia hanya bisa menyimpulkan, jika tidak datang ke sini, mungkin kecelakaan ini tidak akan terjadi.
"Sekarang baru tahu salah? Hm?"
Sheng Youran mengangkat wajah, bulu matanya basah oleh air mata, bola mata berkabut.
Di depan Sanbao masih bisa kuat, tapi setelah keluar baru merinding membayangkan.
Mu Yibei mengusap air matanya, "Aku mau mandi dulu, kamu tidurlah."
Sheng Youran menggelengkan kepala, masih memeluknya erat.
"Mandinya nanti saja, lagipula kamu sudah tidur lama tadi." Dengan keras kepala dia merangkul pinggang pria itu, wajah masih menempel di dada.
“Sarafnya tegang terus sejak tadi, tidak ada sekelirik pun yang rileks.”
“Baru merasa sedikit tenang ketika melihatnya.”
“Sheng Youran seluruh tubuhnya terbungkus aroma segar dan harum darinya, perlahan mulai rileks.”
“Mu Yibei bersandar di pintu, menunduk memandang keteguhannya.”
“Sungguh jarang dia bersikap manja seperti ini. Meski selalu menganggapnya perempuan lemah, tapi jarang sekali dia benar-benar bergantung padanya.”
“Tangannya mengelus rambutnya ke bawah, dia menikmati kedamaian saat ini, terutama dibandingkan keadaan tadi.”
“Tak ada yang lebih penting dari keselamatan mereka.”
“Tapi, Youran.” Setelah beberapa saat, Mu Yibei menunduk lagi, “Apa tidak membosankan hanya memelukku saja?”
“……”
“Lakukan hal lain...”
“Belum selesai bicara, Sheng Youran tiba-tiba melepaskan pelukannya.”
“Dia masuk kamar tanpa menoleh, ‘Kamu mandi saja dulu.’”
“Lakukan hal lain?”
“Apa lagi yang ada di otak pria itu?”
“Padahal siang tadi sudah dilakukan, benar-benar serigala yang tak bisa dikenyangkan! Tapi dia pasti lelah!”
“Sheng Youran langsung menyelusup ke dalam selimut begitu masuk kamar, menarik napas dalam-dalam.”
“Saat sedang memeluk selimut, pria itu masuk ke kamar.”
“Bunyi tali pinggang tercabut disertai suara beratnya tertawa, ‘Kalau takut jangan tinggal sendirian. Mau mandi lagi? Hm?’”
“Sheng Youran langsung menundukkan kepala ke dalam selimut...”
“Awalnya sebenarnya dia tidak mengantuk, meski waktu sudah sangat larut, tapi kejadian tadi telah membuatnya ketakutan sampai tidak ada sedikit pun rasa kantuk.”
“Berbaring di sini hanya untuk sementara menghindarinya, tapi dia tidak menyangka setelah rileks, di ranjang dia malah tertidur dengan cepat.”
“Tidak seperti Mu Yibei yang masih bermasalah dengan perbedaan waktu, dia sendiri sudah tidur sampai pagi, jadi wajar jika mengantuk di jam seperti ini.”
“Tapi ketika dia bangun, masih sangat pagi.”
“Sheng Youran mengalami mimpi buruk, saat duduk tegak dari ranjang punggungnya basah kuyup keringat dingin.”
“Setelah meraba-raba menyalakan lampu meja, barulah disadari seisi kamar hanya ada dirinya sendiri.”
“Jam di kepala tempat tidur menunjukkan pukul tiga pagi.”
“Dia mencari ponselnya, hendak menelepon Mu Yibei, saat sudut matanya menangkap sosok di balkom.”
“Sebagian besar cahaya dalam ruang terhalang gorden, balkom masih diselimuti kegelapan malam.”
“Tubuh jangkung lelaki itu tegak berdiri, di tangannya tampak ada sedikit percikan api.”
“Sheng Youran menggosok matanya, memastikan yang dilihatnya bukan halusinasi, lalu membuka selimut dan turun ranjang memakai sandal jepit.”
“Kesepian tengah malam membuat bahkan desahan napas terdengar jelas.”
“Tak ada secuil kebisingan.”
“Dia menarik pintu balkom terbuka, melihat profilnya yang menyatu dengan kegelapan di luar tanpa sumber cahaya.”
“Kamu... tidak bisa tidur?”
“Suara yang keluar masih membawa sisa serak dan samar dari kantuk yang tersisa.”
Asap perlahan menyebar dari sekitar wajahnya, seolah melunakkan garis-garis tubuh yang semula keras dan dingin.
"Aku tidur terlalu lama siang tadi. Kamu bangun agak awal, mimpi buruk?" Mu Yibei melirik.
Dia sudah berdiri cukup lama di sini.
Dalam keheningan selama beberapa jam ini, sudah benar-benar tenang.
Awalnya juga sempat berpikir untuk kembali berbaring di ranjang.
Tapi ingat ketakutan yang tadi terlihat pada wajahnya, serta tidurnya yang sekarang begitu nyenyak, untuk sementara tidak ingin membangunkannya.
"Hm... mimpi buruk."
Mu Yibei memadamkan rokok, awalnya ingin menyuruhnya kembali tidur, kemudian berpikir lagi dan melambaikan tangan, "Ke sini, aku ingin memelukmu sebentar."
Sheng Youran segera mendekat, memeluknya erat.
Gerakan ini membuat jantungnya bergetar halus, sudut bibirnya sedikit melengkung.
Kedua tangannya melingkari tubuhnya, menunduk mencium dahinya, "Mimpi buruk tentang apa?"
Sheng Youran menutup mata, menggelengkan kepala, "Tidak ingin bercerita."
Yang dimimpikan bukan hanya saat dia tidak bisa menemukan anaknya, tapi juga saat Ye Yunting lagi-lagi membawanya pergi secara paksa, tanpa bisa menemukannya.
Membahas hal ini hanya akan membuatnya tidak senang, dan dia benar-benar tidak punya tenaga untuk menjelaskan apapun saat ini.
"Tidak mau cerita ya sudah." Mu Yibei tidak memaksa, yang penting sudah bangun dari mimpi buruk, tidak perlu mengingatnya lagi.
“Yibei…” Sheng Youran yang awalnya menunduk, membuka sedikit celah matanya, menghirup aroma tembakau bercampur mint dari tubuhnya, “Ayo kita pulang, tidak ingin di sini lagi.”
Tidak hanya tidak ingin dua anak berada di tempat duduk berbahaya ini, pikirannya juga gelisah karena keberadaan Mo Yuchen di sini.
“Ayo kita pulang, setuju?”
“Sudah kubilang tidak akan ada masalah, Hm?” Mu Yibeu menunduk, menatap sorot matanya, “Ada yang ingin kau katakan?”
Sheng Youran ragu beberapa saat, “Kemarin di kasino, aku bertemu seseorang. Dia mengaku sebagai Mo Yuchen.”
Sorot mata Mu Yibeu tiba-tiba mengerut.
“Saat aku dibawa masuk untuk diselidiki, Mo Yuchen sebelumnya juga tidak tahu, setidaknya itu yang dia katakan. Tapi dia tidak bicara banyak, hanya bertanya apakah aku baik-baik saja sekarang.” Sheng Youran perlahan mengangkat kepala, “Aku tidak sengaja menyembunyikan ini darimu, hanya tidak tahu apakah ini ilusi, merasa mungkin dia tidak punya niat buruk. Setelah kejadian-kejadian ini, aku juga tidak ada kesempatan untuk menyebutkannya.”
Mu Yibeu yang tertegun sejenak, mengaitkan beberapa helai rambut di dahinya ke belakang telinga.
Entah mengapa, karena diamnya, Sheng Youran mulai gugup.
Untuk sementara, dia masih sama sekali tidak bisa memprediksi pikiran dan kecerdikannya.
“Aku tahu.” Mu Yibeu menjawab santai, “Mungkin dia memang tidak punya niat buruk padamu.”
Sheng Youran menatapnya tanpa berkedip, tampak terkejut dengan reaksinya.
Sepertinya ada yang tidak beres…
“Yibei… Kau benar-benar tidak emosi memuncak?”
Mu Yibeu meliriknya sekilas, "Sudah kukatakan, dia tidak punya hubungan seperti itu denganmu. Untuk apa aku marah? Sheng Youran, aku bukan orang yang tak bisa membedakan benar salah. Urusanku dengannya adalah urusan kami berdua, tidak akan menyangkutmu. Selama dia tidak memanfaatkanmu, aku juga tidak akan cemburu tanpa alasan."
"Oh, jadi sebelumnya kamu cemburu?"
Raut wajahnya mendung, menyeringai dingin namun berbicara lembut, "Kamu menyembunyikan lelaki yang punya pikiran nakal padamu di kamarmu, menurutmu pantaskah aku sama sekali tidak bereaksi?"
Sambil berkata demikian, dia sengaja melepaskan pegangannya.
Meski urusan itu sudah berlalu, namun ketika diungkit kembali, hatinya tetap dipenuhi kegelapan yang tak terungkapkan.
"Benar-benar maaf." Sheng Youran mendekatkan diri dan memeluknya, "Yibei, aku dan dia tidak pernah terjadi apa-apa. Jangan marah lagi, ya?"
