Bab 532: Punya istri ngapain tidur sendiri?
Saat mendengar tiga kata pertama, reaksi Mo Shi masih terlihat tenang.
Begitu sampai kalimat "mungkin selamanya tidak akan ada", Mo Shi langsung spontan bertanya, "Kamu memecatnya?"
“Tentu saja tidak, ini rumit untuk dijelaskan. Singkatnya, kamu tidak perlu menanyakan hal ini lagi. Sekarang dia bukan pengawalku lagi, dan aku juga tidak tahu keberadaannya. Soal nomor telepon, aku tidak pernah tahu nomornya.”
Mo Shi terdiam lama, “Kukira kalian adalah teman...”
Suara Sheng Youran terdengar melankolis, “Seharusnya kami berteman, tapi karena alasan khusus, dia tidak pantas berteman denganku. Saat menggunakan ponsel pun, dia selalu pakai nomor sementara tanpa nomor tetap, tidak perlu memberi tahu siapa pun. Jika perlu menghubungi seseorang, dia akan mengontak sendiri.”
“Benar juga.” Mo Shi sepertinya berpikir keras, “Memang kamu tidak pantas punya teman seperti dia.”
Dia saja dilarang berinteraksi lebih dengannya, apalagi Sheng Youran.
“Kalau begitu,” nada bicara Mo Shi menjadi resmi, “jika aku ingin merekrutnya, bagaimana cara menghubunginya?”
Sheng Youran balik bertanya, “Menurutmu apakah pihak yang merekrutnya akan menyuruhku menyampaikan padamu? Atau kau pikir aku tahu cara merekrutnya?”
Mo Shi di ujung telepon terdengar kesulitan.
Dia menduga yang merekrut mungkin Mu Yibei. Mengingat hubungan Mu Yibei dengan keluarga Mo sekarang, mustahil mengharapkannya membocorkan informasi sekecil apapun.
Sheng Youran yang ingatannya tidak lengkap ini, sekarang tak beda dengan orang polos, tentu juga tidak mungkin tahu.
Saat alis Mo Shi semakin berkerut, terdengar petunjuk dari telepon, “Kalau Tuan Kedua Mo benar-benar ingin tahu, kurasa tidak sulit, bukan?”
“Aku tahu maksudmu, kalau dia mau menerima misi, pasti tidak benar-benar membuat orang tidak bisa menemukannya. Aku juga bisa mencari tahu lewat saluran lain, kau pikir aku belum mencoba? Sekarang kondisinya sedang tidak bisa dihubungi.”
Sheng Youran berpikir sejenak, “Hm, akhir-akhir ini dianggap selesai. Dia baru saja terluka, pasti butuh waktu untuk istirahat. Jika ada urusan, setidaknya tunggu beberapa bulan baru coba hubungi dia.”
Ye Mo Er bilang berencana keluar dari pekerjaan ini, tapi dia juga tidak terlalu yakin.
Tapi selama dia masih punya niat itu, Mo Shi jelas pilihan yang paling bisa dipercaya.
Dia akan menawarkan harga tinggi, dan tidak akan menyuruhnya melakukan misi berbahaya.
Hanya masalah apakah Ye Mo Er mau atau tidak, itu prinsip Ye Mo Er sendiri.
“Dia terluka?” Suara Mo Shi tiba-tiba meninggi, nadanya berubah, “Butuh beberapa bulan untuk istirahat, lukanya parah?”
Sheng Youran membenarkan, “Seberapa parah tergantung daya tahan tubuhnya, dan apakah dia cukup istirahat selama ini.”
Selama ini dia juga harus menghalau Ye Mo agar tidak ketemu, orang yang membawanya pergi juga belum tentu bisa merawatnya dengan baik.
Meski waktu itu dia berhasil merebut Sanbao dari tangan R, tapi diam-diam dia tanya Sanbao yang bilang Ye Mo Er saat itu terluka.
Sulit juga menebak seperti apa R sebenarnya, apakah kondisinya sekarang baik-baik saja.
“Sebenarnya apa yang terjadi?”
“Tuan Kedua Mo, aku tidak tahu. Saat dia terluka, aku tidak ada di sana. Tapi jika kau berkesempatan menghubunginya, sampaikan agar dia istirahatlah dengan baik.”
Setelah telepon ditutup, Sheng Youran melihat pelayan telah menunggu cukup lama di kejauhan.
"Nyonya, Tuan Mu meminta Anda naik ke atas." kata pelayan, "Dan sup penenang yang Anda pesan tadi, sudah saya bawa untuk Tuan Mu minum."
Sheng Youran mengangguk lalu berdiri.
Dia tidak yakin apakah Mo Shi bisa menemukan Ye Mo Er, menurut dugaannya kemungkinan besar tidak akan ketemu dalam waktu dekat ini.
Tapi jika Ye Mo Er membutuhkan bantuan akhir-akhir ini, selain Mo Shi, dia tidak bisa memikirkan orang lain yang lebih mungkin membantu.
Mu Yibei yang sudah mandi terbaring di ranjang, setelah menunggu sepuluh menit lebih tanpa tanda-tanda kedatangannya, mulai tidak sabar.
Saat akhirnya melihatnya mendorong pintu, matanya menatap tajam tanpa berkedip, "Kau mau membuatku menunggu sampai kapan?"
"Tuan Mu." Sheng Youran merasa bingung menghadapi sikap keras kepalanya, "Anda harus tidur. Tadi di pesawat Anda terus bekerja, tidak merasa lelah?"
Lelaki itu tetap menatapnya dalam-dalam, "Ke sini, temani aku tidur."
"Kamu tidak bisa tidur sendiri? Kamu ngantuk, tapi aku tidak." Dia menunduk melihat bajunya, "Lagipula aku masih harus mandi. Kalau menunggu terlalu lama, lebih baik tidur sendiri saja."
"Kenapa harus tidur sendiri kalau punya istri?" Mu Yibei kesal, melempar majalah yang tadi dibaca-bacanya, "Cepatlah mandi."
"Kalau begitu tunggulah." Sheng Youran mengambil baju dan masuk ke kamar mandi tanpa menoleh sekalipun.
Kelelahan di matanya sudah sangat jelas, terus dipaksakan sendiri.
Jika malam datang lebih lambat, mungkin dia sudah tertidur sendiri.
Sheng Youran berendam di bak mandi, seluruh tubuhnya rileks.
Saat hendak berlama-lama berendam, tiba-tiba ingat ekspresi Mu Yibei yang menatapnya tadi.
Jangan-jangan kalau dia tidak keluar, dia benar-benar tidak mau tidur?
Alisnya semakin berkerut, akhirnya memilih mandi cepat dan keluar dari kamar mandi mengenakan piyama.
Kamar masih gelap, sunyi senyap.
Lampu sengaja dimatikan sebelum mandi agar dia tidak terganggu cahaya, sampai sekarang belum dinyalakan kembali.
Diduga Mu Yibei sudah tertidur, dia membuka selimut dengan hati-hati dan masuk.
Belum sempat berbaring, punggung tangan menyelinap dari belakang menariknya ke dada, lalu dengan gerakan tegas dan cepat membalutnya dengan selimut.
Kehangatan dada menempel di punggung, Sheng Youran seluruhnya terpeluk dalam dekapan.
Mu Yibei tidak bicara, setelah semuanya selesai, desahan di belakangnya pelan-pelan menjadi stabil.
Hampir saja dikira sedang tidur berjalan sambil menunggunya...
*
Dua hari setelah kembali ke London, Erbao dan Sanbao sudah dikirim ke sekolah.
Kunjungan Mu Yibei awalnya untuk kerja sama bisnis layaknya dinas luar kota, tiba-tiba berubah rencana karena Sheng Youran ke Kota Hua, menunda kerja sama seminggu.
“Markas besar Grup Mu masih berada di Kota Suci, maksudnya dia bisa ikut pulang bersamanya.”
“Dan dua anak juga bisa mengurus prosedur pindah sekolah, tidak perlu terpisah hanya demi sebuah akademi bangsawan.”
“Tapi satu-satunya masalah adalah Keluarga Yun, alasan Sheng Youran sebelumnya enggan ke Kota Suci.”
“Saat Mu Yibeu pertama menemukannya, dia masih dalam kondisi baru saja diakui Ayahnya. Sulit baginya memenuhi permintaan suami yang baru dikenalnya untuk kembali ke Tanah Air.”
“Bolak-balik dua kota sangat sulit. Fondasi Keluarga Yun ada di London, sementara Yun Qiuyuan sementara tidak memiliki ahli waris, mustahil bisa pergi jauh ke Kota Suci.”
“Tapi setelah diculik Shen Qing hingga sekarang, perasaannya dengan Mu Yibeu sudah jauh melampaui hubungan dangkal sebelumnya.”
“Kakak perempuan, Direktur Yun sedang menunggumu.”
“Setelah mengantar dua anak ke sekolah, Sheng Youran pergi ke Grup Yun untuk menemui Yun Qiuyuan.”
“Yun Wei berjalan menyusuri koridor dari arah kantor.”
“Riasan wajahnya sederhana, rambut panjang bergelombang terjuntai di bahu, terlihat sedang dalam suasana hati yang baik.”
“Kakak, katanya baru saja liburan ya.” Yun Wei membawa tas tangan bergaya, tersenyum ramah sambil berbicara santai.
“Sheng Youran meliriknya tanpa berniat berhenti berjalan, "Hm, baru saja kembali."”
“Tunggu.” Yun Wei tertawa rendah, kembali menahan langkahnya, dengan keyakinan seolah telah menemukan sesuatu, “|kakak, ada hal yang ingin kubicarakan denganmu, jika kamu punya |waktu.”
