Bab 534 Dia mendengar sebuah kata "Pergi!!" yang tegas dan jelas.
"Aku benar-benar tidak sengaja. Kak, wajahmu mirip sekali dengan Kakak Yunna, jadi tadi aku mengira kau adalah Kakak Yunna." Nada bicara Yun Wei penuh penyesalan, tapi bola matanya terus berpindah-pandang antara mereka berdua, "Sungguh maaf, Kakak Mo Qing. Aku akan lebih berhati-hati bicara nanti."
Yun Wei menunduk, kilatan kebencian terlihat di dasar matanya.
Setelah keheningan sejenak, dia mendengar sebuah kata "Pergi!!" yang tegas dan jelas.
Yun Wei mengangkat kepala dengan terkejut, "Kakak Mo Qing, kamu... kamu bilang apa?"
"Pergi dari hadapanku, aku tak ingin mengulanginya." Suara Mo Qing yang tenang namun jelas, diucapkan perlahan kata demi kata.
Kedinginan dalam sorot matanya yang tenang membuat Yun Wei merasakan hawa dingin yang mengerikan di dasar hatinya.
Dia mundur beberapa langkah terburu-buru, wajahnya pucat memandangi Mo Qing.
Lelaki ini benar-benar sedang murka.
Seseorang yang jarang marah, justru terlihat paling menakutkan ketika kemarahannya tersembunyi di balik ketenangan seperti ini.
Tanpa berkata apa-apa, Yun Wei melirik Sheng Youran lalu pergi dari kedai kopi.
“Maaf, Yun Wei sejak kecil memang tidak mengerti sopan santun.” Suara Mo Qing sudah tidak terdengar kemarahan sesaat tadi, kembali ke sikap anggunnya yang biasa, "Jika dia ingin mengatakan sesuatu padamu nanti, kamu tidak perlu mendengarkan sepatah kata pun."
Tatapan Sheng Youran beralih dari punggung Yun Wei, "Sebelumnya dia terlihat seperti punya sesuatu untuk dibicarakan, tidak apa-apa mendengarnya. Aku punya penilaian sendiri. Jika yang dia katakan punya tujuan lain, aku takkan menuruti keinginannya. Hanya saja jika dia benar-benar memusuhiku, sebenarnya itu wajar."
Tidak ada yang mau setelah bertahun-tahun berjuang, akhirnya mengira diri menjadi satu-satunya putri, tiba-tiba muncul putri haram yang lebih dimanjakan dan bisa menguasai seluruh harta keluarga.
Terutama seperti yang pernah dikatakan Ye Mo Er, kematian Yunna di masa lalu kemungkinan besar terkait dengan Yun Wei.
Dugaan adalah dengan menyewa pembunuh bayaran untuk membuat kejadian tak terduga yang diskenariokan sangat sempurna.
"Pokoknya dengarkan aku, dia mencari kamu pasti bukan untuk hal baik." Mo Qing memesan dua cangkir kopi, menyerahkan satu padanya, "Dengar dari Paman Yun, kamu berencana meninggalkan London?"
"Kurang lebih, masih ragu-ragu sementara." Sheng Youran menerima kopi, "Tapi, Ayah sepertinya..."
Pembicaraan tadi tidak membuahkan hasil.
Meski Yun Qiuyuan tidak berkata apa-apa, sorot mata penuh kekecewaan dan kesedihan yang jelas membuatnya juga tidak bisa bersikap tegas, tetap menggunakan nada bertukar pendapat.
Dan saat ini bahkan ide ini belum pernah dia sampaikan pada Mu Yibei.
Mo Qing menunjuk ke arah tempat duduk tidak jauh darinya, lalu pergi duduk, "Baik aku maupun Paman Yun sama-sama tahu sebenarnya kamu tidak terlalu memedulikan saham Grup Yun maupun harta warisan Keluarga Yun, bahkan dalam kondisi ingatanmu yang belum pulih sekalipun."
Orang yang belum pulih ingatan, di dalam hati akan selalu merasa tidak memiliki keterikatan terhadap siapa pun karena ketidaktahuan akan masa lalunya.
Mengesampingkan dirinya, Yun Qiuyuan sebagai ayah telah memasuki dunia Sheng Youran lebih dulu daripada Mu Yibei, ditambah lagi dengan dasar ikatan keluarga dan hubungan darah.
Dulu, meski sadar akan identitasnya, mereka tidak memberitahu Mu Yibeu, justru memintanya untuk mengakui ayah ini terlebih dahulu... Pertimbangan ini juga termasuk di dalamnya.
Tapi sekalipun demikian, rupanya bobotnya masih kurang.
Jika suatu hari nanti ingatannya pulih, kemungkinan besar orang-orang dan hal-hal di sini bisa dengan mudah dilepaskan olehnya.
"Tuan Mo." Sheng Youran tersenyum, menyesap kopinya, "Ini tidak ada hubungannya dengan apakah ingatanku pulih atau tidak. Aku baru beberapa bulan mengenal Ayah, statusku hanyalah putri haram. Segala yang dimilikinya ini, memang ku terima dengan rasa gelisah."
"Paman Yun tahun ini baru berusia lima puluhan. Secara normal, cukup membuat surat wasiat saja. Sebenarnya tidak perlu terburu-buru mengakuimu lalu memaksamu masuk ke Grup Yun." Mo Qing ragu sejenak sebelum melanjutkan, "Secara kasat mata, dia masih bisa memimpin Grup Yun belasan tahun lagi. Tahukah kamu mengapa tindakannya sekarang terkesan terburu-buru?"
Sheng Youran menggelengkan kepala, “Dia sepertinya tidak terlalu ingin aku pulang ke Tiongkok, jadi aku juga tidak memberikan jawaban pasti. Aku baru saja mengenalnya, tentu tahu karena alasan ibuku, dia ingin memberikan kompensasi sebanyak mungkin untuk ikatan keluarga ini. Jika kami terpisah jarak secepat ini, waktu bertemu nanti akan sangat sedikit…”
Mo Qing menatapnya, beberapa kali bibirnya bergerak, akhirnya hanya berkata, “Memang begitu. Dia merasa sangat bersalah kepada ibumu, ibumu juga orang paling penting dalam hidupnya, jadi kau pun menjadi putri paling berharga baginya. Dia terlalu terburu-buru ingin membuktikan dan memberikan kompensasi.”
“Hanya karena ini？”
Mo Qing menyentak bibirnya, memalingkan pandangan, “Hm. Mungkin masih khawatir, kau tidak ingin mengakuinya sebagai ayah. Dulu kau sama sekali tidak tahu eksistensinya, perasaanmu pada orang tua aslimu sangat dalam, ayahmu juga selalu baik padamu. Jadi jika ingatanmu pulih, mungkin ayah kandungmu ini akan semakin tak berarti. Dengan pulang ke Tiongkok, mungkin kehadiranmu sebagai putri hanya sekadar pelengkap baginya.”
Sheng Youran menopang kepala dengan kesal, “Aku akan pikirkan lagi, aku juga berharap ada metode yang menguntungkan kedua pihak. Tapi kurasa, meski ingatanku pulih, tidak akan ada perubahan. Lagi pula kedua orang tuaku sudah tiada, sekarang dia bisa dibilang kerabat tersisa satu-satunya.”
Begitu ucapannya selesai, ponselnya menyala.
SMS dari Mu Yibei.
“Ada apa?” Mo Qing memperhatikan perubahan subtle pada ekspresinya saat melihat ponsel.
“Tidak ada.” Sheng Youran menyungging senyum tipis, “Yibei, dia datang menjemputku.”
"Pergi!!" Mo Qing mengangkat alis, "Kalau dia melihatku, suasana hatinya mungkin akan buruk lagi."
Dia melirik ke luar jendela lantai ke langit, Ternyata benar melihat mobil di bawah Gedung Grup Yun.
"Terima kasih untuk kopinya." Sheng Youran tersenyum sambil berdiri, langkahnya dipercepat menuju pintu.
Mo Qing mengangkat cawan anggur ke mulut, menyesap perlahan.
Saat melirik, melalui kaca terlihat Sheng Youran berjalan menuju Bentley hitam yang tak jauh.
Beberapa kali ragu-ragu, akhirnya karena Paman Yun memutuskan tak mengungkapkannya.
Paman Yun tak punya banyak waktu lagi untuk bertahan.
Untuk menstabilkan harga saham dan pemegang saham perusahaan, hal ini sementara hanya diketahui dokter dan dirinya.
Tapi untuk Sheng Youran, dia juga belum berniat memberitahu sementara ini.
Mo Qing menyipitkan sorot mata, teringat Yun Wei tadi.
"Tuan Besar, memang terbongkar bahwa akhir-akhir ini yang mencoba menyuap dokter Tua Yun untuk mengetahui kondisinya adalah Nona Yun Wei."
Mo Qing memegang ponsel, mendengarkan lalu mengangguk, menutup telepon.
*
"Kenapa kamu datang pagi-pagi begini." Sheng Youran masuk mobil, melihat waktu, "Bukannya kamu masih ada negosiasi bisnis di sini?"
Mu Yibeu meletakkan data di samping, "Pihak lain ada urusan mendadak, membatalkan acara makan siang. Kamu lari ke sini buat apa? Ayahmu itu mencari kamu untuk urusan apa?"
"Karena sudah kembali, aku mampir menjenguknya. Dulu aku pernah berjanji akan bekerja di Grup Yun, sayangnya selalu tertunda."
Dia menariknya mendekat, sorot mata agak suram, "Kamu masih belum menyerah dari rencana itu?"
