Bab 545 Dia terkejut membaca judul berita
“Lelucon ini sama sekali tidak lucu.”
"Tutup" adalah istilah dalam permainan mereka yang biasanya tidak digunakan untuk hal seperti ini.
Tapi muridnya orang asing yang tidak terlalu menguasai bahasa Mandarin, ini pun dia yang mengajarkannya. Muridnya mungkin tidak paham apakah penggunaan katanya tepat.
Suara muridnya penuh kesedihan, "Ini bukan lelucon, ini benar. Kami baru dapat kabar terbaru, jet pribadi yang menuju Kota Hua jatuh. Tim penyelamat sudah dikerahkan, tapi dengan cuaca seperti ini di tengah laut, jangan terlalu berharap. Beberapa jam lagi mungkin beritanya akan muncul. Aku khusus menyelidiki, ini benar-benar temanmu."
Erbao perlahan duduk kembali, matanya tak berkedip menatap layar laptop tanpa bicara.
Muridnya adalah orang paling tidak suka bercanda di Tianzhu, sehari-harinya cuma hacker pria rumahan yang pendiam, selain main game tidak punya hobi lain.
Kalau dia sudah bilang begitu, berarti itu kebenaran.
Dia benar-benar tidak percaya...
Bagaimana mungkin?!
Bukankah target mereka cuma Rong Sibai?
Mengapa Ayah Rong Siqing harus mengirimnya kembali ke Inggris? Kalau dia tidak dipulangkan, mungkin ini tidak akan...
Kepalan tangan Erbao menggenggam erat.
Braak! Ditimpukkannya ke meja.
“Shifu, tenanglah.”
Pintu kamar tiba-tiba terbuka. Sanbao masuk dan kebetulan mendengar suara kerasnya, "Hei, Kakak kenapa?"
Erbao masih mengepalkan tangannya di meja, berkata dengan tenang, "Tidak apa, baru saja kalah satu ronde."
Sanbao menyeringai, "Kalah ya sudah."
"Aku sedang sibuk sekarang. Keluarlah dulu. Bukannya kau bilang mau tidur dengan Ibu malam ini?"
"Aku... aku mau tanya sesuatu. Kakak, Kakak Siqing dia..."
Erbao langsung berdiri sebelum dia selesai bicara, sambil melepas headphone dari kepalanya.
"Aku benar-benar sibuk sekarang. Urusan Rong Siqing, lain kali kita bicara lagi."
Sanbao memandangnya dengan tatapan bingung, "Oh, kalau begitu aku pergi dulu."
Kakaknya sangat aneh.
Sejak kecil dia tidak pernah dimarahi kakaknya, tapi kalau kakaknya ada urusan penting, dia juga tidak akan merepotkan.
Sanbao menutup pintu. Erbao menghela napas lega, duduk kembali dan mengenakan headphonenya.
"Berita ini bisa dicegah?" Erbao bertanya dengan raut wajah tegang.
Muridnya terkejut, "Kecelakaan pesawat pasti akan diberitakan seluruh dunia. Kau mau mencegahnya?"
"Adikku tidak melihatnya saja sudah cukup."
“Mungkin agak sulit, urusan seperti ini tidak bisa diselesaikan hanya dengan menghack server. Terlalu banyak media yang akan melakukan peliputan. Jika semua server dihack, sebenarnya bukan tidak mungkin, tapi... bukankah ini terlalu mencolok? Orang lain belum tentu menganggap ini sebagai kebetulan, apalagi percaya ini hanya untuk menyembunyikan dari adikmu.” Murid itu menganalisis, “Shifu, tindakanmu ini justru akan mengganggu penyelidikan.”
Erbao memeluk kepalanya dengan kedua tangan, mencoba tenang dan berpikir. Perkataan itu memang benar.
Kecelakaan pesawat pasti akan diselidiki penyebabnya.
Masih ingat waktu Rong Sibai hampir dibunuh diam-diam sebelumnya? Kali ini mustahil lagi disebut sebagai kecelakaan yang kebetulan.
Jika dia membuat keributan sekarang, akurasi investigasi akan terpengaruh.
Lalu harus bagaimana?
Dia membenamkan wajah ke meja, berjam-jam tak juga menemukan solusi.
Setelah menutup voice chat, duduk sendirian di kamar sunyi dengan alis berkerut kencang.
Rong Siqing bisa dibilang satu-satunya teman yang cukup baik di sini, meskipun bicaranya sedikit dan sering terkesan penuh rahasia.
Tapi itu sama sekali tidak mengurangi keyakinannya bahwa Rong Siqing adalah orang yang bisa diandalkan.
“Apakah dia tipe orang yang mudah mati seperti itu?”
Erbao tak paham, bahkan membongkar kembali hasil penyelidikan Ye Mo sebelumnya tentang keluarga Rong.
Waktu itu karena mereka sedang berkunjung ke keluarga Rong, ditambah kesalahan Ye Mo'er yang terlibat dengan pelaku pembunuhan, hanya sebagian yang diselidiki.
Setelah tahu ini masalah internal keluarga Rong, Paman Ye Mo pun tidak lagi ikut campur.
Jadi pengetahuan Erbao hanya sebatas itu.
"Apakah ada orang dalam keluarga Rong yang menjatuhkan keluarga mereka, gagal membunuh Rong Sibai diam-diam, lalu membuat kecelakaan untuk membunuh Rong Siqing?"
Erbao selalu mengira targetnya adalah Rong Sibai, jadi Rong Sibai akan mendapatkan perlindungan terbesar dari keluarga Rong.
Karena mereka yang tahu pasti mengerti, Rong Sibai-lah putra kesayangan ayahnya.
Sedangkan Rong Siqing hanyalah kakak tirinya yang seayah.
Tapi Rong Siqing terlalu brilian, hal ini tidak bisa disaingi oleh adiknya.
Secara normal, kecuali masalah latar belakang kelahiran yang rumit, ahli waris keluarga Rong seharusnya adalah Rong Siqing.
Tapi sepertinya ayah Rong Siqing juga tidak terlalu menyukainya, jadi keluarga Rong semuanya berpusat pada Rong Sibai.
Mungkinkah orang-orang itu menganggap Rong Siqing sebagai ahli waris keluarga Rong?
Atau ini hanya peringatan?
Erbao menutup mata, kembali teringat kejadian di bandara tadi.
Saat Sanbao mendesak Rong Siqing, ada beberapa hal yang sebenarnya bisa dijawabnya, tapi sengaja terdiam.
*
Semalaman Erbao hampir tidak tidur, keesokan harinya pagi-pagi sudah bangun.
Di dalam manor masih tetap tenang seperti biasa, tapi bom waktu itu sementara hanya dirinya sendiri yang tahu.
"Sebentar lagi mau ikut latihan khusus?" Sheng Youran melihat Erbao yang setengah hati menyantap sarapan, "Erbao, begini nanti kamu terlambat."
"Ibu, hari ini aku tidak pergi. Sudah minta izin."
Sheng Youran menopang dagu dengan tangan, memandangi dua bocah kecil di hadapannya.
Keduanya terlihat punya beban pikiran, tidak berminat menyentuh sarapan.
“Sanbao adalah karena Rong Siqing, lalu bagaimana dengan Erbao?”
Erbao tiba-tiba menyadari ibu sedang menatapnya, “Ibu, aku ada urusan pribadi. Tenang saja, aku tidak akan mengganggu latihan khusus, pasti akan jadi juara pertama.”
“Makan dulu saja.”
Saat Sanbao hampir selesai makan, dia melihat ponsel Sheng Youran berdering di meja. Matanya berbinar, “Ini ayah. Ibu, cepat angkat.”
Pagi-pagi sekali, dia baru turun dari pesawat. Kenapa belum tidur juga?
Sheng Youran mengangkat telepon.
Sanbao ingin mendekat, tapi setelah berpikir, dia mengeluarkan ponselnya sendiri, “Aku mau video call dengan ayah.”
Erbao duduk di samping tanpa bicara.
Sesekali melihat Sheng Youran, sesekali memandang Sanbao.
Sanbao memegang ponselnya, belum sempat membuka aplikasi video, tak sengaja melihat sebuah berita.
Biasanya dia langsung mengabaikan push message seperti ini, pura-pura tidak melihat.
Tapi saat kata "Keluarga Rong" muncul, tanpa ragu dia membukanya. Judulnya langsung membuatnya kaget.
Apakah Keluarga Rong yang dimaksud ini adalah Keluarga Rong yang dia kenal?
Kecelakaan pesawat dini hari kemarin, dari London menuju Kota Hua...
Hanya ada satu jet pribadi itu.
Saat Sanbao mengangkat kepala, air mata langsung jatuh.
Sheng Youran diam. Erbao juga diam.
“Kalian semua sudah tahu, bukan?” Sanbao tersedu-sedu, saat menoleh ke Erbao wajahnya sudah basah oleh air mata, “Kakak adalah penipu, kenapa tidak memberitahuku. Kenapa kemarin malam kau sudah tahu tapi tidak mengatakannya? Tidak hanya menyembunyikan, kau bahkan mengusirku!”
“Maaf...”
“Aku benci kamu!”
