Bab 555: Majalah mana yang lebih tampan dari lelaki dia?
Akan menjadi Yunna kedua?
"Yang penting sekarang aku baik-baik saja."
Tatapan Mu Yibei kembali ke wajahnya, "Mo Yuchen bilang apa padamu?"
"Tidak ada." Ekspresi Sheng Youran biasa saja, malah memandangnya dengan curiga, "Dia harusnya bilang apa?"
“Sorot mata Mu Yibei yang jernih namun suram, menatapnya dengan tenang sambil berkata, ‘Kau tinggal semalaman dengannya, tidak merasa harus memberi aku penjelasan?’”
“Aku kira kau tidak keberatan dengan dia, karena kau bilang aku dan dia bukan hubungan seperti itu, asalkan dia tidak memanfaatkanku.” Dia mengangkat tangan, “Dia tidak memanfaatkanku, dia cuma menolongku. Kepalaku terbentur, meski tinggal semalaman, aku cuma tak sadarkan diri atau tidur, hampir tidak bicara dengannya.”
Meski tak ingin mempermasalahkan, tapi mendengar perempuan-nya tidur di sisi lelaki lain semalaman, hati tetap terselip rasa tak nyaman.
Tapi ucapan "tidak keberatan" itu sendiri darinya, sekarang tiba-tiba protes juga kurang pantas.
Hatinya tertindih rasa tak senang, akhirnya melontarkan, “Luka luar sedikit sampai kau tak sadarkan diri?”
“Tapi Dokter memang bilang tidak apa-apa. Hanya disarankan banyak istirahat beberapa hari ini.”
Sorot mata tajam Mu Yibei menatapnya beberapa saat, “Kau tidak sembunyikan sesuatu dariku? Hm?”
“Apa yang kutipu darimu?” Hati Sheng Youran sedikit berdebar.
Tapi ketegangan ini relatif tak berarti.
Paling-paling cuma ketahuan ingatannya sudah regenerasi, biarlah kalau ketahuan.
Dia cuma merasa, saat kehilangan ingatan dia sering di-bully-nya, dimanfaatkan saat tak ingat, jadi sengaja tak ingin bicara.
Meski tanpa kehilangan ingatan pun dia tetap di-bully-nya, tapi tetap beda rasanya.
“Apa yang sebenarnya terjadi hari itu, ceritakan secara detail.” Mungkin karena ekspresi wajahnya terlalu tenang, dia tidak terlalu curiga, “Pelaku penculikan sampai sekarang belum terbongkar, metode mereka bukanlah orang biasa. Mo Yuchen juga tidak mungkin kebetulan lewat dan menyelamatkanmu saat kau diculik, bagaimana dia tahu? Atau semua ini skenario yang dia buat sendiri?”
Sheng Youran hampir tertawa, tebakannya benar bahwa dia benar-benar akan mempertimbangkan apakah ini ulah Mo Yuchen.
“Dia bilang, dia datang karena menerima pesan dari Ye Mo'er, ada yang menyewa pembunuh bayaran untuk menyerangku.” Sheng Youran melihatnya masih berpikir, “Tapi dia juga tidak tahu dimana Ye Mo'er sekarang, hanya menerima satu pesan.”
“Aku paham.” Mu Yibei meremas helai rambut di belakang kepalanya, “Akan kuperintahkan orang untuk terus menyelidiki.”
“Sebenarnya aku bisa menebak siapa pelakunya, Mo'er sudah memperingatkanku sebelum pergi. Tapi syukurlah ini hanya kegalawan yang sia-sia, untuk sementara tidak perlu buru-buru, nanti akan kuhadapi.” Sheng Youran mengangkat kepala, “Katanya Keluarga Rong berhenti melakukan operasi pencarian, mereka ingin pergi ke sana. Jadi kubawa mereka kembali, kalau kau terlalu sibuk dua hari ini, akan kuantar mereka ke Kota Hua.”
“Tidak sampai segitunya tidak punya waktu.” Akhir-akhir ini dia memang sangat sibuk, hampir tidak tidur beberapa jam setiap hari, tapi ini demi memperpendek siklus dan mempersiapkan segalanya untuk pergi ke London.
Tapi mengingat Sheng Youran sudah membawa kembali dua anak itu, dia tidak terlalu terburu-buru untuk berangkat, urusan di tangannya bisa ditunda sebentar.
“Kau melakukan ini karena aku, atau karena mereka ingin pergi ke Kota Hua?” Alis Mu Yibei terangkat, menatapnya menunggu jawaban.
Sheng Youran memeluknya, tersenyum ringan, "Karena merindukanmu."
Dia selalu suka memanfaatkan situasi saat dia tidak ingat apa-apa untuk membujuk dan menipu, apa lagi yang pernah dia katakan?
Saat ditanya mengapa mereka menikah, dia bahkan menggunakan pidato yang sengaja dia ucapkan di rapat saat ayahnya menjatuhkan sanksi - pidato untuk menghindari kesan pernikahan kontrak - sebagai alasan, bahkan mengklaim dia telah mengungkapkan perasaan di depan semua orang di ruang rapat...
Dia menundukkan kepala lebih dalam, menghindari tatapannya agar ekspresinya tak terbaca.
Benar-benar bully!
Mu Yibeu memeluknya, tangan yang awalnya sedang mengetik di bahu berhenti sejenak.
Dia menunduk, suara serak berbisik, "Dengan begini, aku tidak bisa fokus bekerja."
Sheng Youran mengangkat kepala, "Aku tidak bergerak sembarangan, juga tidak mengganggumu."
"Kau tak perlu bergerak atau bicara untuk mengimbasku." Dia mendekat, memberi ciuman singkat lalu melanjutkannya dengan penuh hasrat.
Sambil terus mencium, dia mengangkat tubuhnya dan meletakkannya di sofa mewah.
Membungkuk di atasnya, dia menarik napas dalam, "Nanti aku ajakmu makan. Kalau tidak ngantuk, istirahatlah di sini atau suruh mereka bawa majalah untukmu."
"Tidak perlu, aku di sini saja." Kepala masih terangkat, jarak sedemikian dekat hingga gerakan bibirnya saja sudah menyentuh dagu Mu Yibei.
Entah kenapa hatinya berdesir, tanpa pikir dia menempelkan ciuman di dagu itu.
“Napas Mu Yibei semakin tersengal-sengal. Dia bilang bukan datang ke kantor untuk menggoda, tapi dia sendiri tidak percaya.
Tidak sengaja memicu api, dicium lagi. Setelah dia menekankan untuk "bersikap lebih baik", baru melihatnya yang tetap rapi kembali ke kursinya.
Sheng Youran juga bukan pertama kali melihatnya bekerja. Mungkin karena kehilangan ingatan sementara membuat kenangan ini terasa jauh, atau mungkin dia memang sudah lama tidak di sini.
Sekarang melihatnya bekerja tetap memesona.
Kapan mulai mencintainya, dia benar-benar tidak ingat. Mungkin ada banyak momen kecil seperti ini yang terus menarik perhatiannya.
Sekarang dia sangat menikmati duduk di sofa kantornya sambil melihatnya bekerja dengan tenang.
Majalah apa yang bagus? Mana ada yang lebih tampan dari prianya?
Tadi bilang merindukannya meski terpaksa karena dia menginginkan jawaban itu, dan versi dirinya yang kehilangan ingatan memang selalu menuruti.
Juga karena, sejak pertama kali mengingat hal-hal itu, dia langsung ingin bertemu.
Karena benar-benar merasa sangat merindukannya.
Sheng Youran tidak tahu sudah berapa lama menatap, sampai pikirannya melayang entah ke mana.
Ketika dia menyadari suara keyboard Mu Yibei berhenti, dan matanya yang sudah lama mengamatinya, baru sadar waktu telah lama berlalu.
“Tidak perlu baca majalah, cuma memandangiku?” Mu Yibei berdiri, bibir tipisnya menyungging senyum puas.
Sheng Youran tidak menyangkal, “Mana ada majalah yang lebih tampan darimu... Maksudku, tingkat kecantikanmu lebih tinggi ini fakta objektif.”
“Hm.” Dia berdiri di samping sofa, masih memegang kopi di tangan, menunggunya melanjutkan.
“Lagipula aku belum pernah melihatmu di kantor, cuma ingin melihat saja.”
Mu Yibei terkekeh pelan, meletakkan kopi di meja samping dengan santai, “Juga belum pernah melakukan di kantor, apa ingin mencoba?”
Sheng Youran wajahnya memerah, nyaris spontan berseru, “Kau jangan bohong.”
“Hm?” Sorot matanya suram bagai langit tengah malam, suara berdesir tertawa mendekat, “Bagaimana kau tahu aku bohong?”
“……”
Mu Yibei membungkuk, berkata dengan niat tersembunyi, “Merasa ada kenangan bersamaku di sini?”
