Bab 560 Dia Hamil
"Aku tidak..."
Kalimatnya terpotong, "Sekarang ganti baju."
Sheng Youran terdiam melihat Mu Yibei keluar dari toilet, sampai akhir pun tidak memanggilnya.
Dia pikir ini sakit kepalanya?
Dia menarik napas dalam, diam-diam membasuh wajah.
Sejujurnya rasa tidak nyaman ini bukan hal asing baginya, tapi benar-benar di luar dugaan...
Sheng Youran melihat cermin, tangannya perlahan mengusap perutnya.
Apakah ini?
Dia juga tidak yakin, tetapi di hatinya ada perasaan samar bahwa mungkin ini bukan karena terbentur kepala.
Namun bagaimanapun juga, dia memang harus pergi ke rumah sakit dan melakukan pemeriksaan menyeluruh.
Pikirannya kembali pada obat yang disuntikkan ke tubuhnya belum lama ini, raut wajahnya langsung menjadi suram.
Mengapa harus di saat seperti ini? Dia lebih berharap dirinya tidak hamil.
Tidak ada yang tahu risiko apa yang mungkin terjadi. Tapi bagaimanapun, jika kondisinya memburuk dan mempengaruhi anak, bagaimana jika dokter menyarankannya untuk menggugurkan?
Setelah merenung sejenak, dia tersenyum masam pada dirinya sendiri.
Diagnosis belum keluar, mengapa dia sudah membayangkan segalanya? Mungkin saja ini sama sekali bukan kehamilan.
Setelah berlama-lama, Sheng Youran keluar dan menemukan Mu Yibei sudah tidak ada di kamar.
Setelah berganti baju, dia turun dan melihat Mu Yibei yang sudah memakai jaket sedang memberi instruksi pada pelayan untuk menjaga Erbao dan Sanbao yang akan segera bangun.
Mendengar suara, pria itu berbalik dengan raut wajah muram, "Kenapa lama sekali?"
"Ayo, aku ikut ke rumah sakit bersamamu."
Selain berdoa dalam hati agar tidak hamil, dia tidak punya cara lain.
Kali ini Mu Yibei sendiri yang menyetir. Dia membuka sedikit jendela mobil, membiarkan angin segar menyadarkan pikirannya.
"Mabuk kendaraan lagi?"
Tangannya menekan titik antara alis, "Sudah membaik sejak bangun tidur."
“Pria yang menyetir menekan bibirnya, pandangannya tertuju pada kondisi jalan di balik kaca depan.『Periksa kepala secara menyeluruh, pastikan tidak ada gegar otak atau efek samping.』”
Sheng Youran berkata dengan malas, “Bagaimana kalau efek sampingnya bikin aku jadi bodoh?”
Mu Yibei menatapnya tanpa kata, “Apa yang kamu mau?”
“Apa kau akan menyukai perempuan yang jadi bodoh?”
Dia menarik bibirnya, raut wajah yang tegang akhirnya melunak sedikit. “Sekarang pun kamu pintar?”
“……” Ada orang yang bicara seenak jidat begini?
“Bahkan kalau jadi bodoh, kamu tetap perempuanku. Bedanya cuma kamu jadi kurang mandiri saja.”
Sheng Youran memutar matanya, tangan tanpa sadar menempel di perutnya.
Mobil segera sampai di rumah sakit Nie Jinshen. Begitu turun, Mu Yibei berkata, “Nie Jinshen dan Hua Bao ada di lab. Kalau hasil pemeriksaan buruk, baru aku panggil mereka.”
Dalam hati ia bergumam: Sekarang juga bisa langsung dipanggil.
Belum sempat bicara, perhatiannya sudah dialihkan.
“Mu Yibei, kenapa kau peluk aku lagi...”
Dengan sigap ia menggendongnya ke arah lift. “Kamu terlalu lambat. Baik-baik, ini rumah sakit. Paling-paling orang mengira kondisimu parah.”
Mu Yibeu menggendongnya masuk ke gedung rumah sakit. Berkat familiaritasnya, dokter spesialis otak terbaik segera ditemukan.
Meski dia merasa yang pertama harus diperiksa adalah kehamilan, lalu reaksi obat, tapi jika dipikir, kalau dia tidak membiarkannya memeriksa dengan jelas kecelakaan kali ini, mungkin dia juga tidak akan tenang.
"Tuan Mu, cedera istri Anda tidak ada masalah serius, utamanya luka luar..."
"Tidak masalah kenapa tubuhnya hari ini punya banyak reaksi tidak normal?" Mu Yibei memotong dokter dengan raut wajah muram, "Jangan bilang itu hanya karena naik pesawat jarak jauh. Antara tidak enak badan atau kelelahan sementara, aku bisa membedakannya sendiri."
Dia tidak sengaja menekan nada bicara, tapi begitu wajahnya berubah muram, aura-nya langsung membuat orang gemetar ketegangan.
Dokter itu berkeringat dingin, hampir lupa apa yang ingin dia katakan tadi.
"Dokter, lanjutkan saja, tidak perlu pedulikan dia, dia tidak mengerti apa-apa tentang hal ini." Sheng Youran meminta maaf, "Aku tahu kepalaku tidak apa-apa, juga tidak ada gegar otak."
Dokter itu tersenyum kaku beberapa kali, lalu melanjutkan penjelasannya.
Mu Yibei merasa kesal, yang dia mau adalah hasil konkret dan solusi, bukan jawaban ambigu seperti ini.
"Baik dokter terima kasih, kami pergi dulu."
Sheng Youran langsung menyeretnya keluar begitu dokter selesai berbicara.
Mu Yibei nyaris harus ditarik paksa baru mau keluar, pupil matanya yang dingin menatapnya, bingung harus berkata apa.
Sheng Youran berusaha menjelaskan dengan lembut, "Aku juga merasa kepalaku tidak apa-apa... Bagaimana kalau kita periksa ke departemen lain saja?"
Ekspresinya tidak membaik sedikitpun, dengan nada keras dia bertanya, "Departemen lain? Masih ada apa lagi yang perlu diperiksa?"
“Misalnya……” dia berpikir sejenak, “Departemen Kebidanan……semacam itu……”
Mu Yibei tiba-tiba berhenti, matanya menatapnya tanpa berkedip, “Apa yang kau katakan?”
Saat membuka mulut, bahkan suara Mu Yibei pun tak terhindarkan terdengar bernada aneh.
Seolah tidak mendengar jelas apa yang sebenarnya diucapkannya.
“Departemen Kebidanan……juga mungkin saja.” Sheng Youran berusaha menjaga suaranya tetap datar, “Aku cuma menebak-nebak, aku juga tidak tahu.”
Haidku memang sepertinya belum datang, tadinya kukira hanya terlambat.
Setelah tertegun sesaat, Mu Yibei tiba-tiba menggenggam tangannya erat dan bergegas menuju lift, “Kalau begitu langsung ke Departemen Kebidanan.”
*
Sheng Youran membaca hasil pemeriksaan: dia positif hamil.
‘Usaha’ Mu Yibei sebelum pergi tidak sia-sia, ternyata dia benar-benar mengandung bayi lagi.
Tapi sayang, saat ini dia belum bisa merasa senang.
Dokter meminta pemeriksaan lanjutan besok karena beberapa staf departemen pemeriksaan sudah pulang kerja.
Sebagai orang berpengaruh, Mu Yibei pasti bisa memaksa mereka lembur, meski hatinya gelisah, dia tetap tidak membuat permintaan itu.
Takut dirinya terlalu gegabah, emosinya akan meluap-luap.
Lagipula sudah pasti hamil, hanya masalah sehari lebih cepat atau lebih lambat.
Kembali ke dalam mobil, dia meringkuk di balik jaketnya.
Sebenarnya cuaca Kota Suci saat ini tidak dingin, jauh lebih hangat daripada London.
Tapi perasaan campur aduk antara bahagia dan khawatir ini membuatnya tak bisa menghindari berbagai kegelisahan dalam hati.
"Sampai Mu Yibei masuk ke mobil, dia melihat raut wajaknya masih dalam kondisi tertegun. Wajah pucatnya membuat sorot matanya terlihat sangat murni bagai giok hitam, namun tanpa cahaya, seperti tengah melamun memandang keluar jendela."
"Sejak menerima hasil tes, kondisinya terus tidak stabil. Dia mengira ini karena terlalu terkejut."
"Mengingat ingatannya belum pulih, mungkin dia belum bisa menerima kenyataan kalau tiba-tiba hamil."
"Tapi sekarang dia menyadari... Ini bukan sukacita, melainkan trauma!"
"Youran." Tangannya memegang kemudi, tatapannya tertuju pada profil wajahnya yang penuh emosi tak terdefinisi, "Ada apa?"
"Tidak apa-apa, kita pulang dulu." Sheng Youran cepat menyadari, kecepatan bicaranya mengungkapkan kecemasan di hatinya, "Bicarakan nanti..."
"Mu Yibei tidak bertanya lebih lanjut di mobil. Mereka kembali ke Kediaman Mu dan makan malam."
"Di hadapan Erbao dan Sanbao, tidak ada yang tercium aneh. Seolah ada kesepahaman diam-diam untuk sementara tidak membahas apapun."
"Hingga dia kembali ke kamar, mendengar suara berat nan dalam dari belakang, "Katakan, apa yang terjadi? Atau... kamu tidak menginginkan anak ini?""
