Bab 571 Memupuk Serigala Tak Tahu Terima Kasih, Inilah Perasaan Itu
Ia bukan hanya mengenalnya sejak dia kehilangan ingatan, tapi juga pernah mengobservasinya lama sekali.
Mengamati secara detail alasan wajahnya yang mirip Yun Wei, apakah kehilangan ingatannya asli atau palsu, siapa sebenarnya dirinya, seperti apa karakter aslinya...
Hingga akhirnya, memperhatikan setiap gerak-geriknya menjadi kebiasaan.
Memastikan hubungannya dengan Paman Yun, membawanya ribuan li kembali ke London—selain karena dia putri Paman Yun yang harus ia lindungi, juga ada sedikit kepentingan pribadi.
Mo Qing terkekeh, nada bicaranya tak terlalu serius, "Perubahanmu tak signifikan, ada juga upaya penyembunyian darimu sendiri. Tapi meski berpura-pura menjadi 'dirinya sendiri', untuk benar-benar berpura-pria sampai sempurna bukan hal mudah."
Sheng Youran langsung merasa kalah, menekan dahinya sambil menghela napas, "Lalu di mana letak perubahannya?"
Padahal tetap diri sendiri, umumnya kesan pertama tak akan menimbulkan kecurigaan.
Hanya Erbao yang licik dan aneh sejak kecil yang menyadari, bahkan Mu Yibei tak mendeteksi.
Tak disangka di hari pertama, dia sudah terbongkar oleh Mo Qing.
Dulu asisten Mo Qing pernah bilang matanya tajam bagai racun, saat itu dia tak merasakan apa-apa.
Sekarang benar-benar merasakan secara mendalam apa artinya 'mata beracun'.
“Bisa dibilang tidak ada perubahan, bisa juga dibilang terlalu banyak.” Mo Qing menatapnya dengan tenang, “Bukan berubah menjadi orang lain, hanya ada perbedaan halus dalam aura. Keyakinanmu berbeda dari sebelumnya, matamu juga tak lagi memancarkan rasa tidak aman penuh ketidakpastian dan kebingungan seperti dulu.”
“Aku sudah lama kehilangan ingatan, masihkah merasa bingung?” Sheng Youran bertanya penasaran, “Menurutku seiring waktu aku sudah terbiasa.”
“Karena ketidaksesuaian dengan dunia sekitar sudah menjadi kebiasaan, dirimu sendiri tak merasa ada masalah.” Mo Qing berkata dingin, “Tapi keadaanmu sekarang bagus. Setidaknya tak perlu membawa terlalu banyak pertanyaan, itu hal baik bagimu.”
Ia mengangguk, “Benar juga, soalnya baru setelah ingatanku pulih aku tahu siapa yang menipu. Ngomong-ngomong, hanya kamu yang menyadari?”
“Hm. Paman Yun hari ini gelisah, terlalu banyak hal mengalihkan perhatiannya. Dia tak punya tenaga untuk menilai apakah kamu sudah pulih ingatan dan menyembunyikannya.”
Sheng Youran teringat reaksi mereka tadi, memang sangat mengejutkan.
Hubungan Yun Wei dan Yuan Xi selama bertahun-tahun seharusnya tersembunyi rapi, sehingga tak terdeteksi oleh mereka.
Atau mungkin karena Yuan Xi terlalu ahli dalam penyamaran.
Jika dia tak ingin ditemukan, orang biasa takkan bisa menemukannya.
Apalagi Yun Qiuyuan dan Mo Qing yang sama sekali tak menyadari keberadaannya.
“Apakah dia akan sedih? Jika hal ini benar adanya.”
Mo Qing menyimpan kedua tangan di saku, alisnya mengernyit penuh kepasrahan, “Dia percaya kata-katamu, jadi apa yang kau lihat sekarang—sedih, ya memang sedih. Marah, ya memang marah. Jika kau lihat dia diam tak bereaksi, berarti dia benar-benar tak peduli. Dia yakin kau tak akan asal bicara hanya untuk menjebak Yun Wei, apalagi menyangkutkan Yunna ke dalamnya.”
“Tapi menurutku emosinya sangat kompleks, sepertinya lebih dominan kemarahan.”
Mo Qing menatap jauh ke depan, teringat kejadian tadi, “Mungkin karena memang marah. Memupuk serigala tak tahu terima kasih, begitulah rasanya. Secara objektif, Paman Yun sudah cukup baik padanya.”
Sheng Youran menatapnya heran, “Aku tidak salah dengar, kan?”
Mo Qing tersenyum.
“Ini disebut cukup baik? Kukira semua orang bisa melihat betapa tidak adilnya dia memperlakukan anak-anaknya.”
Mo Qing berkata penuh arti, “Itu hanya membuktikan, baginya, memperlakukan Yun Wei seperti ini sudah merupakan usaha terbaiknya.”
Sheng Youran hendak bertanya lagi, tapi melihatnya sudah membuka pintu mobil kembali.
“Sudah, kau pantasnya pulang beristirahat. Aku hanya ingin memastikan pikiran di hatiku. Terima kasih sudah jujur padaku.” Mo Qing masuk ke mobil, mencondongkan kepala dari jendela sambil tersenyum, “Penyelidikan akan dilanjutkan. Tinggal lihat apakah Yuan Xi memilih kabur setelah kejadian, atau berbalik mencari Yun Wei. Jika tidak, kita akan usahakan menemukannya. Jika dia meninggalkannya, aku akan cari cara lain.”
Sheng Youran mengangguk, melambaikan tangan saat mobil itu menjauh.
Pilihan Yuan Xi masih menjadi misteri.
Jika dia tidak muncul, menemukannya bukan mustahil, tapi sangat sulit.
"Hanya bisa menunggu lama kelamaan, saat dia mulai lengah."
Tapi perasaan dalam hati memberitahunya, kalau dia sudah beberapa kali membantu Yun Wei, bahkan melakukan transaksi dengan Beichen, mungkin ini bukan sekadar main-main.
Untuk perasaan, dia pantas berbalik arah; untuk keuntungan, tak seharusnya dia berusaha bertahun-tahun lalu menyerah begitu saja.
"Nyonya, masuklah ke dalam." Hei Ying melihatnya termenung, terutama saat memandang arah kepergian Mo Qing, membuatnya khawatir untuk Tuan Mu, "Anda sedang hamil, luar dingin."
"Memang cukup dingin." Sheng Youran menarik napas panjang, lalu berbalik masuk.
*
Manor Keluarga Yun.
Langit baru saja mulai terang, udara masih dipenuhi kabut pagi.
Di ruang bawah tanah yang lembap dan dingin, Yun Wei meringkuk seperti bola.
Saat ditangkap, dia hanya mengenakan piyama.
Tempat ini tidak hanya tanpa pemanas, tapi lebih menyiksa daripada luar ruangan.
Semalaman, dia tak bisa tidur, menggigil kedinginan hingga mati rasa.
Dalam kegelapan pekat yang tak tembus pandang, bau anyir memuakkan terus menyengat.
Ketakutannya memuncak, seakan akan kolaps jika terus berada di sini.
Tiba-tiba, suara pintu besi terbuka terdengar.
Seketika lampu ruang bawah tanah menyala.
Yun Wei langsung berdiri, menatap sosok yang mendekat dari sumber cahaya.
Bayangan tinggi dan kurus itu membuatnya mundur perlahan.
Seakan bayangan itu sendiri sudah cukup membuatnya kolaps.
“Kak Mo Qing, aku mohon padamu, lepaskan aku...” Yun Wei menangis, punggungnya menempel di dinding, “Kita tumbuh besar bersama. Meski kau tak menyukaiku, tapi kau pernah bilang menganggapku sebagai adik. Aku dikambinghitamkan, sungguh! Apa yang dimasukkan perempuan itu ke dalam pikiran Ayah danmu? Mengapa kalian tidak percaya padaku?!”
Meski lampu di ruang bawah tanah menyala, sumber cahaya jelas hanya berasal dari satu sisi.
Separuh wajah Mo Qing tersembunyi dalam bayangan silang cahaya. Ia baru berhenti setelah berada tepat di hadapannya, “Masih belum mau mengakui?”
“Aku tak tahu apa yang harus kauakui!” Yun Wei menggigit bibirnya hingga putih. Dia yakin mereka tak punya bukti. Selama bertahan tidak mengaku, pasti lama-lama mereka akan percaya.
Mo Qing memandangnya dari ketinggian, “Adik... mana mungkin aku punya adik sejahat ini.”
“Kak Mo Qing...”
“Jangan berharap Paman Yun akan memaafkanmu kali ini. Jika ingin menyalahkan, salahkan saja takdirmu.” Bibir tipis Mo Qing bergerak dingin, “Takdir buruk masih berulah, melakukan kesalahan sefatal ini. Andai kau bisa tenang, hidupmu pasti lebih baik dari sebelumnya. Sayangnya...”
“Aku... aku tak paham omonganmu.” Yun Wei membela diri, “Ayah... pasti sedang marah. Dulu juga begitu. Setelah ini berlalu, dia pasti akan sadar.”
Mo Qing menyeringai dingin, “Ayahmu? Benarkah kau mengira itu ayahmu?”
