Bab 590 Kakak sepupuku terkenal sebagai suami yang sangat memanjakan istri
Mata Wen Ruohan menyipit dingin, menatap lebih dekat - wajah perempuan ini memang terlihat agak familiar.
Sepertinya salah satu kandidat yang dipilih Nenek Mu, putri keluarga Ji.
Tak disangka dia masih bertahan di Kota Suci, benar-benar nekat memaksa.
Apa dia tidak tahu kalau bibi ipar sudah kembali?
Tapi kalau dipikir, kabar kepulangan bibi ipar memang belum diumumkan.
Tapi itu bukan berarti dia berhak menuntut penjelasan dari bibi ipar.
Selama di Kota Suci, dia beberapa kali melihat perempuan ini di berbagai acara.
Setiap kali melihatnya bersikap seolah-olah sebagai tunangan Mu Yibei, meski tak diucapkan, cukup membuat jijik.
Wen Ruohan langsung mendekat, menarik tangan Qiu Ji dan mendorongnya.
Dengan senyum sinis menatap Qiu Ji yang nyaris terjatuh, dia berpaling dengan wajah ramah, "Bibi ipar, kau baik-baik saja?"
"Ini adalah bibi iparnya yang sah, mana mungkin membiarkan orang lain seenaknya meng-bully."
"Apalagi, dia juga teman Hua Bao, tentu dia tidak bisa membiarkan hal seperti ini terjadi di depan matanya sendiri."
"Aku baik-baik saja, kenapa kamu datang?"
"Mau berdiskusi sedikit dengan kakak sepupu." Wen Ruohan memiringkan kepala, tersenyum menyeramkan ke arah Ji Qiu yang sedang emosi, "Tak kusangka ada orang menyebalkan di sekitarmu."
Ji Qiu jelas mengenalinya, wajahnya memerah dan pucat silih berganti, "Wen Ruohan, apa maksudmu?"
"Apa arti harfiahnya tidak kamu pahami?" ujarnya dengan senyum sinis, "Kau benar-benar nekat, apa ingin diusir dari Kota Suci oleh seseorang? Tindakanmu tadi ingin main fisik dengan bibi iparku pasti terekam kamera pengawas di sini."
"Aku tidak berniat menyakitinya!" Ji Qiu membantah, "Aku hanya ada urusan dengannya!"
"Aku melihat langsung rencanamu menyakitinya, jangan-jangan mataku ini buta?"
Ji Qiu juga tak menyangka akan munculnya Wen Ruohan tiba-tiba.
Tunggu, tadi dia bilang 'bibi ipar'.
Perempuan ini, bibi iparnya?
Pengetahuannya tentang latar belakang orang ini tidak mendalam, wajar saja dia tidak paham berapa banyak kakak sepupu yang dimilikinya.
Tapi jika ingatannya tidak salah, Mu Yibei adalah salah satu kakak sepupunya...
Wajah Ji Qiu langsung pucat.
"Bibi ipar, kamu baik-baik saja?" Wen Ruohan menanyakan dengan penuh perhatian, "Pergelangan tanganmu kemerahan. Tidak boleh, kamu sedang hamil harus ekstra hati-hati. Bisa jadi dia sudah melakukan tindakan berbahaya lainnya. Saranku, ikut aku ke rumah sakit."
Sheng Youran tidak tahu apakah harus tertawa atau menangis, "Lalu pergi mencari Hua Bao untuk diperiksa?"
"Hm, tentu saja." Wen Ruohan juga tidak menyembunyikan tujuannya, "Lagipula dokter lain juga tidak bisa kamu percayai. Apalagi Nie Jinshen adalah lelaki, hanya Hua Bao yang cocok. Kalau tidak, mari kita pergi sekarang."
"Tidak perlu, kalau kamu mau pergi silakan sendiri, aku tidak mau ke rumah sakit."
Wen Ruohan: "......"
Awalnya hanya sekadar mengusulkan, sayangnya tetap tidak bisa terkabul.
Ketika kembali menatap Ji Qiu, Ji Qiu sedang menatap mereka dengan sorot mata yang kompleks.
Wen Ruohan mengeluarkan suara Hmph dingin, sorot matanya memancarkan kilau dingin, "Nona Ji kenapa ada di sini hari ini? Mau ikut aku mencari kakak sepupu?"
"Kamu... apa yang kamu katakan... Dia benar-benar..."
Seolah bisa mendapatkan konfirmasi dari satu kalimat Wen Ruohan, suara Ji Qiu mulai bergetar.
Dia tidak percaya...
Bahkan sebelumnya dia tidak pernah menganggap istri lama Mu Yibei sebagai hal yang patut diperhatikan.
Katanya pernikahan mereka saja tidak ada, dulu hanya menikah secara tergesa-gesa.
Lalu berpisah selama beberapa tahun, bahkan membawa pergi dua anak Mu Yibei.
Pasti dia sadar meski punya anak belum tentu bisa naik status karena anak.
Nenek Mu juga sering mengkritiknya, sangat tidak puas.
Mengenai posisi Nyonya Mu yang masih dipegangnya, tidak perlu dipikir lagi, itu hanya pilihan terburuk Mu Yibei.
Hanya karena dia adalah ibu dari anak-anaknya.
Dia yakin, semua pernikahan yang stabil karena anak tidak akan bertahan lama.
"Dengan kekuatan keluarga Mu, jika Mu Yibei memiliki pilihan yang lebih baik dan bercerai dengannya, anak-anak akan tetap menjadi miliknya sendiri."
"Nona Ji benar-benar menarik." Wen Ruohan memasukkan kedua tangannya ke saku celana, tersenyum penuh arti, "Jangan-jangan kamu belum tahu siapa dia? Dengarkan nasihatku, cepat-cepat tinggalkan Kota Suci. Pergi sendiri masih lebih baik daripada diusir. Kakak sepupuku terkenal sangat memanjakan istri, menyentuh sehelai rambutnya pun sudah merupakan dosa besar, berani-beraninya kamu main fisik."
Wajah Ji Qiu memucat pasi, semakin berubah buruk.
Perkataan Wen Ruohan membuat hatinya seolah jatuh ke dalam ruang es.
"Maaf, ada kesalahpahaman." Suara Ji Qiu terdengar kaku dan dingin, "Bukan itu maksudku. Aku hanya... Aku hanya ingin berbicara dengannya. Aku menemui Tuan Mu untuk urusan bisnis, bukan seperti yang kamu pikirkan."
"Bahas bisnis kok harus menahan istri orang." Wen Ruhan tertawa ringan, "Cara keluarga Ji berbisnis memang sangat unik."
Ji Qiu menekan bibirnya erat-erat, akhirnya melirik perempuan yang tetap tenang itu.
Dari awal sampai akhir perempuan itu tidak pernah mengungkapkan identitasnya, sorot matanya terhadap dirinya selain sedikit rasa penasaran, sama sekali tidak menunjukkan ketertarikan.
Pantas saja bersikap seperti ini...
Mungkin di matanya, diriku hanyalah sebuah lelucon.
Bahkan dia tidak menganggapku berarti.
Bukan sekadar rival asmara pun tidak...
“Nyonya Mu, tadi itu kesalahpahaman, saya minta maaf.” Ji Qiu menarik napas dalam, memaksakan senyuman tipis di wajah. “Kalau kamu tidak tertarik, saya pergi dulu. Selamat tinggal.”
Wen Ruohan melihat orang yang tidak tahu diri itu akhirnya pergi, baru menoleh kembali padanya. “Bibi ipar, tidak apa-apa?”
Sheng Youran mengangkat tangan pasrah. “Aku benar-benar tidak perlu ke rumah sakit. Jadi... Tidak perlu cari-cari alasan ini untuk menemui Hua Bao. Lebih baik bilang sakit perut.”
Wen Ruohan mengatupkan bibir, ekspresinya tampak pasrah. “Dia bilang lambungku tidak masalah.”
“Bagaimanapun, terima kasih tadi. Lebih cepat dari teriakanku ke satpam.” Bibirnya mengatup sambil tersenyum. “Aku harus menjemput putri. Kalau ada urusan, silakan naik.”
“Bibi ipar, aku ke sini hari ini untuk menyampaikan pesan pada kakak sepupu. Tidak masalah memberitahumu juga. Termasuk Ji Qiu tadi, semua diatur Nenek karena alasan yang tidak dia percayakan sepenuhnya. Dan... dia tidak terlalu menyukaimu.”
Sheng Youran tertegun. “Aku tahu.”
Selama ini dia tidak pernah berkesempatan bertemu Nenek Mu Yibei. Hanya tahu sang nenek tetap tinggal di kampung halaman, tidak suka datang ke metropolis besar yang merepotkan.
Nenek Mu tidak mengenalnya. Dalam kognisinya, diri ini hanyalah perempuan yang pernah membawa cucu keluarga Mu kabur diam-diam.
Dengan kesan seperti itu, wajar saja kalau dia berpikir demikian.
“Ibu tiri saya yang sehari-hari merawatnya, mungkin juga banyak membicarakan hal buruk tentangmu. Tapi, setelah kejadian Wen Xin kemarin.” Wen Ruohan menyebut nama ini, sorot matanya masih sedikit muram, "Nenek juga sudah tidak ada hubungan lagi dengan mereka."
Peristiwa Wen Xin di masa lalu tidak hanya membuat Sheng Youran menghilang sejak saat itu, bagi sang nenek yang paling penting adalah, Wen Xin ternyata bersekongkol dengan orang lain untuk menyandera cicit perempuannya!
