Bab 597: Keangkuhan Mu Yibei yang Terlalu Percaya Diri
"Kamu..." Nyonya Mu ternganga menatapnya, tak percaya, "Kenapa, kenapa kamu?"
Sheng Youran menyungging senyum sama terkejutnya, "Nenek... Kok nenek yang di sini?!"
Sama sekali tak disangkanya nenek yang memuji-muji cicitnya sebagai penyanyi terbaik itu ternyata nenek Mu Yibei!
Selama ini dia mengira sang nenek adalah nyonya kaya yang angkuh dan sulit didekati, karena katanya nenek sangat tak menyukainya.
Tapi nenek yang sampai terjatuh karena terlalu semangat itu, jelas-jelas sama saja dengan nenek-nenek biasa yang menyayangi cucunya!
Bibi Zhou melihat reaksi mereka dengan heran, "Nyonya muda, rupanya Anda sudah bertemu nenek sebelumnya?"
Sheng Youran: "..."
Dia sama sekali tak paham situasi. Saat Mu Yibei menelepon tadi, dia sempat khawatir.
Tapi saat mendengar nenek terjatuh dan kakinya terkilir, tak terpikir sama sekali kalau nenek itu orang yang sama.
"Oh, aku tahu!" Sanbao melihat mereka saling melotok, bahkan kakak sendiri tampak bingung, suaranya jernih berkata, "Ibu bilang akan menjemputku, ada nenek yang tidak sengaja terjatuh di depan pintu kelas kami, jadi dia terlambat. Ternyata yang dimaksud nenek buyut, ya?"
Nyonya Mu terdiam lama, akhirnya memaksakan senyum, masih belum paham situasi, "Benar-benar tidak terduga."
"Maaf, sebelumnya aku belum pernah melihat foto Anda, jadi tidak mengenali." Sheng Youran akhirnya tersadar, maju ke depan dan berkata, "Seharusnya tadi aku mengantar Anda pulang, tidak semestinya meninggalkan Anda di rumah sakit begitu saja."
Saat itu dia tidak berpikir panjang, biaya rumah sakit sudah dibayar, dan sudah menjelaskan situasi ke dokter dan perawat, mengira anak-anaknya akan segera datang.
Sementara dia buru-buru menjemput Sanbao, tidak tahu bagaimana kelanjutan keadaannya.
"Perkataan juga tidak bisa... seperti itu." Meski Nyonya Mu sudah punya prasangka padanya, bahkan mengira pujian orang lain tentangnya mungkin hanya kepura-puraan sehari-hari.
Banyak orang yang bersikap manis di depan tapi menusuk dari belakang.
Bahkan Wen Xin dan anaknya bisa jadi orang seperti itu.
Tapi sekarang benar-benar melihatnya bersikap baik 'mengakui kesalahan', sama sekali tidak bisa marah.
Lagi pula ini bukan sepenuhnya salahnya.
Dia tampak benar-benar tidak mengenali dirinya, sepertinya bukan pura-pura.
Kalau benar-benar berpura-pura, tentu tidak akan meninggalkannya di rumah sakit begitu saja, pasti akan lebih tulus.
Tapi saat itu dia buru-buru menjemput putrinya, jadi urusan selanjutnya tidak diurus.
"Ini juga dapat dimaklumi. Dia sudah bersikap sangat baik pada orang tua yang baru dikenalnya."
Nyonya Mu dengan perasaan campur aduk, "Ini... bukan salahmu. Aku yang mengganggu waktu menjemputnya pulang sekolah."
Sheng Youran merasa sangat terkejut. Baik sebelumnya saat belum mengenalnya maupun sekarang, dia tidak merasa ini nenek yang sulit diajak rukun.
*
Saat Mu Yibeu kembali, yang terlihat adalah keharmonisan tak terduga.
Dia tahu tujuan utama nenek datang adalah melihat Erbao dan Sanbao, tapi tidak menyangka Sheng Youran bisa cepat akrab dengan nenek.
Bukannya ada prasangka?
Bahkan dia mulai merasa tidak begitu memahami neneknya sendiri.
"Tuan, Nenek tetap menyukai nyonya muda." Bibi Zhou mendekat, mengambil setelan jas dari tangan Mu Yibei sambil berbisik mengingatkan, "Jangan khawatir lagi."
Saat menelepon sebelumnya, Mu Yibeu sudah beberapa kali memberi peringatan karena khawatir neneknya menyulitkan Sheng Youran.
Tampaknya upayanya berhasil.
Dia menyeringai tipis, mengangguk, lalu berjalan ke arah sana.
"Ayah pulang!"
Sanbao pertama melompat dari sofa mewah dan berlari ke sisi Mu Yibei.
Mu Yibeu memeluk eratnya, mendekat dan duduk di sofa, "Nenek, sekarang lebih suka tinggal di hotel atau di Kediaman Mu?"
Sheng Youran teringat perkataan Wen Ruohan. Kunjungan Nyonya Mu ini rahasia. Jika benar-benar dirahasiakan, berarti nenek itu masih menginap di hotel.
“Nenek Mu tentu tidak tahu dirinya sudah lama dibocorkan rahasianya,” Nenek Mu melotok ke arah Mu Yibei, “Apa yang kau omongkan ini!”
Sungguh, ngapain juga menyebut-nyebut soal dia menginap di hotel!
Menyentuh hal yang sensitif, sama sekali tidak disukai.
Mu Yibei hanya tersenyum tanpa berkomentar, tidak melanjutkan pembicaraan tentang masalah ini.
“Kalau Nenek merasa cukup bahagia tinggal di sini, lebih baik tinggal dua bulan lagi.” Katanya dengan santai, “Meskipun Anda selalu bilang lebih suka tinggal di Kota A, tapi di Kota A tidak ada Ling Xi dan Xingbao.”
Hati Nenek Mu juga merasa dilema, sudah bertahun-tahun dia tidak tinggal di sini.
Dulu hubungannya dengan ibu Yibei tidak harmonis, ditambah Yibei yang pergi sekolah ke luar negeri, tinggal di sini dia harus sering melihat ketidakharmonisan antara orang tuanya, hidupnya sangat tidak nyaman.
Sekarang kondisinya tentu berbeda, tapi dia sudah lama tidak betah tinggal di sini, alam bawah sadarnya menganggap Kota A sebagai rumahnya.
Tentu saja, demi dua harta berharga ini, tinggal dua bulan lebih pun tidak masalah.
“Atau jika Anda mau, bisa tinggal selamanya di sini.” Mu Yibei berkata dengan penuh arti.
Meski kemungkinannya kecil, karena dia sangat paham karakter neneknya. Sebelum pindah ke Kota A, neneknya terus menerus merindukan kampung halaman.
Mengurus dua anak itu satu hal, tapi dia tidak suka tinggal lama di sini.
Kediaman Mu baginya juga bukan tempat yang punya banyak kenangan indah.
Nenek Mu berkata tanpa merasa terganggu, “Belum tentu, kapan saja aku ingin pulang ya pulang saja.”
“Baik, terserah Anda. Tapi saya tetap harap Anda setidaknya tinggal di sini dua bulan dulu sebelum pergi.”
Nenek Mu heran bertanya, "Ini kenapa lagi? Anak itu kan tidak mungkin lahir dalam dua bulan?"
"Kalau ingin melihat kelahiran cicit perempuan lagi, dua bulan tentu tidak cukup. Nenek harus tinggal setahun penuh."
Dua bulan - itu jadwal pernikahan yang direncanakan semula.
Sebenarnya kurang dari dua bulan lagi. Semua persiapan masih berjalan secara rahasia.
Untung Sheng Youran cepat pulih, tanggal pernikahan yang sudah ditetapkan bisa sesuai rencana.
"Cicit perempuan?" Nenek Mu bingung, "Kalian sudah periksa USG? Masih terlalu dini untuk deteksi jenis kelamin."
Sheng Youran mengusap dahinya, memandang Mu Yibei dengan pasrah.
Si sombong ini benar-benar menganggap semua ucapannya adalah kebenaran mutlak.
"Betul, belum bisa terdeteksi. Tapi saya yakin ini anak perempuan." Mu Yibei membelai kepala Xingbao, "Nenek, bukankah lebih baik punya cucu perempuan?"
Sanbao yang sudah dicuci otaknya oleh Mu Yibei langsung mengangguk seperti drum kecil, "Nenek, aku sebentar lagi punya adik perempuan!"
Dia sama sekali tidak paham, hanya tahu menurut Ayah ini anak perempuan, maka itu pasti benar.
Erbao pernah meragukan, bahkan menunjukkan bukti ilmiah bahwa Ayah hanya mengada-ngada, tapi dia tetap tidak percaya.
Erbao menyerah dan membiarkannya begitu saja.
"......" Nenek Mu tidak bisa berkata-kata menghadapi kepercayaan diri berlebihan Mu Yibei.
*
Di ruang studi, Mu Yibei baru saja menutup telepon ketika melihat pintu kamar terbuka.
"Dia mengangkat pandangannya, lalu berkata padanya, 'Ke sini.'"
Sheng Youran masih terlihat agak bingung, berjalan mendekati meja kerja. "Mengapa kau bilang dua bulan pada Nenek?"
