Bab 608 Hati yang Tenang Saat Melihat Mu Yibei
Sheng Youran menerima kartu kamar, “Jam berapa jamuan malamnya dimulai?”
Berdasarkan pengalaman sebelumnya, penampilannya hari ini jelas tidak bisa langsung ikut serta。
Masih perlu berdandan, styling, dan ganti baju。
Hari ini hanya pergi menemani Ke'er mengunjungi Ibu Ai, bajunya cuma jaket biasa, bahkan tidak ada satu pun gaun di dalamnya。
Karena Mu Yibei beristirahat di sini, berarti maksudnya menyuruhnya ganti baju di tempat ini。
“Ini...” Pelayan tiba-tiba terbata-bata mendengar pertanyaan itu, ekspresinya terlihat menghindar。
“Ada masalah? Kau tidak tahu?”
Pelayan buru-buru menjawab, “Iya, maaf Nyonya Mu, saya tidak tahu hal ini... Saya hanya bertugas mengantar Anda ke sini。”
Sheng Youran tentu tidak mau menyulitkan pelayan muda itu, mengangguk lalu masuk ke lift。
“Tidak apa, aku tahu.”
Dia berdiri di dalam lift kaca tembus pandang, di luar terhampar pemandangan laut penuh.
Harus diakui, area ini memang memiliki sudut pandang terbaik.
Ketika pertama kali tahu tentang hotel ini, gedung ini belum ada.
Sepertinya tata letak ini ditambahkan belakangan.
Entah kebetulan atau bukan, ini bukan pertama kalinya dia ke hotel ini, tapi kenangan kunjungan pertamanya terlalu jelas terpatri.
Ini adalah industri keluarga Mu, di sinilah dulu dia bertemu Mu Yibei.
Lift tiba di lantai, dia langsung menuju kamar sesuai arah kartu kamar.
Lantai itu sunyi sepi tanpa pelayan, kesendirian yang membuat hati sedikit gelisah.
Jamuan malam ini benar-benar aneh.
Secara waktu, berapa pun jam mulainya, sekarang belum bisa dibilang terlambat kalau belum dimulai.
Tapi waktu juga tidak bisa dibilang masih awal.
Jika jamuan dimulai lebih cepat, tinggal dua tiga jam lagi.
Perjalanan dari Kota Suci ke sini memakan waktu cukup lama.
Musim dingin membuat langit cepat gelap, dan sekarang senja mulai menyapa.
Sepi pengunjung di hotel pada jam segini terasa sangat mistis.
Bahkan staf persiapan pun tampak minim.
"Bip", pintu kamar terbuka.
Suite yang terang benderang memamerkan jendela lantai ke langit di seberang, langit biru jernih menyatu dengan garis horizon laut.
Mu Yibei duduk di sofa kecil balkom, kaki bersilang sedang menerima telepon.
Betapa pun anehnya situasi tadi, hati An'an langsung tenang saat melihat siluet Mu Yibei.
Di sini adalah hotel keluarga Mu, Mu Yibei sudah menunggunya di sini. Maka jamuan malam seperti apa pun tidak lagi dia pedulikan.
"Langsung tangani saja. Aku sedang sibuk sekarang. Kalau tidak ada urusan penting, tak perlu laporkan." Tatapan Mu Yibei tertuju pada pantai di luar balkom, angin laut menerpa wajahnya. Sorot matanya yang semula terang di siang bolong tiba-tiba menjadi suram, "Urusan ini sampaikan saja ke Ye Mo. Masalah perempuan itu toh hanya urusan pribadinya."
Sheng Youran sudah mendekati balkom. Belum sempat diam-diam mendekat, dia melihat Mu Yibei sudah menutup telepon.
Dia menunduk, lalu melempar ponselnya sembari berkata dengan nada santai, "Licik sekali. Mau ngapain?"
Sheng Youran: "......"
Kok baru mendekat sedikit langsung ketahuan.
"Perempuan siapa yang kamu sebut tadi?" Dia menyandar di pinggir balkom tanpa mendekat lagi, "Perempuan macam apa yang perlu disampaikan ke Ye Mo?"
Mu Yibei memiringkan kepala. Wajahnya yang sempurna itu mengamat-amatinya sejenak sebelum senyum tipis mengembang di bibirnya.
Rupanya dia masih belum tahu apa-apa.
"Menurutmu?" Ujarnya dengan senyum masih tersirat di sudut bibir, "Selain seseorang tertentu, siapa lagi yang urusannya selalu berkaitan dengan Ye Mo?"
"Ye Mo'er?" Mata Sheng Youran membelalak.
Sebenarnya tadi dia hanya mendengar kalimat terakhir, itupun suaranya tidak begitu jelas.
Pikirannya melayang ke Ye Mo'er, tapi langsung ditepis. Tidak berani menerka lebih jauh.
Soalnya, kabar tentang Ye Mo'er malah disampaikan ke Ye Mo? Pasti bukan kabar baik.
"Apa yang terjadi dengan Ye Mo Er?"
Mu Yibei menunjukkan ketidaksenangan di wajahnya. Perempuan miliknya menunjukkan perhatian berlebihan pada orang lain, bahkan meski itu sesama perempuan, tetap membuatnya tak puas.
"Tidak ada. Dia belum mati."
"Sebenarnya apa yang terjadi? Kalau belum mati, berarti terluka lagi? Bertemu bahaya? Jangan-jangan nyawanya di ujung tanduk!" Sheng Youran teringat Yuan Xi yang kabur, sementara Ye Mo Er meminta R pergi ke London.
Bagaimana jika Yuan Xi tahu hubungannya dengan Ye Mo Er dan membalas dendam?
Luka tembak Ye Mo Er baru sembuh beberapa waktu lalu, regenerasi secepat apapun tak mungkin pulih total.
"Kau berandai-andai berlebihan." Mu Yibei berdecak dingin, bersandar di sofa mewah dengan suara malas, "Dia baik-baik saja. Hanya keberadaannya terdeteksi di Kota Suci, tujuan sementara belum jelas."
Sheng Youran terkejut, "Kenapa dia bisa datang ke sini?"
Ye Mo Er dulu kabur dengan risiko besar, pasti tak akan kembali sembarangan.
Lagipula teori "tempat paling berbahaya adalah paling aman" sama sekali tak masuk akal.
Bagaimanapun, lebih baik membuat Ye Mo sama sekali tak bisa menebak lokasinya
Sedangkan di Kota Suci ini, angin puyuh kecil sekalipun sulit luput dari pengamatan mereka.
Ini bunuh diri!
"Maksudmu tujuan belum jelas?"
Mu Yibei berkata dengan santai, "Apa menurutmu? Sudah lama kukatakan padamu, dia muncul biasanya punya tujuan yang sangat jelas, kalau tidak biasanya tidak akan muncul. Meski Ye Mo'er terluka, jika dia benar-benar ingin menyembunyikan keberadaannya, tidak mungkin aku bisa menerima pesan begitu dia tiba di Kota Suci."
"Ini... artinya apa?" Sheng Youran merasakan ketegangan dan kekhawatiran di hatinya.
Jika kali ini ditangkap oleh Ye Mo, mungkin dia tidak akan punya kesempatan lagi.
"Masih perlu ditanya artinya?" Mu Yibei mengerutkan alisnya balik bertanya, "Dia sudah pergi, tapi memilih kembali saat ini, dan membiarkan diri ditemukan. Ini hanya membuktikan, dia tahu kita akan menemukannya, dia menunggu kita menemukannya. Bahkan bukan kita yang menemukannya, tapi dia yang mencari kita."
"Apapun tujuannya, setidaknya satu hal tidak berubah. Dia melarikan diri, tapi kembali lagi, mungkin ada hal yang lebih penting daripada kabur."
Pria yang berbicara itu memandang dengan dalam, "Kondisi seperti ini biasanya tidak baik."
Saat mengangkat pandangan, dia melihat wajah Sheng Youran yang tengah berpikir dalam namun gelisah, alisnya tiba-tiba berkerut.
Ketemu hantu, hal-hal ini seharusnya bisa dibahas sekilas saja, sama sekali tidak perlu dijelaskan padanya.
Hari ini dia bukan datang ke sini untuk menjelaskan hal-hal tidak berarti ini padanya!
Bagaimanapun juga urusan Ye Mo'er adalah urusan Ye Mo, dia malas ikut campur!
"Lalu kondisi ini..."
Perkataan Sheng Youran terpotong.
"Nyonya Mu berencana berdiri di sini membahas masalah perempuan ini denganku selama berjam-jam?"
Dia akhirnya berhenti bicara, teringat gaun yang dilihatnya tadi saat masuk, "Gaun di luar itu, apakah harus dipakai sebelum jamuan malam?"
Sorot mata Mu Yibei baru mulai melunak beberapa poin, "Hm, ganti sekarang."
