Bab 622: Erbao Si Tukang Sok
"Bukan apa-apa, kalau dia hamil aku cuma mau menjenguk. Baru hamil kok sudah dikait-kaitkan dengan melahirkan..." gumamnya kesal, "Lagipula, Ke'er sedang ada masalah akhir-akhir ini."
Urusan Ibu Ai terus membuat Ke'er pusing, bahkan saat hamil sekarang, nada bicaranya masih belum menunjukkan perubahan.
Sheng Youran juga tidak paham kenapa Ibu Ai bersikap begitu, tapi jika kehamilan pun tidak bisa mendamaikan konflik mereka, kedepannya pasti semakin rumit.
Meski sudah menghapus pesan tentang pulang menjenguk, dia tetap menulis ulang.
Seperti dugaannya, hasil yang didapat kurang lebih sama.
Meski Ai Ke'er tahu dirinya hamil, tapi hasilnya tetap tidak baik.
Saat pergi ke restoran untuk makan, mereka kembali bertemu Lu Feiyang dan Ji Chixi. Melihatnya duduk sendirian sementara, keduanya spontan mendekat.
"Yibei pergi mencari Erbao dan Sanbao, sebentar lagi datang." Sheng Youran tersenyum, meletakkan ponselnya di samping, "Ada apa dengan kalian?"
Ekspresi Lu Feiyang terlihat kesal, "Tidak apa-apa, Bibi. Jika kami ada masalah, kau harus melindungi kami."
"Kata 'kami' dihilangkan..." Ji Chixi membersihkan tenggorokannya.
Setelah membuat Mu Yibei marah, lalu menyinggung Ye Mo, Lu Feiyang hampir ingin berkemas dan pergi pagi itu juga.
Kemarin dialah yang tanpa tahu situasi mengantar Erbao dan Sanbao menemui Mu Yibei dan Sheng Youran, baru kemudian tahu itu ternyata acara lamaran.
Pantas saja Mu Yibei malam itu raut wajahnya sangat buruk, sorot matanya ke mereka berdua seperti ingin menyuruh pergi, merasa mereka mengganggu.
Lalu Lu Feiyang juga dianggap Ye Mo'er sebagai orang yang tak berniat menolong. Saat Ji Chixi membantu, kebetulan Ye Mo datang membawa orang pergi...
Singkatnya, andai tahu akan bertemu Mu Yibei dan Ye Mo secara beruntun, dipukuli sampai mati pun takkan berenang di waktu itu.
"Maksudmu kejadian kemarin?" Sheng Youran melihat wajah cemas Lu Feiyang, tak tahan tertawa, "Benar-benar tak apa, jangan takut padanya."
Lu Feiyang dan Ji Chixi termasuk yang terlihat paling 'jujur' di antara mereka.
Terutama Lu Feiyang, sampai sekarang masih menjadi mahasiswa pascasarjana, latar belakang dan kepribadiannya yang paling bersih. Melihatnya di-bully, dia benar-benar tidak tega.
"Bukan cuma itu, Bibi Istri Paman." Lu Feiyang mengeluh, "Aku juga sudah menyakiti Kakak, menyakiti Ye Mo Er."
Dalam keterkejutan Sheng Youran, dia mendengar penjelasan masalahnya sambil menunjuk dagunya dan memandangnya penuh simpati, "Tenang, aku akan melindungimu!"
Lu Feiyang sebenarnya selalu dilindungi sehari-hari, tapi bagi mereka masih dianggap anak-anak, mungkin memang mudah di-bully.
"Benarkah? Sudah kuduga, bibi istri paman ini favoritku!" Lu Feiyang segera menuangkan teh sendiri, menggantikan arak dengan teh, "Habis!"
Ji Chixi mengatupkan bibir dengan senyum tipis, sekadar mengintimidasi sedikit saja, anak ini benar-benar tidak tahan dengan intimidasi.
Harus mendengar jaminan Sheng Youran baru bisa tenang.
"Ngomong-ngomong, kenapa Shao Jing belum muncul." Ji Chixi mengangkat alis yang tampan, dengan santai memegang cawan, "Biasanya hal seperti ini dia pasti tidak akan absen, apalagi ini dia yang memanggil kita."
Sheng Youran kebetulan melihat WeChat, sambil membalas pesan berkata, "Dia baru saja membawa Ke'er ke rumah sakit, Ke'er hamil."
"Byur!" Lu Feiyang hampir menyemburkan tehnya, batuk beberapa kali.
"Lu Feiyang..." Ji Chixi menekan titik antara alis sambil menggelengkan kepala.
"Kakak Ai hamil!" Lu Feiyang menarik napas panjang, "Aku masa tidak tahu sama sekali."
“Sheng Youran mengingat mereka berdua sangat akrab, hubungannya cukup baik,” dia mengangguk, “Baru tahu, pasti belum sempat memberitahumu.”
“Apa itu Kakak Ai, kamu tidak memanggil Bibi Istri Paman, Shao Jing pasti akan marah padamu.” Ji Chixi berkata perlahan.
Lu Feiyang mengangguk, “Ya ya ya, lain kali aku akan ingat...”
Saat Mu Yibei membawa Erbao dan Sanbao datang, melihat beberapa tempat duduk di meja sudah diduduki, dia melirik mereka dengan tidak senang.
Dua orang ini, benar-benar tidak menganggap diri sebagai orang luar.
“Paman Lu, Paman Ji!” Sanbao menyambut dengan semangat, tersenyum manis, tanpa segan-segan duduk di antara mereka berdua.
“Xingbao, semakin manis saja, foto bareng Paman Ji yuk?” Ji Chixi sambil bicara mengeluarkan ponselnya.
“Baiklah!” Sanbao setuju dengan lapang, “Ayo foto bareng kamu.”
Pelayan yang mengantarkan menu mendengar ini, langsung terkesima.
Biasanya orang-orang yang memohon foto dengan Ji Chixi, tapi Ji Chixi sendiri malas melayani.
Sekarang Ji Chixi yang memohon foto dengan gadis kecil ini, setelah disetujui malah senang sekali.
Kalau tidak melihat langsung, siapa yang percaya.
Ji Chixi menemukan sudut terbaik, selain membuat Sanbao terlihat cantik, juga menjamin wajahnya sendiri tampak sempurna.
Setelah memotret, dia sangat bangga. Foto ini jika diposting, Xingbao bisa menghabisi semua bintang cilik populer saat ini.
“Xingbao, bolehkah Paman Ji mengirim foto ini ke penggemar untuk dilihat?”
Sanbao mengedipkan matanya, "Apakah itu Weibo Paman Ji? Aku juga punya Weibo lho, Kakak baru-baru ini membantuku membuatkannya."
Ji Chixi tersenyum, "Benar, unggah saja, mereka semua pasti akan sangat iri padamu."
Mu Yibei mencibir, "Kulit wajahnya mana?"
Lu Feiyang membongkar tanpa ampun, "Katanya gaya penggemarmu sangat tidak biasa, mungkin mereka tidak iri pada Sanbao, tapi iri karena kamu punya kesempatan berfoto dengan Sanbao."
Seperti diduga, setelah Ji Chixi mengunggah, pujian untuknya langsung tenggelam dalam komentar yang bertanya-tanya siapa gadis kecil ini.
Ji Chixi mulai mengikuti Sanbao, tak lama kemudian jumlah penggemar Sanbao mulai meroket.
"Waah, penggemar Paman Ji banyak sekali."
"Nggak bisa dihindari, aku memang terlalu populer." Kata Ji Chixi dengan kulit wajah setebal tembok.
Mu Yibei juga tidak mencegah, urusan kedua anak ini selalu mereka yang menentukan sendiri.
Sanbao suka bermain-main, biarkan Ji Chixi membantu menambah penggemarnya juga bagus.
Baru saja selesai makan, Lu Feiyang mulai mengejek, "Ji Chixi, para pembencimu sudah mulai membujuk Sanbao untuk menjauhi paman aneh sepertimu."
Ji Chixi tidak sering mengunggah di Weibo, tapi basis penggemarnya sangat besar. Kali ini setelah mengunggah foto bersama Sanbao yang di-repost akun-akun besar, sorotan semua tertuju pada identitas gadis kecil ini, memicu diskusi panas.
Ada yang bilang putri saudaranya, ada yang bilang rekan kerja di proyek baru, ada juga yang menyebutnya putri haram...
Mu Yibei mengangkat pandangan melihat Sanbao yang tampak senang mendapat banyak perhatian, "Suka main ini?"
"Ayah, jumlah penggemarku terus bertambah."
Mu Yibeu memegang cangkir teh, sorot matanya tertuju pada Ji Chixi dengan maksud jelas.
Ji Chixi: "...Aku segera umumkan akunnya."
Baru saja menyadari dia mem-follow orang baru, akhirnya tahu itu akun Sanbao.
Saat Ji Chixi men-tag langsung akunnya, mata Sanbao terpaku tak berkedip.
Ji Chixi menemukan ini trik ampuh untuk menarik perhatian anak-anak. Sebelum semangat Sanbao mereda, dia menoleh ke Erbao sambil tersenyum, "Ling Xi, Weibo-mu mana?"
Erbao menjawab dengan sikap sok, "Paman Ji, penggemarku sudah banyak. Lagipula akunku dikelola perusahaan, aku tidak mau buang waktu."
Ji Chixi: "..."
Dia selalu mengelola akunnya sendiri, tapi akun anak ini malah dikelola perusahaan...
